Sopir Truk Menyerah Tembus Banjir di Pantura Semarang: Tahun Ini Terparah!

Sopir Truk Menyerah Tembus Banjir di Pantura Semarang: Tahun Ini Terparah!

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 30 Okt 2025 15:23 WIB
Truk mogok di Jalan Kaligawe Pantura Semarang-Demak, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Kamis (30/10/2025).
Truk mogok di Jalan Kaligawe Pantura Semarang-Demak, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Kamis (30/10/2025). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Semarang -

Banjir di Jalan Pantura Semarang-Demak tahun ini disebut-sebut makin parah. Banyak truk mogok imbas menerjang banjir di wilayah tersebut.

Pantauan detikJateng di Jalan Kaligawe depan RSI Sultan Agung, Kamis (30/10/2025) pukul 12.00 WIB, tampak banyak truk yang terparkir di badan jalan. Salah satunya ada yang tengah diderek karena tak bisa jalan.

"Mesinnya kemasukan air, mogok, ditunggu dulu," kata salah satu sopir yang truknya mogok, Anton (32) kepada detikJateng di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu sopir asal Pati, Eko (35) juga mengungkap hal serupa. Meski truknya tak mogok, ia melihat banyak truk mogok di Jalan Pantura Semarang-Demak, selama melaju dari Probolinggo, Jawa Timur.

"Saya belum pernah mogok, tapi truk banyak yang mogok karena mesin terendam banjir, filter angin terendam, kebanyakan sih filter angin terendam," kata Eko kepada detikJateng.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, truk yang baru melintas di Jalan Pantura seharusnya langsung diservis dan dicuci menggunakan air tawar. Pasalnya, banjir di Jalan Pantura itu tercampur air asin imbas rob di perairan Pantura.

"Harusnya dicuci air tawar karena ini kan kena air asin, rob itu. Kalau mau menerjang banjir sopir harusnya rajin cek filter angin dan mesin supaya nggak mogok," tuturnya.

Eko sendiri sudah menggunakan truk tronton tersebut selama sebulan terakhir untuk mengambil dan membawa muatan motor dari Jakarta ke Surabaya.

"Saya dari Probolinggo, mau ke Jakarta, berangkat dari kemarin sore, mau ambil motor. Biasanya kalau lancar (butuh waktu) 3 hari 2 malam, kalau banjir bisa telat 1 hari 1 malam," tuturnya.

"Dari 2009 selalu merasakan banjir, tapi tahun ini paling parah di Semarang. Dulu sempat paling parah di Kudus, tapi tahun ini lebih parah di Semarang," lanjutnya.

Ia pun memilih melewati jalur kota usai truknya menerjang banjir. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk mengeringkan rem truknya.

"Biasanya sopir nggak ngeh, remnya basah, terus buat ngebut di tol itu nggak bisa nanti, itu yang buat rem blong. Makanya saya pilih lewat kota, pelan-pelan supaya dikeringkan sekalian," ungkapnya.

Hal senada dikatakan sopir truk lainnya, Didik (54). Menurutnya juga, banjir tahun ini paling parah karena cukup tinggi dan tak kunjung surut. Ia mengaku pernah terjebak macet hingga empat jam hanya untuk 2-3 kilometer perjaanan.

"Sebelumnya paling cuma 15 menitan, ini dari subuh bisa sampai jam 09.00 WIB pagi baru sampai," kata Didik kepada detikJateng.

Ia sendiri hendak mengambil muatan minuman, dari pelabuhan Tanjung Mas hingga ke Bawen. Sudah sekitar dua hari ini dirinya mengalami kemacetan di Kota Semarang.

"Tahun ini banjirnya terparah, nggak surut-surut. Truk banyak yang mogok. Truk-truk kecil gitu. Kalau yang besar sudah aman untuk lewat. Itu yang biasanya ditumpangi warga," ungkapnya.

"Banjir ini paling lama, nggak surut-surut proyek pembangunan tol juga belum selesai, yang pembuangan ke laut mungkin sementara kan ditutup untuk pengerjaan tol," lanjutnya.

Sementara itu, Babinsa Kelurahan Terboyo Kulon, Sertu Suliman mengatakan saat ini ketinggian banjir di depan RSI Sultan Agung mencapai 50-90 sentimeter (cm) dan menyebabkan banyak truk mogok.

"Ketinggian banjir saat ini mencapai 50-90 cm, untuk truk-truk banyak yang mogok, yang kemungkinan besar belum tahu (kondisi) jalannya," ungkapnya.

"Yang (mogok) truk kecil-kecil yang roda enam, roda empat, yang roda enam ke atas, roda delapan, itu aman," lanjutnya.

Ia mengatakan, banyak mobil yang nekat menerjang banjir pun mogok. Ia menyarankan agar mobil pribadi berukuran kecil untuk tak melewati Jalan Kaligawe.

"Kalau mobil-mobil yang mungkin rodanya tinggi itu bisa lewat sini, tapi kalau yang mobil-mobil kecil itu nggak bisa, eman-eman. Kayak Agya itu nggak bisa," tuturnya.

Suliman juga mengimbau masyarakat untuk menghindari Jalan Kaligawe Raya Km 4, dan mencari jalan alternatif lainnya.

"Kayak yang dari Genuk mau ke selatan, lewat Wolter Monginsidi bisa. Sebelumnya hari kelima itu sudah surut, kemudian malam gerimis, pagi hujan, akhirnya nambah lagi sampai sekarang belum surut-surut," ungkapnya.




(aku/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads