Korban Fantasi Cabul Chiko Semarang Menanti Keadilan

Terpopuler Sepekan

Korban Fantasi Cabul Chiko Semarang Menanti Keadilan

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 26 Okt 2025 12:07 WIB
Siswa SMAN 11 Semarang demo di  dalam sekolah terkait kasus alumnus Chiko editfotocabul  pakai AI, Jumat (24/10/2025).
Siswa SMAN 11 Semarang demo di dalam sekolah terkait kasus alumnus Chiko editfotocabul pakai AI, Jumat (24/10/2025). Foto: Dok. Siswa SMAN 11 Semarang
Semarang -

Alumnus SMAN 11 Semarang Chiko Radityatama Agung Putra diduga melakukan kekerasan seksual berbasis digital kepada teman hingga gurunya. Kini, para korban masih menanti keadilan.

Perbuatan yang dilakukan Chiko ialah mengambil foto korbannya dan direkayasa menjadi vulgar dengan bantuan AI. Diduga ada puluhan korban terutama dari temannya semasa di SMAN 11 Semarang.

Chiko juga menyebarkan foto-foto editan itu di sosial media X. Dari sanalah semua terungkap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

FA (18) menjadi salah satu korbannya. Dia mengetahui fotonya terpampang di akun X anonim itu karena diberi tahu temannya awal Oktober lalu.

Hasil penyelidikan para korban, diketahui akun itu aktif sejak 2021 dan mulai mengunggah konten vulgar pada 2023.

ADVERTISEMENT

"Karena di situ ada foto tas oranye, kita cek yang punya tas oranye Chiko. Kemudian di akun Twitter itu ada dia ngepost foto kelaminnya, teman-teman saya stalking dan bilang 'kok kayak kamarnya Chiko'," ujarnya saat berbincang dengan detikJateng Rabu (22/10/2025).

Para korban alumni SMAN 11 Semarang kemudian bersolidaritas. Mereka sempat menggeruduk tempat tinggal Chiko untuk meminta klarifikasi pada 7 Oktober lalu.

Chiko mengakui perbuatannya. Para korban, juga menemukan fakta baru jika ternyata korban Chiko lebih banyak dari yang diketahui.

"Di Google Drive-nya itu ternyata sudah banyak foto anak-anak FH Undip yang dipaparazi sama dia. Jadi dia nggak berhenti pas SMA aja, sampai kuliah pun dia masih kayak gitu. Jadi banyak anak FH Undip yang mungkin korbannya nggak tahu kalau dia dipaparazi," terangnya.

Trauma

FA masih menanti keadilan atas yang dialaminya. Dia juga mengaku trauma atas perbuatan Chiko.

"Saya jadi takut banget upload foto di Instagram. Bahkan Instagram saya yang awalnya ada profile picture-nya, terus ada posting foto saya pribadi, sampai ada highlight-nya, itu saya hapus. Saya juga nggak pakai profile picture di Instagram karena masih was-was," katanya.

Siswa SMAN 11 Semarang demo di  dalam sekolah terkait kasus alumnus Chiko editfotocabul  pakai AI, Jumat (24/10/2025).Siswa SMAN 11 Semarang demo di dalam sekolah terkait kasus alumnus Chiko editfotocabul pakai AI, Jumat (24/10/2025). Foto: Dok. Siswa SMAN 11 Semarang

Begitu juga H korban lain dari Chiko. Dia mengaku sempat mengalami gangguan psikologis setelah mengetahui dirinya menjadi korban.

"Waktu kasus keluar kebetulan saya lagi UTS, jadi sangat amat mengganggu proses belajar saya. Dan beberapa waktu yang lalu saya sempat sampai burnout, udah di titik hopeless," ujarnya.

"Tapi sekarang kayak alhamdulillah udah membaik. Cuma kalau kondisi sekarang, kalau ngejelasin kronologi suka masih gemeteran," sambungnya.

Baik H dan FA sama-sama ingin agar Chiko bisa dihukum berat. Para korban bahkan menggandeng pengacara untuk mendampingi mereka secara hukum.

"Saya penginnya sih pelaku dapat hukuman yang setimpal-timpalnya, entah apapun itu. Pokoknya saya nggak peduli dia mau diapain, yang penting dapat hukuman yang setimpal-timpalnya," sambungnya.

Solidaritas dari Siswa

Selain dari sesama korban, solidaritas juga datang dari siswa SMAN 11 Semarang. Tercatat para siswa sudah melakukan dua kali unjuk rasa di sekolah terkait kasus ini.

Unjuk rasa dilakukan untuk mendorong sekolah dan dinas pendidikan aktif dalam mengawal kasus tersebut.

Para siswa tampak menyampaikan aspirasi dan membawa poster yang menuntut keadilan untuk para korban Chiko. Terakhir, mereka melakukan unjuk rasa pada Jumat (24/10).

Suara mereka juga dituliskan dalam berbagai poster dan puluhan sticky note yang ditempelkan di papan sekolah. Beberapa bertulisan 'Roro Out', '#KorbanButuhKeadilan', 'Bandar Korupsi', '#LengserkanRoro'.

Sayangnya, pintu gerbang SMA tersebut tertutup rapat. Satpam sekolah melarang media untuk masuk dan meliput aksi demo tersebut. Alumni yang jadi korban juga tak diperkenankan bergabung.

Salah satu siswa kelas XII yang berorasi, Albani Telanai P, mengatakan, aksi kedua ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap sikap pihak sekolah dan Dinas Pendidikan yang dinilai pasif dalam mendampingi korban.

"Tadi kita ngelakuin aksi kedua untuk memperjelas tuntutan kemarin, soal mediasi tertutup karena banyak ketidakjelasan dari dinas maupun kepala sekolah terkait mediasi kemarin," kata Albani seusai demo.

"Dinas dan kepala sekolah tidak turut serta dalam pelaporan kasus dan bahkan tidak menangani korban. Mereka hanya memberikan ruang saja kepada korban untuk melapor, tapi tidak ingin ikut campur atau tidak turun langsung," lanjutnya.

Kasus Naik Penyidikan

Polda Jateng memastikan akan mengusut kasus ini hingga tuntas. Saat ini, kasus tersebut sudah naik ke tahap penyidikan.

"Kita telah melakukan serangkaian klarifikasi dan penyelidikan terhadap kasus tersebut, penyidik sudah menetapkan bahwa kasus tersebut dinaikkan statusnya menjadi penyidikan," kata Artanto di Mapolda Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Kamis (23/10/2025).

Ratusan siswa SMAN 11 Semarang berunjuk rasa seusai upacara bendera, Selasa (20/10/2025).Ratusan siswa SMAN 11 Semarang berunjuk rasa seusai upacara bendera, Selasa (20/10/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Chiko disebut berpotensi dijerat dengan pasal UU ITE. Sejauh ini sudah ada 10 korban yang diperiksa. Penyidik juga berencana memanggil ahli untuk kasus ini.

Artanto menegaskan, proses penyelidikan tetap berjalan profesional dan transparan. Pihak kepolisian juga telah mendatangi Chiko untuk mengklarifikasi perbuatannya.

"Kemarin kita sifatnya klarifikasi dan proses pemberkasan, hari ini projustitia, sehingga pada saat penyidikan sudah naik baru kita lakukan pemeriksaan terhadap para saksi korban," tuturnya.

"Walaupun orang tuanya anggota Polri, Chiko tetap harus dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bapaknya Bintara Tinggi di Polres Semarang. Kalau ibunya menjabat suatu jabatan yang strategis selaku perwira di Polrestabes Semarang," lanjutnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Chiko, Tukang Edit Foto Cabul Pakai AI"
[Gambas:Video 20detik]
(afn/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads