Hasil laboratorium sampel makanan yang diduga menjadi penyebab 48 siswa di Kecamatan Wedi, Klaten keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah keluar. Dari hasil sampel yang dicek diketahui keracunan ternyata berasal dari bakteri.
"Dari hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel makanan yang kita kirim sudah ada hasilnya. Bahwasanya ada positif bakteri," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, dokter Anggit Budiarto kepada detikJateng, Kamis (16/10/2025) siang.
Dijelaskan Anggit, dari pemeriksaan tersebut ditemukan dua jenis bakteri. Yaitu bakteri bacillus cereus dan escherichia coli (E. coli).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bacillus cereus ditemukan pada nasi dan escherichia coli pada sopnya. Kedua bakteri inilah yang menimbulkan reaksi mual dan muntah pada penderita," jelas Anggit.
Dengan temuan itu, sambung Anggit, sesuai kewenangan yang dimiliki dinas maka akan melakukan langkah-langkah. Di antaranya meminta SPPG memperkuat proses sanitasi.
"Di antaranya memperkuat proses-proses sanitasi mulai dari ruangannya maupun pengolahan yang ada di SPPG. Ini yang terus kita imbau untuk semua SPPG," ucap Anggit.
Sebelumnya diberitakan, puluhan siswa SMPN 1 Wedi dan SD di Kecamatan Wedi, Klaten dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit usai mengalami gejala keracunan makanan yang diduga dari MBG. Untuk memastikan penyebabnya, sampel MBG dikirim ke laboratorium.
"Sampel dari daging, sayur nasi, dan lainnya dikirim ke Labkesmas (laboratorium kesehatan masyarakat) di Yogyakarta. Sampel air juga diambil dan hari ini diperiksa laboratorium air," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Anggit Budiarto kepada detikJateng, Kamis (9/10) siang.
Menurut Anggit, setelah ada laporan kejadian dugaan keracunan tersebut tim bergerak cepat mengambil sampel. Untuk memastikan penyebab semua masih menunggu hasil pemeriksaan.
"Untuk kami tetap harus menunggu hasil dari pemeriksaan. Kalau terkait dengan SPPG kita Dinas Kesehatan sudah melakukan semacam pembekalan setelah kita mendapatkan surat dari BGN (Badan Gizi Nasional)," kata Anggit.
(aap/apl)











































