Rawa Jombor di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten direvitalisasi pemerintah pusat. Revitalisasi kali kedua di rawa seluas 178 hektare itu sudah dilakukan sekitar dua pekan.
Revitalisasi dari pantauan detikJateng mengerahkan alat berat ekskavator. Terlihat ada tiga ekskavator di bagian timur yang salah satunya terapung dan satu dikerahkan di sisi selatan.
Alat-alat berat itu ada yang mengeruk tanah sedimen dan ada yang membersihkan pukat dan karamba. Tanah sedimen kemudian dibawa dengan truk untuk digunakan sebagai uruk di lahan barat rawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tepian sisi barat dekat pintu air yang biasanya banyak sampah dan penuh eceng gondok terlihat bersih dan luas. Demikian juga di arah timur dan selatan sudah sebagian terlihat bersih dari jaring dan patok-patok bambu.
Warung apung di sisi barat dan kapal-kapal wisata masih ada. Hanya saja rawa terlihat lebih rapi karena patok bambu, karamba, pukat dan jaring sudah lebih bersih tertata.
"Revitalisasi dilakukan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) bekerjasama dengan TNI. Sebelum pelaksanaan kegiatan kita telah beberapa kali mensosialisasikan," jelas Komandan Kodim 0723/ Klaten, Letkol Inf Slamet Hardianto kepada detikJateng, Kamis (16/10/2025) siang.
Dijelaskan Slamet Hardianto, dalam sosialisasi sudah disepakati baik luasan area maupun batasan waktu penertiban. Sasaran kegiatan saat ini meliputi sedimentasi, pukat dan karamba ikan.
"Sasaran kegiatan saat ini adalah pembersihan sedimentasi, penertiban pukat dan keramba ikan. Untuk sedimentasi sampai saat ini baru 25 persen, penertiban pukat baru sekitar 15 persen karena menunggu batas waktu yang sudah disepakati dengan petani yaitu 25 Oktober," terang Slamet Hardianto.
Untuk saat ini, lanjut Slamet, petani diimbau untuk masuk ke area yang telah disepakati bersama. Revitalisasi itu bertujuan menata rawa Jombor lebih baik lagi.
"Tujuan kegiatan ini agar rawa Jombor lebih tertata, lebih rapi serta meningkatkan potensi kawasan wisata, pengerukan sedimentasi serta penertiban karamba dan pukat juga untuk meningkatkan kualitas air rawa Jombor agar semakin bagus, kapasitasnya bertambah agar bisa lebih dimanfaatkan petani ikan dan petani padi," kata Slamet Hardianto.
Koordinator Operasional Bendung Rawa Jombor Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Nandung Setiawan menjelaskan revitalisasi itu melanjutkan tahun 2021. Pengerjaan bekerjasama dengan TNI AD.
"Bekerjasama dengan TNI AD, dari pusat sampai Kodim, Koramil dan sudah sekitar dua pekan. Kita sudah sosialisasi ke masyarakat sekitar," ungkap Nandung kepada detikJateng.
Menurut Nandung, masyarakat pemilik karamba, jaring dan pukat di luar ketentuan diberi batas waktu akhir Oktober untuk membersihkan mandiri dulu. Untuk luasan pemanfaatan kawasan yang semula hanya lima hektare ditambah menjadi sembilan hektare.
"Untuk luasan karamba ditambah menjadi sembilan hektare. Ada enam kelompok petani, ada yang di tengah lokasinya tapi ada yang di sekitar makam," papar Nandung.
Ke depannya, sebut Nandung, jaring dan pukat tidak diperbolehkan tapi karamba tetap bisa beroperasi di luasan serta tempat yang diperuntukkan. Untuk tugu patok tidak lagi dengan bambu.
"Nanti patok batas dengan sesuatu yang mengapung, misal styrofoam atau drum sehingga terlihat rapi dan tertata," katanya.
Sekdes Krakitan, Kecamatan Bayat, Warsono menjelaskan sebelum pelaksanaan sudah ada sosialisasi dengan warga. Termasuk ke pemerintah desa.
"Sudah ada sosialisasi dengan warga dan Pemdes juga. Termasuk penataan karamba yang jumlahnya sekitar 200-an," kata Warsono.
(aku/apl)











































