9 Korban Keracunan MBG Tawangmangu Masih Dirawat, SPPG terancam Sanksi

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Jumat, 10 Okt 2025 13:50 WIB
Ketua Satgas Percepatan MBG sekaligus Wakil Bupati Karanganyar, Adhe Elina, saat menjenguk siswa SMPN 1 Tawangmangu yang dirawat di RSUD Karanganyar, Jumat (10/10/2025). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng.
Karanganyar -

Sembilan dari 10 korban keracunan makan bergizi gratis (MBG) di SMPN 1 Tawangmangu masih dirawat di RSUD Karanganyar. Sedangkan satu korban lainnya menjalani rawat jalan.

Ketua Satgas Percepatan MBG sekaligus Wakil Bupati Karanganyar, Adhe Elina, menjenguk para korban yang tengah dirawat menyebut para korban kemungkinan akan diperbolehkan pulang besok.

"Kalau dari sana (Tawangmangu yang mengalami keracunan) 105 orang, tapi tidak semua rawat inap. Yang rawat inap ada 10 orang, sekarang tinggal 9 orang. Insyaallah besok semuanya sudah pulang," kata Adhe kepada awak media di RSUD Karanganyar, Jumat (10/10/2025).

Biaya perawatan 10 siswa akan ditanggung oleh Pemkab Karanganyar. Kondisi pasien terus dipantau oleh dokter anak di RSUD Karanganyar.

Dalam kesempatan itu, Adhe sempat mengajak bicara sejumlah siswa yang masih dirawat. Dia mengatakan SMPN 1 Tawangmangu sudah sekira 2 bulan terakhir mendapatkan MBG, hingga terakhir memakan nasi goreng pada Kamis (9/10).

"Kami menjenguk yang kemarin ada indikasi keracunan di Tawangmangu. Kita memastikan semuanya, saya ajak diskusi satu per satu. Saya tanya semuanya, kamu sudah dapat makan (MBG) berapa lama, ternyarta sudah dapat makan 2 bulan, sampai kemarin makan nasi goreng," tutur Adhe.

"Sebelumnya dimakan terus tidak, makan terus pak, enak, habis, ada susunya. Besok takut lagi nggak? Enggak pak yang penting jangan nasi goreng, itu pesannya," imbuhnya.

Berkaitan dengan kejadian ini, SPPG penyedia makanan sudah dicek. Pemkab Karanganyar masih menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui penyebab keracunan. Adhe mengatakan, akan ada sanksi untuk SPPG tersebut.

"Tentu akan kita berikan sanksi, atas nama Pemerintah Satgas Karanganyar. Kita rekomendasikan untuk memerintahkan (pemberhentian) sementara sampai terpenuhi SOP yang disyaratkan pemerintah pusat dan pemkab. Kita ingin di Karanganyar SOP dipenuhi," jelasnya.

"Tentu dalam program baru ada kekurangannya, tapi terus kita perbaiki kekurangan ini. Kita tidak mau ada KLB di Karanganyar," imbuhnya.

Sementara itu, Sekertaris Dinas Kesehatan Karanganyar, Dwi Roshariati, menambahkan pihaknya telah mengambil sampel makanan dari kasus keracunan MBG di Tawangmangu.

"Sesuai standar dalam penanganan KLB keracunan, dalam kurun waktu kurang dari 24 jam kita memastikan mengambil sempel makanan yang selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dari situ kita bisa mengetahui sumber bakteri dari mana. kita belum bisa matur, karena semua masih dalam proses," kata Dwi.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa mengalami sakit mual, muntah, nyeri lambung, dan pusing usai menyantap menu MBG pada Kamis (9/10). Camat Tawangmangu adalah Eko Joko Widodo mengatakan, ada dua TK, dua SD, dan satu SMP yang siswa mengalami keracunan.

"Data dari Puskesmas Tawangmangu, di SMPN 1 Tawangmangu ada 62 siswa, SDN 2 Nglebak 1 siswa, SDN 2 Nglebak ada 24 siswa. Lalu di TK Nglebak 1 ada satu siswa, dan di TK Nglebak 2 ada satu siswa," kata Eko saat dihubungi detikJateng, Kamis (9/10).

Dia menjelaskan, sementara ada 89 siswa yang diduga mengalami keracunan MBG. Sebanyak tiga siswa dirawat di klinik Medistra, dan tiga siswa dirawat di klinik Pak Seno.

Sementara sembilan siswa sempat dilarikan ke RSUD Karanganyar, dan 3 siswa masih diinfus di Puskesmas Tawangmangu.

"Pasien yang sudah di rawat 3 pasien. Yang masih menjalani observasi di IGD ada 6 pasien," jelasnya.



Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"

(apl/alg)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork