Data dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa murid-murid di Kecamatan Wedi, Klaten, terus bertambah. Total, ada 49 murid yang harus menerima perawatan.
"Data per jam 19.00 WIB jumlah total pasien 49 siswa. Yang rawat inap ada 22 orang, lainnya ditangani di puskesmas dan RSD Bagas Waras serta diperbolehkan pulang," ungkap Kepala Puskesmas Wedi, dokter Wahyu Ciptadi, kepada detikJateng Kamis (9/10/2025) malam saat diminta konfirmasi.
Wahyu menuturkan selain menimpa siswa SMPN 1 Wedi dan murid Sekolah Dasar (SD), korban dugaan keracunan MBG itu juga terjadi ke anak TK. Pasien TK tersebut sudah dirujuk ke RSD Bagas Waras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi kami merujuk pasien tersebut (siswa TK) dan riwayatnya makan menu MBG hari Rabu (8/10)," jelas Wahyu.
Seorang relawan yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, siswa TK tersebut masuk ke Puskesmas sekitar pukul 17.30 WIB. Siswa TK itu memiliki gejala demam.
"Karena tadi hasil pemeriksaan ada panas tinggi dan nyeri perut sehingga dirujuk," ungkap dia kepada detikJateng.
Sumber relawan mengungkapkan, berdasarkan kronologi keluarga, murid TK Desa Melikan, Kecamatan Wedi tersebut ikut makan MBG pada Rabu pagi. Kemudian Rabu malamnya, sekitar pukul 22.00 WIB, korban menunjukkan gejala.
"Makan jam 08.00 WIB pagi dan panas badan mulai pukul 22.00 WIB. Itu keterangan dari orang tuanya," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, belasan siswa SMPN 1 Wedi Klaten, Kecamatan Wedi, Klaten, dilarikan ke puskesmas dan RS. Mereka diduga mengalami keracunan setelah memakan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) pagi tadi.
Pantauan detikJateng, sekitar tujuh unit ambulans yang membawa para siswa itu parkir di Puskesmas Wedi. Setelah diperiksa petugas Puskesmas, sebagian siswa dibawa ke RS.
"Ada 11 siswa sementara yang dengan keluhan mual, pusing, muntah dan lemes. Kita lakukan observasi dan dari 11 itu ada delapan siswa kami rujuk ke RS untuk penatalaksanaan," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, dokter Anggit Budiarto kepada wartawan di lokasi, Rabu (8/10) siang.
Sebelas siswa tersebut, jelas Anggit, diduga mengalami gejala keracunan setelah menerima makan dari MBG paginya. Namun hal itu masih sebatas dugaan.
"Kita masih harus melakukan pemeriksaan, kita sudah sampaikan kepada teman-teman untuk mengambil sampel dari makanan yang disajikan. Mulai dari nasi, sayur, lauk dan lainnya," lanjut Anggit.
"Jadi kami masih harus menunggu hasil dari pemeriksaan," kata Anggit.
(apu/dil)