Belasan siswa SMPN 1 Wedi Klaten dilarikan ke rumah sakit (RS) dan puskesmas gegara diduga keracunan usai mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melakukan tracking (penelusuran korban) dengan membuka posko.
"Ya (dilakukan tracking), kita sudah koordinasi dengan sekolah. Kan ada grup WA wali murid, bisa lewat WA," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, dokter Anggit Budiarto, kepada detikJateng, Rabu (8/10/2025).
Menurut Anggit, penelusuran dilakukan untuk mengantisipasi ada korban lainnya. Jika ada wali murid yang siswanya mengalami gejala keracunan bisa segera ke puskesmas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika ada yang bergejala, siswa bisa langsung ke Puskesmas atau RS. Kita buka Posko 24 (jam) di Puskesmas Wedi," kata Anggit.
Dijelaskan Anggit, pembelajaran di SMPN 1 Wedi ada dua sif, pagi dan siang. Jumlah siswanya untuk sif pagi ada sekitar 384 orang
"Yang menerima manfaat untuk sif pagi ada sekitar 384 siswa. Yang siang 382 siswa," lanjut Anggit.
Tatik, orang tua siswa, mengatakan dirinya datang ke sekolah setelah ada kabar keracunan. Mendengar itu dia langsung ke sekolah mengecek.
"Ya khawatir juga. Tadi dapat kabar dari orang tua siswa yang sif pagi, saya langsung ke sekolah dan alhamdulilah anak saya sif siang belum sempat diberi makan," katanya kepada detikJateng di dekat sekolah.
Sebelumnya diberitakan, belasan siswa SMPN 1 Wedi Klaten, Kecamatan Wedi, Klaten, dilarikan ke puskesmas dan RS. Mereka diduga mengalami keracunan setelah memakan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pantauan detikJateng, sekitar tujuh unit ambulans yang membawa para siswa itu parkir di Puskesmas Wedi. Setelah diperiksa petugas Puskesmas, sebagian siswa dibawa ke RS.
"Ada 11 siswa sementara yang dengan keluhan mual, pusing, muntah dan lemes. Kita lakukan observasi dan dari 11 itu ada delapan siswa kami rujuk ke RS untuk penatalaksanaan," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, dokter Anggit Budiarto kepada wartawan di lokasi, Rabu (8/10) siang.
Sebelas siswa tersebut, jelas Anggit, diduga mengalami gejala keracunan setelah menerima makan dari MBG. Namun hal itu masih sebatas dugaan.
"Kita masih harus melakukan pemeriksaan, kita sudah sampaikan kepada teman-teman untuk mengambil sampel dari makanan yang disajikan. Mulai dari nasi, sayur, lauk dan lainnya," lanjut Anggit.
"Jadi kami masih harus menunggu hasil dari pemeriksaan," kata Anggit.
(apu/dil)