Dugaan Panji Petualang Penyebab Ocang Terlibat Duel Maut Lawan King Cobra

Regional

Dugaan Panji Petualang Penyebab Ocang Terlibat Duel Maut Lawan King Cobra

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 08 Okt 2025 05:10 WIB
King Cobra yang terlibat pertarungan sengit dengan Kakek Ocang
King Cobra yang terlibat pertarungan sengit dengan Kakek Ocang Foto: istimewa
Solo -

Seorang petani dari Kampung Cipetir, Desa/Kecamatan Cidadap, Sukabumi, Jawa Barat, bernama Abah Ocang (73) tewas usai berduel melawan seekor king cobra sepanjang 4 meter. Presenter acara satwa liar sekaligus pawang ular profesional, Muhammad Panji atau dikenal sebagai Panji Petualang, mengungkap sejumlah dugaan kenapa korban bisa terlibat duel maut melawan raja kobra.

Dilansir detikJabar Selasa (7/10/2025), Panji menjelaskan berdasarkan kronologi yang beredar, dia menduga Ocang tidak sengaja bertemu dengan ular kobra itu.

"Kalau lihat dari kronologinya itu sepertinya memang ada konflik pertemuan antara si Abah ini dengan ular di kebun di saat beliau beraktivitas," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ocang Diduga Pukul King Cobra karena Panik

Panji Petualang melanjutkan, korban berinisiatif memukul tubuh king cobra itu lantaran takut melihat tubuhnya yang besar.

ADVERTISEMENT

"Mungkin karena ada faktor ketakutan dari si Abahnya mengingat ular itu besar, jadi Abah ini berinisiatif hendak membunuh ularnya gitu atau memukul ular dengan menggunakan kayu," katanya.

Panji menuturkan meski ukurannya besar, sejatinya king cobra bukanlah hewan yang agresif ke manusia. Malah, salah satu predator dengan bisa mematikan di dunia tersebut cenderung defensif dan menyerang jika merasa terancam.

"Walau King Cobra sekalipun mereka walaupun teritorial tapi terhadap manusia mereka itu takut secara alami. Mereka akan jadi agresif ketika mereka diganggu atau diusik," kata Panji.

Berdasarkan pengalamannya menangani king cobra, Panji berujar predator melata itu tidak menyemburkan bisa seperti kobra pada umumnya. "Kalau King Cobra ini dia biasanya gigit jadi dia enggak nyemburin bisa," ujarnya.

Ia memperkirakan racun neurotoksik dari gigitan ular itu cepat menyebar di tubuh korban. "Bisa (ular) neurotoxic dan hemotoksik serta kardiotoksiknya itu menjalar ke seluruh tubuh secara sistemik dengan cepat sehingga membuat ia (korban) mengalami gagal napas dan mengalami kematian mendadak di TKP," jelas Panji.

Namun Panji juga membuka kemungkinan lain. "Bisa jadi korban ini sebelumnya menginjak ular tersebut di bagian ekor atau tubuhnya, karena kalau di alam ular ini pandai kamuflase. Jadi ketika beliau sedang berjalan di sekitar kebun itu bisa jadi keinjak ularnya lalu menyerang," katanya.

Korban Tewas Dipatuk di Telapak Kaki

Mayat Ocang ditemukan tetangganya, Erwanto (40), pada Senin (6/10) pagi saat hendak menyadap karet. Ocang ditemukan tergeletak di jalan setapak tak jauh dari rumahnya.

Saat penemuan jenazah korban, Erwanto hendak pergi menyadap pohon karet. Di dekat mayat korban, tergeletak seekor ular king cobra sepanjang empat meter dengan kepala tertancap tongkat kayu. Warga meyakini raja kobra inilah yang menyerang Ocang malam sebelumnya.

Kanit Reskrim Polsek Sagaranten, Aiptu Yadi Supriyadi, memaparkan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), Ocang tewas karena serangan ular berbisa.

"Tidak jauh dari korban terdapat seekor ular kobra sepanjang empat meter yang sudah mati dan tertancap kayu, sehingga dugaan sementara korban meninggal akibat serangan gigitan dari ular kobra sepanjang empat meter," jelasnya.

Dikatakan Yadi, berdasarkan pemeriksaan, terdapat luka gigitan ular di sela-sela jempok kaki kanan. Luka tersebut menyebabkan kaki Ocang membiru yang diakibatkan bisa king cobra menyebar secara cepat.

"Korban menderita luka akibat gigitan atau dipatuk di bagian kaki sela-sela jempol sebelah kanan yang mengakibatkan kaki berwarna lebam kebiru-biruan," ungkap Yadi.

(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads