Duel Maut Ocang Vs King Cobra 4 Meter, Panji Petualang Beri Analisis

Regional

Duel Maut Ocang Vs King Cobra 4 Meter, Panji Petualang Beri Analisis

Syahdan Alamsyah - detikJateng
Selasa, 07 Okt 2025 19:05 WIB
Polisi saat melakukan olah TKP kematian petani Sukabumi gegara King Cobra
Polisi saat melakukan olah TKP kematian petani Sukabumi gegara King Cobra Foto: istimewa
Solo -

Seorang warga Kampung Cipetir, Desa/Kecamatan Cidadap, Sukabumi, Jawa Barat, bernama Ocang (73) ditemukan tewas usai sebelumnya berduel dengan seekor king cobra berukuran empat meter. Pawang ular profesional Panji Petualang pun memberikan penjelasan terkait dugaan kenapa duel maut sampai terjadi.

Panji dikenal sebagai eksplorator satwa liar sekaligus pawang ular profesional yang kerap tampil di televisi dan media sosial. Lewat kanal pribadinya, ia rutin mengedukasi publik tentang perilaku satwa berbisa, konservasi, dan cara aman berinteraksi dengan alam liar.

"Saya Panji Petualang ingin memberikan rasa duka yang mendalam terkait kejadian terhadap Bapak Ocang dari Sukabumi yang meninggal dunia karena musibah digigit ular King Cobra di Sukabumi," ujar Panji saat dihubungi detikJabar, Selasa (7/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Panji menuturkan, berdasarkan kronologi yang beredar, dia menduga terjadi pertemuan mendadak antara korban dengan si raja kobra di kebun.

ADVERTISEMENT

"Kalau lihat dari kronologinya itu sepertinya memang ada konflik pertemuan antara si Abah ini dengan ular di kebun di saat beliau beraktivitas," ujarnya.

Sebut King Cobra Bukan Hewan Agresif ke Manusia

Panji Petualang menjelaskan, meski ukurannya besar, sejatinya king cobra bukanlah hewan yang agresif ke manusia. Malah, salah satu predator dengan bisa mematikan di dunia tersebut cenderung defensif dan menyerang jika merasa terancam.

"Walau King Cobra sekalipun mereka walaupun teritorial tapi terhadap manusia mereka itu takut secara alami. Mereka akan jadi agresif ketika mereka diganggu atau diusik," kata Panji.

Panji pun menduga Abah Ocang berinisiatif memukul tubuh ular itu karena ketakutan melihat ukurannya yang besar.

"Mungkin karena ada faktor ketakutan dari si Abahnya mengingat ular itu besar, jadi Abah ini berinisiatif hendak membunuh ularnya gitu atau memukul ular dengan menggunakan kayu," katanya.

Dari pengalamannya menangani king cobra, Panji berujar predator melata itu tidak menyemburkan bisa seperti kobra pada umumnya. "Kalau King Cobra ini dia biasanya gigit jadi dia enggak nyemburin bisa," ujarnya.

Ia memperkirakan racun neurotoksik dari gigitan ular itu cepat menyebar di tubuh korban. "Bisa (ular) neurotoxic dan hemotoksik serta kardiotoksiknya itu menjalar ke seluruh tubuh secara sistemik dengan cepat sehingga membuat ia (korban) mengalami gagal napas dan mengalami kematian mendadak di TKP," jelas Panji.

Namun Panji juga membuka kemungkinan lain. "Bisa jadi korban ini sebelumnya menginjak ular tersebut di bagian ekor atau tubuhnya, karena kalau di alam ular ini pandai kamuflase. Jadi ketika beliau sedang berjalan di sekitar kebun itu bisa jadi keinjak ularnya lalu menyerang," katanya.

Ditemukan Tetangga yang Hendak Sadap Karet

Mayat Ocang ditemukan tetangganya, Erwanto (40), pada Senin (6/10) pagi saat hendak menyadap karet. Ocang ditemukan tergeletak di jalan setapak tak jauh dari rumahnya.

Saat penemuan jenazah korban, Erwanto hendak pergi menyadap pohon karet. Di dekat mayat korban, tergeletak seekor ular king cobra sepanjang empat meter dengan kepala tertancap tongkat kayu. Warga meyakini raja kobra inilah yang menyerang Ocang malam sebelumnya.

Kanit Reskrim Polsek Sagaranten, Aiptu Yadi Supriyadi, memaparkan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), Ocang tewas karena serangan ular berbisa.

"Tidak jauh dari korban terdapat seekor ular kobra sepanjang empat meter yang sudah mati dan tertancap kayu, sehingga dugaan sementara korban meninggal akibat serangan gigitan dari ular kobra sepanjang empat meter," jelasnya.

Dikatakan Yadi, berdasarkan pemeriksaan, terdapat luka gigitan ular di sela-sela jempok kaki kanan. Luka tersebut menyebabkan kaki Ocang membiru yang diakibatkan bisa king cobra menyebar secara cepat.

"Korban menderita luka akibat gigitan atau dipatuk di bagian kaki sela-sela jempol sebelah kanan yang mengakibatkan kaki berwarna lebam kebiru-biruan," ungkap Yadi.




(apu/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads