Pengakuan Aktivis Global Sumud Flotilla Dipukul dan Dihina Tentara Israel

Internasional

Pengakuan Aktivis Global Sumud Flotilla Dipukul dan Dihina Tentara Israel

Yulida Medistiara - detikJateng
Minggu, 05 Okt 2025 15:03 WIB
An Israeli navy vessel escorts a vessel from the Global Sumud Flotilla to Ashdod Port, in southern Israel, October 2, 2025. (Reuters)
Salah satu kapal Global Sumud Flotilla dicegat dan dikawal kapal Angkatan Laut Israel menuju ke pelabuhan Ashdod. (Foto: Reuters)
Solo -

Para Aktivis Global Sumud Flotilla mengaku mendapat kekerasan saat ditangkap Israel dalam perjalanan misi bantuan ke Gaza. Mereka menyebut ada kekerasan psikologis dan fisik.

Dilansir detikNews dari AFP, kapal Aktivis Global Sumud Flotilla sudah berlayar sejak bulan lalu dan mereka dicegat oleh tantara Israel dan 400 orang ditahan dan kemudian mulai dideportasi.

Seorang anggota dewan daerah dari Lombardy di Italia, Paolo Romano, menceritakan momen Israel mencegat kapal yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza tersebut. Ia mengatakan sejumlah kapal terkena meriam air. Kemudian penumpang kapal dibawa ke pantai oleh pasukan Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dicegat oleh sejumlah besar kapal militer," ujar Romano kepada AFP di bandara Istanbul, dikutip detikNews, Minggu (10/5/2025).

"Beberapa kapal juga terkena meriam air. Semua kapal dievakuasi oleh orang-orang bersenjata lengkap dan dibawa ke pantai," imbuh pria berusia 29 tahun itu.

ADVERTISEMENT

Romano mengatakan militer Israel melakukan kekerasan psikologis dan fisik. Para penumpang diminta berlutut dan tengkurap, jika bergerak akan dipukul.

"Mereka memaksa kami berlutut, tengkurap. Dan jika kami bergerak, mereka memukul kami. Mereka menertawakan, menghina, dan memukul kami," katanya.

"Mereka menggunakan kekerasan psikologis dan fisik," tegasnya.

Menurutnya para tentara Israel mencoba memaksa para penumpang kapal mengaku masuk Israel secara ilegal. Namun para aktivis dan politikus dalam kapal merasa tidak melakukan aksi ilegal itu.

"Tapi kami tidak pernah memasuki Israel secara ilegal. Kami berada di perairan internasional dan merupakan hak kami untuk berada di sana," ujarnya.

Romano melanjutkan, saat para penumpang kapal dibawa ke penjara dan ditahan, mereka tidak diberi air minum kemasan. Malam harinya mereka diteriaki dan ditakut-takuti menggunakan senjata.

"Mereka membuka pintu di malam hari dan meneriaki kami dengan senjata untuk menakut-nakuti kami," ujar Romano.

"Kami diperlakukan seperti binatang," imbuhnya.

Hal senada diungkapkan aktivis Malaysia, Iylia Balqis (28). Dia mengatakan pencegatan kapal-kapal oleh Israel adalah "pengalaman terburuk".

"Kami diborgol (dengan tangan di belakang punggung), kami tidak bisa berjalan, beberapa dari kami dipaksa berbaring tengkurap di tanah, lalu kami tidak diberi air, dan beberapa dari kami tidak diberi obat," katanya.

Jurnalis Italia Lorenzo D'Agostino, yang juga berada di atas armada kapal untuk meliput misinya, mengatakan para aktivis diculik di perairan internasional ketika berada 88 kilometer dari Gaza.

"Dua hari yang mengerikan yang kami habiskan di penjara. Kami sekarang bebas berkat tekanan dari publik internasional yang mendukung Palestina," kata Lorenzo D'Agostino.

"Saya sangat berharap situasi ini segera berakhir karena perlakuan yang kami terima sangat biadab," ujarnya.


Untuk diketahui, Israel mendeportasi 137 aktivis Italia yang ditahan dari armada bantuan untuk Gaza, Global Sumud Flotilla. Mereka yang dideportasi adalah warga negara Amerika Serikat, Italia, Inggris, Swiss, Yordania dan beberapa negara lainnya. Menurut Kementrian Luar Negeri Israel, mereka adalah provokator.

"137 provokator armada Hamas-Sumud dideportasi hari ini ke Turki," kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam postingan X, dilansir kantor berita AFP, Minggu (5/10/2025).

"Israel berusaha untuk mempercepat deportasi semua provokator," imbuhnya.




(aap/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads