Tim SAR gabungan mengevakuasi korban ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny dengan kondisi hidup. Korban yang diketahui bernama Syaiful Rosi Abdillah (13), merupakan korban terakhir yang berhasil di evakuasi.
Dilansir dari detikJatim, santri asal Bangkalan, Madura itu ditemukan dalam keadaan hidup usai 3 hari tertimbun reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Saat ditemukan oleh tim penyelamat, kondisi Rosi sudah begitu lemah.
Dia mengalami luka parah pada bagian kaki karena tertimpa puing bangunan musala yang ambruk. Bahkan, telapak kaki kanan Rosi remuk dan harus diamputasi. Usai menjalani operasi amputasi hingga saat ini dia masih menjalani perawatan intensif di RSUD Sidoarjo.
Dengan kondisi lemah Rosi sempat bertanya kepada orang tuanya, "kapan saya punya kaki baru?".
Rosi diketahui baru empat bulan mondok di pesantren itu. Saat kejadian, ia sedang bersama enam orang temannya. Mereka tertimpa bangunan yang diduga ambruk karena kegagalan konstruksi bangunan.
"Nggak lama nambah ada yang jatuh lagi. Beton semua, nggak bisa dorong. Kami minta tolong bareng-bareng, tapi nggak kedengaran. Baru jam 12 malam ada orang kampung datang bantuin," ungkap Rosi menceritakan apa yang dia alami saat berada di ruang perawatan.
Santri kelas 2 SMP itu menceritakan bagaimana dirinya bertahan di bawah reruntuhan. Rosi mengaku hanya bisa pasrah dan terus membaca selawat dan istighfar sembari berharap segera mendapatkan pertolongan.
"Nggak bisa tidur, nggak bisa minum, cuma ada angin buat napas. Saya sadar terus, cuma nunggu teman-teman keluar semua baru saya minta tolong," katanya lirih.
Setelah 3 malam bertahan tanpa makan dan tanpa minum, Rosi akhirnya dievakuasi pada Rabu (1/10) malam. Saat itu warga sekitar datang untuk membantu evakuasi. Orang tuanya sangat bersyukur Rosi berhasil dievakuasi dalam keadaan hidup meski harus kehilangan kakinya.
"Alhamdulillah, dia sudah makan tadi. Tapi masih dirawat, masih lemas, semangatnya luar biasa. Anak ini kuat, 3 hari nggak makan, nggak minum, nggak tidur sama sekali," tutur orang tua Rosi.
Rosi merupakan korban hidup terakhir yang berhasil dievakuasi Tim SAR. Dia menjadi bagian dari 108 korban yang selamat dari peristiwa reruntuhan bangunan ponpes yang diduga terjadi akibat kegagalan konstruksi. Diduga masih ada 59 orang yang masih tertimbun reruntuhan.
"Sekarang yang masih hilang, yang ada datanya, yang ada fotonya itu sementara terdata 59 orang," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Kamis (2/10) sore.
Tidak Ada Tanda Kehidupan
Suharyanto menegaskan bahwa kondisi 59 orang yang masih tertimbun itu sudah tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan. Dia nyatakan itu berdasarkan hasil analisis situasi di lapangan.
"Itu secara ilmu pengetahuan itu tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan ya. Kami masih memberi waktu kepada tim gabungan dari mulai kemarin sore sampai tadi pagi," lanjutnya.
Pada Kamis siang, 5 crane dikerahkan untuk mengangkat puing reruntuhan. SAR Mission Coordinator (SMC) Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menjelaskan penggunaan crane diakukan tim penyelamatan BASARNAS usai 3 fase asesmen tanpa menemukan adanya tanda kehidupan.
Simak Video "Video Cerita Ibu dari Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny: 'Rasanya Mustahil'"
(apl/alg)