Kisah Rosi, Korban Hidup Terakhir Usai 3 Malam Tertimbun Puing Ponpes

Kisah Rosi, Korban Hidup Terakhir Usai 3 Malam Tertimbun Puing Ponpes

Suparno - detikJatim
Jumat, 03 Okt 2025 09:10 WIB
Tim SAR Gabungan Mencari Korban Terjebak di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk
Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang ambruk. (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Syaiful Rosi Abdillah (13), santri asal Bangkalan, Madura merupakan korban terakhir yang dievakuasi dalam keadaan hidup usai 3 hari tertimbun reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Dia terluka parah pada bagian kaki yang tertimpa puing bangunan musala yang ambruk.

Telapak kaki kanan Rosi remuk dan harus diamputasi. Setelah operasi amputasi itu hingga saat ini dia masih menjalani perawatan intensif di RSUD Sidoarjo. Dalam kondisi lemah dia sempat bertanya kepada orang tuanya, "kapan saya punya kaki baru?".

Rosi diketahui baru 4 bulan mondok di pesantren itu. Saat kejadian, ia sedang bersama 6 orang temannya. Mereka tertimpa bangunan yang diduga ambruk karena kegagalan konstruksi bangunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak lama nambah ada yang jatuh lagi. Beton semua, nggak bisa dorong. Kami minta tolong bareng-bareng, tapi nggak kedengaran. Baru jam 12 malam ada orang kampung datang bantuin," ujar Rosi menceritakan apa yang dia alami saat berada di ruang perawatan.

Santri kelas 2 SMP itu menuturkan bagaimana dirinya bertahan di bawah reruntuhan. Dia hanya bisa pasrah dan terus membaca selawat dan istighfar sembari berharap segera mendapatkan pertolongan.

ADVERTISEMENT

"Nggak bisa tidur, nggak bisa minum, cuma ada angin buat napas. Saya sadar terus, cuma nunggu teman-teman keluar semua baru saya minta tolong," katanya lirih.

Setelah 3 malam bertahan tanpa makan dan tanpa minum, dia akhirnya dievakuasi pada Rabu (1/10) malam. Saat itu warga sekitar datang untuk membantu evakuasi. Orang tuanya sangat bersyukur Rosi berhasil dievakuasi dalam keadaan hidup meski harus kehilangan kakinya.

"Alhamdulillah, dia sudah makan tadi. Tapi masih dirawat, masih lemas, semangatnya luar biasa. Anak ini kuat, 3 hari nggak makan, nggak minum, nggak tidur sama sekali," kata orang tua Rosi.

Rosi adalah korban hidup terakhir yang berhasil dievakuasi Tim SAR. Dia menjadi bagian dari 108 korban yang selamat dari peristiwa reruntuhan bangunan ponpes yang diduga terjadi akibat kegagalan konstruksi. Diduga masih ada 59 orang yang masih tertimbun reruntuhan.

"Sekarang yang masih hilang, yang ada datanya, yang ada fotonya itu sementara terdata 59 orang," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Kamis (2/10) sore.

Suharyanto menegaskan bahwa kondisi 59 orang yang masih tertimbun itu sudah tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan. Dia nyatakan itu berdasarkan hasil analisis situasi di lapangan.

"Itu secara ilmu pengetahuan itu tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan ya. Kami masih memberi waktu kepada tim gabungan dari mulai kemarin sore sampai tadi pagi," lanjutnya.

Pada Kamis siang, 5 crane dikerahkan untuk mengangkat puing reruntuhan. SAR Mission Coordinator (SMC) Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menjelaskan penggunaan crane diakukan tim penyelamatan BASARNAS usai 3 fase asesmen tanpa menemukan adanya tanda kehidupan.




(dpe/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads