Unik, Sekolah Katolik di Magelang ini Bikin Lomba Azan-Mazmur

Unik, Sekolah Katolik di Magelang ini Bikin Lomba Azan-Mazmur

Eko Susanto - detikJateng
Selasa, 30 Sep 2025 14:10 WIB
Suasana lomba Adzan yang berlangsung di SMK Pangudi Luhur Muntilan, Kabupaten Magelang, Selasa (30/9/2025).
Suasana lomba Adzan yang berlangsung di SMK Pangudi Luhur Muntilan, Kabupaten Magelang, Selasa (30/9/2025). (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Magelang -

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pangudi Luhur (PL) Muntilan, Kabupaten Magelang, menyelenggarakan lomba Baca Al-Quran, Adzan, Kaligrafi, Baca Alkitab, Menyanyi Mazmur dan Renungan. Perlombaan ini digelar dalam rangkaian Bulan Kitab Suci Nasional yang jatuh pada bulan September.

Sekolah berbasis agama Katolik ini mendatangkan juri dari luar sekolah khusus untuk lomba Adzan, Baca Al-Qur'an dan Kaligrafi juri dari luar sekolah. Sedangkan yang lainnya seperti Baca Alkitab, Menyanyi Mazmur dan Renungan juri dari sekolah.

"Lomba-lomba yang kami adakan dalam rangka BKSN (Bulan Kita Suci Nasional). Kenapa kita mengadakan (lomba) untuk dua agama (Islam dan Katolik). Karena sekolah ini mungkin memang berbasis Katolik, tapi siswanya 50 persen juga ada yang Muslim," kata Ketua BKSN SMK PL Muntilan, Kinaranti Anjani (17) kepada wartawan, Selasa (30/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, untuk meningkatkan toleransi kita, makanya panitia berpikir kayak oh yaudah deh, lombanya ada untuk dua agama sekaligus. Ada yang Kristen dan Katolik ada lomba renungan atau khotbah, ada lomba lektor atau membaca alkitab, lalu ada lomba mazmur atau bernyanyi. Untuk yang muslim, kita ada lomba mengaji, lomba kaligrafi dan lomba adzan," sambung Kinaranti.

ADVERTISEMENT

Peserta lomba merupakan utusan dari masing-masing kelas dari kelas 10 sampai 12 teaching factory (tefa) atau anak-anak PKL yang sudah duluan di semester awal.

"Untuk tiap-tiap lomba, total peserta ada 17. Iya, memang utusan (tiap kelas)," imbuhnya.

"Pesannya mungkin lebih ke menjaga toleransi di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Karena kadang ada yang bentrok juga. Jadi, kegiatan ini salah satunya untuk menjembatani hal tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Kepala SMK Pangudi Luhur Muntilan, Bruder Totok Tri Nugroho mengatakan, di agama Katolik pada bulan September adalah Bulan Kitab Suci Nasional se-Indonesia temanya sama.

"Kami menyadari anak-anak kita agamanya macam-macam dan semua punya kitab suci yang tentu bagus dan diyakini kebenarannya. Maka untuk lomba Kitab Suci itu Kitab Sucinya masing-masing," kata Totok.

"Yang Katolik dengan Injil, kalau yang Islam dengan Al-Qur'an dilengkapi dengan beberapa rangkaian ibadah. Kalau yang Muslim ada lomba Adzan, kalau yang Katolik bentuk-bentuk yang lain. Kalau sifatnya lebih pada untuk mencoba membangun toleransi dalam keberagaman," ujarnya.

Perlombaan tersebut, kata Bruder Totok, sudah berlangsung sejak lama. Menurutnya, jika ada kenakalan remaja dipastikan bukan karena beda agama.

"Prinsipnya, kita ingin membangun keberagaman, ingin membangun persatuan mulai sekolah ini. Siswanya masih mayoritas muslim. Prosentasenya lebih 60 persen (muslim). Yang Hindu, Buddha itu sedikit, kalau disejajarkan Kristen, Katolik sama Islam, masih banyak Islam," bebernya.

Adapun untuk lomba Adzan berlangsung di ruang ibadah. Di mana di ruangan ini ada almari yang berisi mukenah dan sajadah. Kemudian ruang ibadah ini dilengkapi dengan karpet.

Sedangkan untuk lomba Baca Al-Qur'an di salah kelas. Yang menarik peserta membaca di hadapan juri dan di dinding kelas tersebut ada tanda salib.

Bruder Totok menambahkan, di sekolahnya menjunjung toleransi. Meski sekolah berbasis katolik, saat bulan puasa Ramadan menyelenggarakan buka puasa bersama.

"Lalu salat berjamaah. Mereka (siswa) yang mengurus sendiri mencari kiai, jurinya," ujarnya.

Juri membaca Al-Qur'an, Muh Mubasyir mengatakan pihaknya mengapresiasi berlangsungnya lomba tersebut. Menurutnya ada perhatan dari sekolahan kepada agama lain meski sekolahnya berbasis Katolik.

"Kalau saya secara pribadi, yang pertama mengapresiasi. Ini bagus sekali untuk mengukur bagaimana anak membaca alquran. Meskipun ini di sekolah Kristen. Kita juga mengapresiasi untuk sekolahan ini. Meskipun sekolah yang nonmuslim, tapi masih memperhatikan dengan warga atau siswa yang beragama Islam untuk bisa sampai sejauh mana to mereka membaca alquran," kata Mubasyir,

"Cuma ini PR juga. Bahwa kita tidak tahu mereka (siswa) di rumah ngaji atau tidak. Tapi, harapannya dengan adanya ini untuk menyemangati mereka, anak-anak yang muslim, bagaimana untuk lebih meningkatkan di dalam membaca Al-Qur'an. Yang dibaca Surat Al-Baqoroh ayat 155 dan 156, 2 ayat," imbuhnya.

Salah satu peserta lomba Adzan, Ahmad Rafli Ramadhan (17) siswa kelas 11 Jurusan Teknik Mesin mengatakan, ia semangat sekali mengikuti lomba mewakili teman-teman.

"Ini rutin setiap tahun, bulan September pasti ada. Senang sekali. Soalnya kita yang muslim, jadi ikut ada kayak rutinitas buat mengembangkan adzan di sini," ujar Ahmad.

"Memang ada ruangan beribadah untuk salat Zuhur sama Asar. Karena kita pulangnya jam setengah 3, jam 4. Itu buat salat," pungkasnya.




(aap/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads