Terima Suap Rp 627 M, Eks Menteri di China Dihukum Mati

Internasional

Terima Suap Rp 627 M, Eks Menteri di China Dihukum Mati

Tim detikNews - detikJateng
Senin, 29 Sep 2025 10:45 WIB
Ilustrasi suap, ganti rugi
Ilustrasi suap. Foto: Ilustrasi oleh Andhika Akbarayansyah
Solo -

Mantan Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan China, Tang Rnjian dijatuhi hukuman mati atas kasus suap. Sejumlah petinggi pemerintahan China pun ikut diselidiki.

Dilansir detikNews yang mengutip BBC, Tang dijatuhi hukuman mati pada Minggu (28/9) Waktu setempat. Tang menerima suap termasuk uang tunai dan properti senilai lebih dari 268 juta yuan (Rp627,3 miliar) di berbagai posisi yang dipegangnya dari 2007 hingga 2024, menurut laporan kantor berita pemerintah Xinhua.

Pengadilan memutuskan suap yang menjerat Tang menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi kepentingan negara dan rakyat, dan oleh karena itu layak dijatuhi hukuman mati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hukuman mati Tang ditangguhkan selama dua tahun oleh Pengadilan di Changchun, Provinsi Jilin, dengan catatan Tang telah mengakui kejahatannya. Disebutkan, Tang mengutarakan penyesalan.

Untuk diketahui, Tang menjabat sebagai gubernur Provinsi Gansu di China bagian barat dari 2017 hingga 2020 sebelum diangkat menjadi menteri pertanian dan urusan pedesaan.

ADVERTISEMENT

Pada November 2024, Partai Komunis China memecat Tang enam bulan setelah ia diselidiki oleh badan antikorupsi dan dicopot dari jabatannya.

Hukuman terhadap Tang tersebut merupakan tindakan terbaru dalam kampanye antikorupsi besar-besaran Presiden Xi Jinping. Selain Tang ada sejumlah tokoh yang dijerat.

Penyelidikan serupa dilakukan terhadap Menteri Pertahanan, Li Shangfu, dan pendahulunya, Wei Fenghe. Pengganti Tang, Dong Jun, juga dilaporkan sedang diselidiki atas tuduhan korupsi.

Presiden Xi Jinping memulai kampanye pembersihan aparat keamanan China pada 2020, dengan tujuan memastikan polisi, jaksa, dan hakim "benar-benar loyal, benar-benar murni, dan benar-benar dapat diandalkan".

Pada Januari lalu, Xi mengatakan korupsi merupakan ancaman terbesar bagi Partai Komunis China. Para pendukung gerakan antikorupsi Xi mengatakan kampanye tersebut menciptakan pemerintahan yang bersih. Namun di sisi lain, para kritikus berpendapat bahwa Xi Jinping sejatinya sedang membersihkan para rival politiknya.




(aap/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads