Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) tidak menyiapkan tim hukum untuk membela dosen Fakultas Hukum, Muhammad Dias Saktiawan, yang kini dilaporkan ke Polda Jawa Tengah (Jateng) usai terlibat konflik dengan dokter di RSI Sultan Agung. Pihak kampus fokus pada sanksi untuk Dias.
Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Hukum Unissula, Jawade Hafidz. Ia menyebut, menjadi kewenangan Dias untuk menunjuk tim hukum. Namun, ia melarang dosennya untuk mendampinginya dalam kasus yang dilaporkan ke Polda Jateng itu.
"Dia punya hak untuk mendapat pendampingan penasihat hukum, advokat, dan dia punya hak untuk memilih, tapi kalau ada yang mendampingi, insyaallah itu bukan dosen. Kalau alumni hukum itu biasa. Tapi kalau dia sebagai dosen tetap di Fakultas Hukum saya tidak bisa," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan, dosen tetap FH Unissula tak boleh memberi pendampingan bagi Dias karena takut niat baik dosen tersebut disalahartikan.
"Saya tidak mau niat baik dosen saya itu untuk mendampingi hak-hak hukumnya di sana, dimaknai bermacam-macam oleh pihak lain," ujarnya.
Jawade juga mengungkapkan, sebelumnya pihak-pihak yang berkonflik yakni dr. Astra dan Dias pun sudah diundang untuk dipertemukan. Namun, dr. Astra disebut tidak hadir dalam pertemuan itu.
"Jadi ada upaya sudah oleh pihak rumah sakit, tapi dr. Astra tidak hadir, saudara Dias hadir dan di situ dia sudah menyampaikan secara formal mengatakan, 'Ya, terima kasih pada rumah sakit dan dokter sudah dibantu. Mohon maaf atas ketidaknyamanan'," ungkapnya.
Ia mengatakan, kasus ini sejak awal ditangani oleh Dewan Etik yang dibentuk oleh rektor. Setelah melakukan klarifikasi dengan sejumlah pihak, mulai dari dokter obgyn, perawat, hingga Direktur RSI Sultan Agung, Dewan Etik mengeluarkan rekomendasi sanksi.
"Dewan etik sudah melakukan klarifikasi kepada Direktur Utama RSI Sultan Agung, Agus Ujianto, dr. Stefani spesialis obgyn yang mendampingi pasien sampai melahirkan, dan Saudara Muhammad Dias untuk dimintai klarifikasi terkait dengan peristiwa tersebut," kata Jawade.
Berdasarkan klarifikasi, akhirnya Dewan Etik pun merekomendasikan sanksi berupa pembebasan tugas kepada Dias selama enam bulan, yang kemudian disetujui Rektor Unissula.
"Sebagaimana rekomendasi dewan etik, menjatuhkan sanksi kepada Dr. Muhamadiyah Setiawan Saktiawan berupa pembebasan dari tugas dan fungsi akademik sebagai dosen selama 6 bulan sebagaimana diatur dalam Pasal 25 ayat (1) tentang kode etik dosen Unissula. Keputusan ini berlaku sejak hari ini sampai 17 Maret 2026," urainya.
Ia pun menjelaskan hasil klarifikasi dari dewan etik yang menunjukkan bahwa keributan di ruang persalinan pada Jumat (5/9), saat istri Dias menjalani proses melahirkan, dipicu dr. Astra yang terlambat datang ke ruang persalinan.
"Memang saat-saat menjelang melahirkan sang bayi lahir itu pasien itu berteriak kesakitan dan memanggil nama dokter Astra agar segera diberikan tindakan semacam metode ILA supaya rasa sakit di bagian perutnya agak berkurang," ujarnya.
Dias disebut sudah berupaya mencari keberadaan dr. Astra tetapi ia tak menemukannya. dr. Astra disebut baru tiba di ruang persalinan usai istri Dias melahirkan dibantu dokter obgyn, dr. Stefani, sehingga memicu rasa marah Dias.
"Ada suara keras yang diduga dari suami pasien bernama Dias Saltiawan dengan kata-kata yang kalau boleh nama hewan 'anjing' dan sebagainya, dengan suara keras di lokasi persalinan," tuturnya.
Ia juga menyebut ada dorongan kepada dr. Astra serta kerusakan pintu karena terburu-buru mencari dokter. Namun, ia menegaskan tak adanya pemukulan maupun menendang pintu seperti yang ramai disebut di media sosial.
"Didorong dr. Astra supaya keluar, dan dr. Astra langsung keluar. Sehingga tidak ada yang namanya kontak fisik, tidak ada," ungkapnya.
"Bukan menendang pintu, dia mau keluar, pintunya itu dua pintu, yang satu nggak bisa. Karena tangan satunya pegang hp, jadi dia buka pakai kaki, malah kesandung kakinya, jatuh bangun lagi mencari dr. Astra," lanjutnya.
Adapun, kabar dugaan pemukulan terhadap dokter di RSI tersebut viral usai diunggah akun Instagram @dinaskegelapan_kotasemarang. Dalam unggahan itu disebutkan, seorang dokter anestesi dipukul hingga bidan ketakutan saat menangani pasien bersalin.
"Katanya orang terhormat, tapi kelakuan justru memalukan! Dokter anestesi dipukul, bidan sampai nangis ketakutan, pintu ditendang sampai bolong," tulis akun @dinaskegelapan_kotasemarang, Senin (8/9/2025).
(afn/alg)