Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencari tujuh keluarga korban Bom Gereja Kepunton, Solo pada 2011 lalu. Pencarian itu menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 103/PUU-XXI/2023 terkait kompensasi bagi korban terorisme.
Kepala Subdit Pemulihan Korban Aksi Terorisme BNPT, Rahel, mengatakan para korban akan mendapatkan hak-hak mereka dari negara. Rahel mengatakan korban yang belum mendapatkan haknya dapat mengajukan ke BNPT sebelum ditutup kembali pada 2028.
"Ketika ditemukan kami akan melakukan identifikasi, asesmen, lalu setelah ditetapkan menjadi korban aksi terorisme, akan sesuai prosedur diberikan haknya dari negara," katanya di Balai Kota Solo, Selasa (16/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahel mengatakan beberapa korban terorisme dari beberapa peristiwa di Indonesia sudah ditemukan. Ia memastikan akan mencari korban meskipun kejadian sudah 10 tahun yang lalu.
"Kami minta bantuan Pemkot Solo karena dari delapan korban bom Gereja Kepunton Solo 2011 belum semua ketemu dan diberikan haknya," ungkapnya.
Di kesempatan yang sama, Wali Kota Solo, Respati Ardi, mengatakan ada tujuh korban yang belum ditemukan. Respati menyebut, dari data BNPT ada delapan dan baru ketemu satu.
"Dari BNPT ke Solo mencari korban peristiwa di GBIS Kepunton Solo. Ada delapan orang baru ketemu satu orang, jadi ada tujuh orang yang ingin kita fasilitasi, program BNPT pascaputusan MK," ungkap Respati.
Pihaknya juga akan meminta pihak kelurahan hingga kecamatan untuk mencari korban Bom GBIS Kepunton, Solo.
"Kita koordinasi dengan kelurahan kecamatan dan Dispendukcapil kewilayahan mencari korban yang tujuh korban lainnya yang belum ketemu identitas keluarganya jadi kita akan koordinasi untuk mencari tujuh sisa keluarga," ungkapnya.
Respati menyebut korban peristiwa 14 tahun yang lalu akan mendapat trauma healing dan kesejahteraannya akan ditanggung oleh negara.
"BNPT memiliki program trauma healing, rehab, dan kesejahteraannya ditanggung negara. BNPT memberikan layanan kepada korban dari beberapa peristiwa, yang belum ketemu kejadian di GBIS Kepunton Solo," pungkasnya.
(apl/alg)