Asosiasi ojek online (ojol) Semarang, Satu Komando (SAKO), menegaskan tidak akan ikut serta dalam demonstrasi ojol di Jakarta besok (17/9). Para ojol di Semarang akan tetap bekerja seperti biasa.
Hal ini disampaikan Ketua SAKO, Thomas Aquino. Ia menyampaikan sikap resmi organisasi yang sepakat tak ikut demo dan menegaskan keputusan ini diambil setelah melalui musyawarah pengurus.
"Terkait rencana aksi demonstrasi tanggal 17 September 2025, berdasarkan musyawarah dan keputusan internal pengurus, SAKO memutuskan untuk tidak ikut serta dan tidak akan membersamai aksi demonstrasi pada tanggal tersebut," kata Thomas dalam keterangan resmi yang diterima detikJateng, Selasa (16/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thomas juga memastikan, khusus di Semarang, tidak ada rencana aksi dari ojol. Ia menyebut SAKO memegang penuh pergerakan ojol di kota ini.
"Selama kita tidak ada pergerakan berarti itu bukan dari kami, dan sampai saat ini belum ada informasi masuk terkait demo ojol di Semarang," tegasnya.
Ia memastikan seluruh driver ojol di Semarang tetap bekerja seperti biasa pada besok hari. Menurutnya, jika ojol berhenti beroperasi sehari saja, dampaknya besar terhadap penghasilan harian.
"Kita tetap bekerja seperti biasa. Sehari tidak bekerja bisa kehilangan Rp 50-150 ribu. (Kalau nggak ngojol sehari sangat berpengaruh terhadap pendapatan?) Wah ya pasti, biasanya seminggu sekali libur aja sekarang tetap jalan terus tiap hari," jelasnya.
"Karena memang sudah semakin menurun pendapatan kita untuk saat ini. Kita cuma berharap Pemerintah Kota Semarang dan Bapak Gubernur (Jawa Tengah) bisa tegas dengan aplikator," lanjutnya.
Selain itu, Thomas mengatakan, ada dua alasan utama SAKO menolak bergabung, yakni SAKO memilih fokus pada agenda nasional melalui Forum Diskusi Transportasi Online Indonesia (FDTOI).
"Kami memiliki agenda dan strategi perjuangan yang sudah direncanakan dan disepakati bersama di tingkat nasional melalui FDTOI. Kami memilih fokus dan konsisten pada agenda strategis ini, yang kami yakini lebih efektif untuk mencapai tujuan perjuangan kita bersama," ungkapnya.
Selain itu, mereka menyebut menolak gerakan ojol ditunggangi pihak tertentu. Ia menegaskan ingin perjuangan ojol tetap murni dan fokus pada kepentingan driver ojol.
"Kami tidak ingin gerakan driver online yang murni memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan para driver, dijadikan tunggangan, dimanfaatkan, atau disalahgunakan orang-orang maupun organisasi tertentu yang mengatasnamakan ojol untuk kepentingan pribadi ataupun kelompoknya," tegasnya.
Sebelumnya dilansir detikNews, asosiasi pengemudi ojek online (ojol) akan menggelar demonstrasi di Kementerian Perhubungan hingga gedung DPR Rabu (17/9).
Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, mengatakan demo itu akan diikuti mahasiswa. Demo akan dimulai dari Kementerian Perhubungan, lalu ke depan gedung DPR. Raden Igun mengatakan anggota asosiasinya akan mematikan aplikasi saat unjuk rasa besok.
"Imbauan Garda terhadap warga Jakarta agar memilih moda transportasi alternatif pada Rabu, 17 September 2025, karena sebagian besar transportasi online akan mematikan aplikasi secara masif sebagai bentuk solidaritas pergerakan demonstrasi ojek online ke Kemenhub, Istana dan DPR RI," kata Igun dalam keterangan tertulis, Selasa (16/9).
(apu/sip)