Video bernarasi salah satu warung soto di Wonosobo menggunakan daging manusia menghebohkan jagat maya. Polisi memastikan isu tersebut tidak benar atau hoaks.
Video ini beredar di YouTube dan telah diunggah oleh beberapa akun. Misalnya akun YouTube Cerita Pendek 365. Dalam postingan yang telah ditonton 853 ribu penonton ini menuliskan judul 'Wonosobo Gempar: Pemilik Warung Mayat Mahasiswi, Jual Soto Dua Bulan Tanpa Diketahui'.
Video berdurasi 1 jam 15 menit dan 59 detik ini juga ramai komentar. Hingga Selasa (9/9/2025) tercatat ada 1.090 komentar warganet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun video itu sudah disaksikan oleh lebih dari 800 ribu pengguna. Akun itu juga menyebut bahwa channel-nya berisi kisah-kisah nyata.
"Selamat datang di Kasus Misterius, channel yang menghadirkan kisah nyata penuh makna dari berbagai sudut kehidupan. Di sini Anda akan mendengar kisah nyata tentang perjuangan, keluarga, cinta, dan harapan yang sering terlupakan," tulis akun itu di kolom dekskripsi seperti yang dilihat detikJateng pada Selasa (9/9/2025).
Polres Wonosobo angkat bicara terkait beredarnya video tersebut. Polisi memastikan informasi dalam video tersebut tidak benar dan menyesatkan.
"Menyikapi beredarnya video viral yang menyesatkan dengan narasi soto daging manusia di Kabupaten Wonosobo, Polres Wonosobo memastikan bahwa konten tersebut tidak benar," tegas Plt Kasi Humas Polres Wonosobo, Ipda Eko Setyadi saat dihubungi detikJateng, Selasa (9/9/2025).
Eko mengatakan, video tersebut merupakan hasil rekayasa teknologi Artificial Intelligence (AI) dan tidak sesuai fakta di lapangan. Ia juga memastikan tidak ada peristiwa seperti yang disampaikan dalam konten tersebut.
"Video itu merupakan hasil rekayasa teknologi AI. Dan tidak sesuai fakta di lapangan. Kami pastikan kabar tersebut hoaks. Video yang beredar hanyalah konten manipulatif yang sengaja dibuat menggunakan teknologi AI. Tidak ada kejadian soto daging manusia di Wonosobo," kata dia.
Eko mengajak warga untuk tidak mudah percaya dengan informasi tersebut. Pihaknya juga mengingatkan agar tidak mudah menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya.
"Kami mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam bermedia sosial. Bacalah keterangan atau caption dengan seksama, pahami isinya, dan pastikan sumber informasi dapat dipertanggungjawabkan. Ingat, saring sebelum sharing agar kita tidak ikut menyebarkan hoaks yang bisa menimbulkan keresahan," imbuhnya.
(aku/ahr)