Warung Si Jum di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Ploso Arum, Kecamatan Klaten Utara, Klaten bukan warung biasa. Warung itu buka setiap hari bukan untuk mencari laba, namun memberikan makan gratis selama sekitar 8 tahun terakhir.
detikJateng tadi siang selepas waktu zuhur menyempatkan untuk melihat aktivitas di warung Si Jum. Warung yang tepat di tepi jalan raya arah pusat kota itu sudah ramai oleh warga.
Warga tua, muda, besar, kecil dan dari berbagai profesi berkerumun di depan pintu yang masih tertutup. Sebagian duduk di trotoar atau mengobrol di bawah pohon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pintu gerbang terbuat dari galvalum dibuka, warga langsung menyerbu masuk. Mereka antrean memanjang dengan tertib layaknya prasmanan di acara resepsi.
Setelah mengambil makan siang dengan menu nasi sayur, ikan, tempe, tahu dan kerupuk, warga menuju ruangan yang disekat terbuka. Mereka menikmati hidangan plus buah dan minuman itu dengan suka cita.
"Saya antre makan gratis. Ini sudah lebih dari tiga tahun buka tapi hari besar dan Minggu tutup," kata Joko (40), buruh yang datang bersama dua anaknya kepada detikJateng, Kamis (4/9/2025) siang.
Sebagai warga yang ekonomi pas-pasan, Joko mengaku sangat terbantu dengan warung gratis itu. Bahkan kadang tidak hanya makan tapi juga berbagi sedekah uang.
![]() |
"Uang juga pernah, pakaian juga pernah. Ya harapannya ada terus karena ini membantu kami," ungkap Joko.
Lukman, seorang tukang pijat, mengungkapkan dirinya mengetahui ada warung gratis dari ustaznya. Ternyata setelah datang dia membenarkan ada warung gratis.
"Ada warung gratis, soalnya mau masak di kos tidak ada alatnya. Alhamdulillah di sini bisa makan bareng, persaudaraan ketemu dengan siapa saja," kata Lukman yang rambutnya mulai beruban.
Founder Warung Si Jum, Andre Aditya, menceritakan awalnya pada tahun 2016, dirinya dan beberapa kawan membuat komunitas peduli duafa dengan membuat kegiatan nasi Jumat gratis. Kegiatan semakin diminati sehingga buka setiap hari mulai 2018, terlebih saat pandemi COVID-19.
"Kemudian berlanjut menjadi setiap hari, menu kami usahakan menu sehat ada karbohidrat, protein sampai buah lengkap. Sekarang per hari 150-170 porsi, libur cuma hari Minggu untuk tim istirahat dan buka setelah duhur," terang Andre kepada awak media.
Menurut Andre, warung Si Jum bebas untuk semua kalangan dari manapun dan siapapun tanpa membeda-bedakan. Namun seiring waktu lebih banyak pekerja lapangan.
"Sering waktu lebih banyak para pekerja lapangan, misalnya ojek, tukang becak, pedagang asongan, pekerja pasar dan lainnya. Paling satu jam setelah dibuka sudah habis," papar Andre.
Andre mengatakan di awal pembiayaan ditanggung sendiri. Namun seiring waktu banyak warga yang ikut terlibat.
"Akhirnya banyak yang ikut, jemaah ngaji, para relawan, termasuk warga sekitar sini ada yang memberikan bahan mentah tahu, sayur dan lainnya. Ada pedagang pasar yang nitip, bahkan dari luar kota seperti Temanggung dan Boyolali ke sini ngantar sayur," kata Andre.
"Yang masak sekarang ada 4-5 orang tapi untuk yang melayani itu dari santri kami sendiri di pondok, sekaligus belajar untuk memuliakan orang lain," pungkas Andre.
(apu/dil)