Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Martono, menegaskan pihak kampus masih menunggu aduan resmi dari keluarga terkait kematian mahasiswa Fakultas Hukum, Iko Juliant Junior. Ia mengatakan kampus hanya bisa mengambil langkah jika laporan disampaikan langsung oleh orang tua korban.
"Kami membantu kan bukan karena isu, tapi benar-benar ada aduan. Orang tua sudah mengadu, lapor, yang penting tertulis, nanti kita ikut membantu," kata Martono di Unnes, Kecamatan Gajahmungkur, Selasa (2/9/2025),
Ia menyebut, awalnya pihak kampus hanya mendapat informasi bahwa Iko meninggal karena kecelakaan. Namun, berdasarkan informasi yang beredar semakin berkembang sehingga kematian Iko dianggap janggal jika hanya karena kecelakaan.
"Laporan pertama kan kecelakaan. Tapi isu berkembang, katanya anak ini sempat mengigau 'jangan dipukul, jangan dipukul' terus ada beberapa yang menyampaikan bahwa ada ketidakwajaran," jelasnya.
Meski begitu, Martono menegaskan pihaknya tetap menghargai laporan resmi terakhir yang menyebut Iko meninggal karena kecelakaan. Ia menambahkan, dugaan adanya kejanggalan harus diverifikasi langsung oleh pihak keluarga.
"Kalau keluarga menyampaikan ada ketidakwajaran anak saya meninggal, ya kita ikut membantu. Karena perguruan tinggi kan sudah mendapat informasi bahwa meninggalnya karena kecelakaan," jelasnya.
"Tolong ada aduan dulu orang tuanya, karena yang tahu persis igauan anak ini adalah orang tua," jelasnya.
Ia menyebut, jika ada fakta-fakta lain yang ditemukan, maka pihak kampus akan membantu mengusut kebenaran di balik penyebab kematian Iko.
"Kalau Unnes sikapnya sementara kita hargai laporan terakhir, meninggal karena kecelakaan. Nanti ditemukan fakta lain ya kita ikut membantu untuk melacak penyebab kematian mahasiswa ini," jelasnya.
Martono juga menyebut ada informasi medis bahwa almarhum mengalami pendarahan pada limpa usai kecelakaan. Namun, ia meminta semua pihak berhati-hati dalam menyebarkan informasi sebelum ada keterangan resmi dari keluarga maupun dokter.
"Dari dokter kan menjelaskan kecelakaan itu benar limpanya yang karena benturan atau karena hantaman atau yang lain. Semuanya harus saling menjaga. Kita hargai dulu informasi yang terakhir. Setelah nanti ditemukan ada aduan ya kita tidak lanjut," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(apl/ahr)