Pilu Tukang Sol Sepatu di Alun-alun Purwokerto Jadi Korban Penjarahan

Pilu Tukang Sol Sepatu di Alun-alun Purwokerto Jadi Korban Penjarahan

Anang Firmansyah - detikJateng
Minggu, 31 Agu 2025 15:26 WIB
Rochmat, tukang sol sepatu di kompleks Alun-alun Purwokerto, Banyumas, kehilangan beberapa sepatu karena dijarah saat terjadi aksi massa. Dipotret Minggu (31/8/2025).
Rochmat, tukang sol sepatu di kompleks Alun-alun Purwokerto, Banyumas, kehilangan beberapa sepatu karena dijarah saat terjadi aksi massa. Dipotret Minggu (31/8/2025). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Kejadian pilu menimpa beberapa tukang sol sepatu yang biasa mangkal di bawah beringin sudut timur kompleks Alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Mereka kehilangan sepatu dagangan dan sepatu titipan milik pelanggannya.

Salah satu di antaranya adalah Rochmat (64). Tukang sol sepatu ini kehilangan tiga pasang sepatu dagangan.

"Saya kehilangan tiga sepatu karena ditaruh di Pos Satpol PP. Ada 2 sepatu jenis PDH dan 1 PDL, kalau ditotal ya harganya sekitar Rp 150 ribu," kata dia saat ditemui wartawan, Minggu (31/8/2025)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biasanya sepatu dan tong (wadah) miliknya dititipkan di asrama polisi yang berjarak sekitar 100 meter dari alun-alun. Namun karena barangnya lagi banyak, tiga sepatu itu dititipkan ke Pos Satpol PP sebelum hilang.

"Barang lainnya dititipin di asrama polisi. Memang sudah lama kalau titip di situ. Kebetulan kemarin tongnya sudah penuh, jadi sepatu (yang hilang) dimasukkan kresek jadi satu dititipkan di Pos Satpol," terangnya.

ADVERTISEMENT

Saat terjadi aksi massa kemarin, dirinya memilih tutup lebih awal karena ketakutan.

"Begitu ramai-ramai kayak gitu saya takut, sekitar setengah 3 sore tutup. Demo banyak yang lempar-lemparan, ada petasan juga, jadi saya langsung pulang," jelasnya.

Menurut Rochmat, kejadian serupa juga dialami kedua temannya. Namun mereka memilih pulang karena barangnya habis dijarah.

"Yang hilang semua dijarah itu dua orang teman saya. Itu masih satu keluarga. (Punya) Dia hilang semua termasuk tongnya. Kalau yang 1 masih ada tongnya, tapi sepatunya sudah hilang. Itu barang titipan semua," ujarnya.

Menurut dia, mereka sehari-hari biasa menitipkan barang dagangannya di pos Satpol PP. Sebelum terjadi aksi yang diwarnai kericuhan, temannya memilih tutup lebih dulu.

"Jadi teman saya ini tutup lebih gasik sekitar jam 1 siang. Terus barangnya ditaruh situ (pos satpol PP)," katanya.

Begitu tahu kalau barangnya hilang dijarah, rekannya itu memilih langsung pulang. Hanya saja temannya ini sempat curhat ke Rochmat.

"Tadi teman saya begitu tahu barangnya hilang semua langsung lemas. Curhat ke saya karena itu barang titipan semua. Terus tanya ke saya solusinya bagaimana," ujar Rochmat.

Selama membuka usaha jasa servis sol sepatu di lokasi ini, baru sekali ini Rochmat mengalami kejadian apes seperti ini. Rochmat akhirnya hanya bisa mengikhlaskan.

"Baru pernah tahu saya ngalamin sejak tahun 1998 di sini. Gimana lagi, belum rezekinya," ucapnya.

Sementara itu, salah seorang warga bernama Koko mengaku sempat melihat massa yang anarkis menjarah sepatu milik pedagang yang ditaruh di pos Satpol PP. Kemarin dirinya kebetulan menyaksikan massa mengambil tong dan membanting ke aspal.

"Kemarin itu massa dapat wadah tukang sol sepatu kan. Terus kayak dibanting dan sepatunya berhamburan. Ada kayanya sekitar 4 pasang sepatu," ujarnya.

Melihat kejadian itu ia sempat mengingatkan. Hanya saja mereka tidak menggubris dan malah membawa pergi.

"Saya sudah sempat ngomong, itu punya tukang sol sepatu. Tapi malah mereka tetap saja membawa pergi. Ada yang langsung dipakai malah, kalau nggak salah sepatu futsal. Tapi itu bukan dari kelompok mahasiswa, karena tidak pakai almamater," pungkasnya.




(dil/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads