Massa aksi yang menggelar demonstrasi di depan kantor Bupati Banyumas bubar setelah polisi menembakkan gas air mata. Massa berhamburan lari ke berbagai arah untuk menyelamatkan diri.
Pantauan detikJateng pukul 16.51 WIB, polisi terpaksa menembakkan gas air mata setelah massa masuk ke kompleks pendopo bupati. Saat itu massa melemparkan batu dan sejumlah benda ke arah polisi yang menggunakan tameng.
Sebelum kejadian itu, sejumlah pagar dijarah oleh massa yang berpakaian hitam. Mereka mengamankan besi dan kayu yang didapat dari kompleks Kantor Bupati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu penjarah yang enggan disebut namanya mengatakan, besi itu dibawa untuk nantinya dirongsokan. Besi itu dibawa menjauh dari sekitar lokasi.
"Ini dibawa nanti mau dijual rongsok. Tapi nggak tahu harganya berapa. Tadi ambil pagar di sana (kompleks kantor bupati)," kata dia kepada wartawan, Sabtu (30/8/2025).
Sementara itu, Kepala Satpol PP Banyumas, Sugeng Amin, mengakui sejumlah barang di kompleks kantor Bupati Banyumas hancur. Adapun barang-barang milik anggota dibawa oleh massa yang mengenakan pakaian hitam.
![]() |
"Press room wartawan hancur, kemudian ruang di humas untung kita pakai tralis besi sehingga tidak sampai menjarah komputer dan sebagainya. Lalu posko Satpol PP di pendopo hancur semua. Bahkan amplifier dan helm anggota dibawa semuanya," terangnya.
Selain itu massa juga menjarah teralis besi pagar kantor bupati. "Lalu pagar teralis besi untuk membatasi masuk area BKAD juga diambil, tidak sekadar dirobohkan," jelasnya.
Sugeng meyakini mereka yang berbuat anarkis bukan berasal dari kelompok mahasiswa. Mereka malah dinilai menenangkan massa yang menjarah.
"Itu semua kami yakini bukan dari mahasiswa. Justru mahasiswa mengendalikan sedemikian rupa agar tidak sampai chaos," pungkasnya.
(apu/apu)