Sekelompok pemuda Desa Taraban, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, menyuarakan kritik dengan kreatif. Mereka membuat lagu hiphoh berbahasa Jawa Ngapak untuk mengkritik jalan rusak di kampungnya.
Dalam video berdurasi 53 detik itu, terlihat ada beberapa pria yang menyanyi dengan latar jalan rusak penuh lubang. Dalam video itu juga disertakan lirik berupa kondisi jalan rusak di Desa Taraban yang sudah bertahun-tahun tak kunjung diperbaiki.
Dalam video itu, para pemuda itu tampak memakai pakaian dengan gaya santai, topi dipadu kacamata, jaket hodie, dan logat Ngapak. Adapun liriknya sebagai berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hey mbok pada melek, deleng dalane uwis elek. Hey mbok pada mikir, aja mung cengar cengir. Dalane rusak taun-taunan, laka perubahan ora ana perbaikaan.
Mlaku nang dalan rusak sikile pada lara, sandale pedot gara-gara mancal bata. Mbok ya dipikir kerja ben katon nyata, akeh sing celaka nyong rika pada korbane. Apa perlu demo ben padang pikirane.
Para Penyanyi Warga Taraban
Dimintai konfirmasi terkait video hiphop itu, Kepala Desa Taraban Umma Farida S, mengatakan para penyanyi dalam video itu adalah warganya. Dia menyebut lagu itu berupa jeritan hati warga yang dikemas dengan musik.
"Iya, itu warga saya. Memang jalan rusak parah, sekitar dua kilometer. Sudah lama tidak diperbaiki," kata Farida, Rabu (27/8/2025).
Farida menjelaskan jalan tersebut adalah urat nadi perekonomian warga. Saat musim hujan, lubang-lubang jalan berubah menjadi kolam. Anak sekolah pun terpaksa melompat-lompat saat melintas untuk menghindari genangan.
"Jalan itu memang tiap hari dilalui warga dan merupakan urat nadi perekonomian. Kondisinya sekarang sangat memprihatinkan," ujar Farida.
![]() |
Respons Bupati Brebes
Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma pun angkat bicara soal kritik dari warganya itu. Dia mengapresiasi warga Taraban yang menyampaikan pendapat dengan kreatif.
"Sangat unik, saya mengapresiasi mereka yang menyampaikan pendapat dengan cara unik. Bukan dengan demo, tapi menggunakan lagu video sangat tinggi nilai seninya. Sangat bagus dalam menyampaikan pendapat secara damai," kata Paramitha.
Menjawab kritikan soal jalan desa itu, Paramitha mengatakan pihaknya sudah menganggarkan perbaikan. Rencananya perbaikan jalan itu dilakukan tahun ini.
"Sudah kami anggarkan tahun ini. Saya harap masyarakat bersabar menunggu giliran untuk jalannya diperbaiki. Karena prioritas Pemda adalah membangun dan memperbaiki jalan yang rusak. Mohon bersabar," ujar Paramitha.
Dikatakan Paramitha, pihaknya tidak antikritik. Menurutnya, ekspresi warga melalui seni adalah bagian penting dari demokrasi yang sehat dan harus dihargai.
"Kalau jalan rusak bisa melahirkan lagu sekeren itu, bayangkan apa yang bisa tercipta jika Brebes makin baik. Mari kita bangun Brebes bersama-sama, dengan semangat, karya, dan harapan," pungkas Bupati.
(ams/afn)