Ratusan Siswa-Guru Sragen Keracunan MBG, Hasil Lab Mengarah pada Sanitasi

Ratusan Siswa-Guru Sragen Keracunan MBG, Hasil Lab Mengarah pada Sanitasi

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 26 Agu 2025 21:38 WIB
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, meninjau dapur MBG usai sejumlah siswa di Gemolong mengalami keracunan, Selasa (12/8/2025).
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, meninjau dapur MBG usai sejumlah siswa di Gemolong mengalami keracunan, Selasa (12/8/2025). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng
Sragen -

Pemkab Sragen menyebut kasus keracunan massal Makan Bergizi Gratis (MBG) di Gemolong Sragen terkait masalah sanitasi dan higienis. Pemkab juga menyatakan bakal melakukan renovasi total di lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gemolong.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Udayanti, enggan membeberkan penyebab keracunan massal di sejumlah sekolah di Kecamatan Gemolong tersebut. Dia hanya mengatakan hasil lab mengarah pada kondisi sanitasi.

"(Bakteri dari apa?) Intinya di sanitasi. (Bukan bakteri di makanan?) Banyak faktor bakterinya itu, hasil laboratorium mengarah pada kondisi sanitasinya," katanya dihubungi awak media, Selasa (26/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, hasil laboratorium itu sudah disampaikan kepada pimpinan. Selanjutnya, ia menunggu arahan dari pimpinan terkait.

"Hasil sudah kami laporkan pimpinan, tinggal menunggu petunjuk," bebernya.

ADVERTISEMENT

Dihubungi terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Hargiyanto mengatakan bahwa dari hasil lab ditemukan permasalahan pada sanitasi dari dapur MBG.

"Hasil lab sudah dilaporkan, dan temuan masalahnya adalah pada sanitasi dan hygiene," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Hargiyanto, saat dihubungi awak media.

Hargiyanto lalu meminta pengelola SPPG untuk memperbaiki sanitasi. Pihaknya juga meminta SPPG Gemolong untuk merenovasi fasilitas.

"Karena itu kami akan melakukan renovasi total di lokasi SPPG Gemolong," ucapnya.

Pihaknya memastikan, proses renovasi akan diawasi oleh dinas terkait. Ia mengatakan, pengawasan itu bertujuan untuk memastikan standar sanitasi.

"Selama proses perbaikan, pembangunan akan diawasi secara ketat oleh dinas dan instansi terkait. Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan semua standar sanitasi dan higienis terpenuhi dengan baik, sehingga kejadian serupa tidak terulang di masa depan," bebernya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa dan guru mengalami keracunan konsumsi MBG terdata menjadi 365 orang. Diketahui siswa merasakan gejala keracunan usai mengonsumsi makanan MBG pada Senin (11/8). Awalnya, dilaporkan ada 251 korban dari SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong.

Kepala Puskesmas Gemolong, Agus Pranoto Budi, mengatakan 365 siswa dan guru yang keracunan MBG berasal dari 10 sekolah. Hanya saja, Agus tidak merinci mana saja sekolah tersebut.

"Korbannya bukan bertambah tapi ada yang belum terdata, 365 orang, dari 9 sekolah dan 1 pondok pesantren," katanya dihubungi awak media, Kamis (14/8).




(dil/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads