Data Terbaru Kasus Keracunan MBG di Sragen: 365 Korban, 5 Masih Dirawat

Data Terbaru Kasus Keracunan MBG di Sragen: 365 Korban, 5 Masih Dirawat

Tara Wahyu NV - detikJateng
Kamis, 14 Agu 2025 19:45 WIB
Dapur SPPG di Bojongsoang Bandung
Ilustrasi dapur MBG. Foto: Yuga Hassani/detikJabar
Sragen -

Jumlah siswa dan guru yang mengalami keracunan konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) kini terdata menjadi 365 orang, bertambah dari laporan sebelumnya 251 orang. Sampai saat ini, 5 korban masih dirawat di rumah sakit.

Diketahui siswa merasakan gejala keracunan usai mengonsumsi makanan MBG pada Senin (11/8). Awalnya, dilaporkan ada 251 korban dari SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong.

Kepala Puskesmas Gemolong, Agus Pranoto Budi, mengatakan 365 siswa dan guru yang keracunan MBG berasal dari 10 sekolah. Hanya saja, Agus tidak merinci mana saja sekolah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korbannya bukan bertambah tapi ada yang belum terdata, 365 orang, dari 9 sekolah dan 1 pondok pesantren," katanya dihubungi awak media, Kamis (14/8/2025).

Agus menegaskan bahwa saat ini masih memantau perkembangan korban baik yang rawat inap maupun rawat jalan. Ia mengatakan ada lima yang menjalani rawat inap.

ADVERTISEMENT

"Situasi terkini sementara masih memantau perkembangan, sampai saat ini ada rawat inap, sudah ada yang pulang. Masih lima yang di RSUD," ungkapnya.

Pihaknya mengaku belum mendapat update kondisi korban yang masih dirawat. Meski begitu, Agus menyebut mereka mulai membaik.

"Kondisi terakhir belum dapat dari RSUD, tapi alhamdulillah baik-baik saja. Nggak ada (korban jiwa)," ucapnya.

Pihak Puskesmas juga bersiaga 24 jam untuk memantau kondisi korban.

"Kami Siap selalu 24 jam. Kita koordinasi dengan jajaran dan sebagainya juga," terangnya.

Pihak SPPG Minta Maaf

Terpisah, Penanggung Jawab SPPG Gemolong, Arifuddin Setiawan, meminta maaf usai siswa dan guru keracunan makanan dari MBG. Ia menegaskan tidak ada unsur kesengajaan atas kejadian tersebut.

"Yang jelas, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh adik-adik yang sudah terkena imbas. Kemungkinan juga kepada keluarga, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kemudian kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sragen, juga kami minta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang terjadi tersebut," ungkapnya saat dihubungi wartawan.

"Jadi, tidak ada dari pihak kami unsur kesengajaan, tidak ada unsur kesengajaan, tapi ya kita sudah berusaha untuk sesuai dengan SOP, sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi mungkin juga masih ada kesalahan lah nyatanya ya mau saya bilang saya benar nyatanya ada kejadian seperti ini seperti itu," sambungnya.

Ia menegaskan bahwa saat ini masih menunggu hasil laboratorium dari Dinas Kesehatan yang dikirimkan ke Semarang. Arif menyebut, menu yang disajikan kemarin berupa nasi kuning, telur suwir dan timun, apel dan susu.

"Menu itu bukan pertama kali kita pakai karena kita sudah operasional dari tanggal 17 Februari dengan sampai dengan Agustus ini. Jadi sekitar sekira sudah 6 bulanan. Kira-kira sudah 6 bulanan dan itu bukan menu pertama kali. Itu menu sudah berkali-kali kita bikin sesuai dengan request dari adik-adik yang memang kebanyakan suka nasi kuning itu," bebernya.

Pihaknya juga menyatakan bakal melakukan penghentian distribusi MBG sampai Selasa (19/8). Pihaknya juga telah melakukan evaluasi berkaitan dengan proses penyajian hingga pendistribusian MBG.

"Evaluasi internal ada, kita langsung lakukan meeting untuk perbaikan di segala hal ini. Dari progres persiapan, penerimaan bahan, persiapan, dari masak, dari pemakingan, dari pendistribusian semuanya kita evaluasi total," pungkasnya.




(afn/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads