Arus lalu lintas di Jalan Jogja-Solo tepatnya perbatasan Klaten-Boyolali-Sukoharjo padat merayap beberapa hari terakhir. Ternyata penyebabnya proyek perbaikan saluran drainase yang tengah berlangsung.
Kegiatan perbaikan drainase dilakukan mulai selatan tugu batas kedua kabupaten di Desa Kateguhan, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Saluran drainase di ruas Klaten ke Solo dibongkar.
Setelah pembongkaran, dilakukan pemasangan boks beton baru ke Utara. Panjangnya sekitar 200 meter sampai simpang empat Desa Sanggung, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek dikerjakan dengan alat berat ekskavator sehingga menyita badan jalan. Truk pengangkut boks beton yang parkir di bahu jalan menikung membuat jalan makin sempit.
Papan rambu sudah dipasang sejak di depan Pasar Tegalgondo, Kecamatan Wonosari, Klaten. Namun tetap saja memunculkan antrean panjang kendaraan dari depan pasar ke utara setiap saat.
"Kami mohon masyarakat bersabar, berhati-hati dan mengurangi kecepatan kendaraan mulai sekitar tugu perbatasan. Sedang ada pekerjaan drainase," terang penilik Jalan PPK 3.4 Jateng Kementerian PUPR, Fajar Suryanto kepada detikJateng, Selasa (26/8/2025) siang.
![]() |
Fajar menjelaskan di lokasi sedang dilakukan kegiatan perbaikan drainase yang sering meluap saat hujan. Panjang yang diperbaiki sekitar 200 meter.
"Panjangnya 200 meter. Diperkirakan selesai hari Kamis besok dan diharapkan tidak ada genangan air saat hujan,'' kata Fajar.
Selain di perbatasan selesai, lanjut Fajar, perbaikan saluran akan dilakukan di terminal Delanggu, Klaten. Saluran di titik tersebut sering jebol sehingga air ke jalan raya saat hujan.
"Di situ saluran jebol sehingga sering banjir. Paling sehari dua hari nanti selesai," lanjut Fajar.
"Setelah Terminal Delanggu nanti dilanjutkan di ruas Jambu Kulon, Kecamatan Ceper. Di lokasi juga langganan banjir luapan saat hujan turun," imbuhnya.
Seorang warga, Bowo mengatakan dampak dari proyek itu kendaraan dari Klaten ke Solo padat. Antrean terlihat dari depan Pasar Tegalgondo, Kecamatan Wonosari.
"Mulai depan pasar sudah merambat. Tapi tidak apa karena jika tidak dibenahi nantinya saat hujan deras bisa lebih repot lagi karena banjir," katanya.
(aku/dil)