Peternak Ayam Solo Raya Aksi Mandi Jagung Protes Harga Pakan Melambung

Peternak Ayam Solo Raya Aksi Mandi Jagung Protes Harga Pakan Melambung

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 26 Agu 2025 12:21 WIB
Peternak ayam menggelar aksi mandi jagung di Gladak, Solo, Selasa (26/8/2025).
Peternak ayam menggelar aksi mandi jagung di Gladak, Solo, Selasa (26/8/2025). (Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng)
Solo -

Sejumlah peternak ayam Solo Raya menggelar aksi mandi jagung di Bundaran Gladak, Solo. Aksi tersebut memprotes harga jagung yang dinilai sangat mahal sehingga berimbas pada melonjaknya harga pakan.

Para peternak itu memakai kaus berwarna merah dengan membawa biji jagung di dalam ember. Di atas truk, mereka melakukan protes dan mandi menggunakan biji jagung.

Ketua aksi, Parjuni, mengatakan aksi tersebut diikuti oleh peternak Solo Raya yakni dari Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, dan Klaten. Ia menyebut, para peternak mengalami keresahan dengan kenaikan harga jagung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teman-teman peternak ini mengalami keresahan dengan naiknya harga jagung yang hampir 30 persen dari harga sebelumnya gitu. Padahal jagung itu komponen utama untuk pakan," katanya ditemui di Gladak Solo, Selasa (26/8/2025).

Parjuni memprotes harga jagung di pasaran yang melebihi harga pokok penjualan yakni Rp 7.000, sedangkan harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 5.500.

ADVERTISEMENT

"Kita minta pada pemerintah supaya ada penyesuaian harga jagung, yang notabenenya sekarang ini sudah melebihi harga umum, hampir sekitar Rp.7.000 lebih, sedangkan harga acuan (HPP) Rp 5.500. Aksi ini kita merasa jengkel," ungkapnya.

Menurutnya, mayoritas ketersediaan jagung berasal peternak rakyat. Pihaknya juga menuntut Menteri Pertanian mundur jika tak bisa menyelesaikan persoalan tersebut.

"Kalau Mentan tidak bisa selesaikan ini lebih baik ganti saja. Mundur lebih bagus. Jagung ini menyangkut peternak rakyat. Apalagi belum ada subtitusi yang bisa gantikan kualitas pakan jagung," bebernya.

Aksi mandi jagung tersebut, kata dia, sebagai bentuk kekecewaan terhadap Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Meskipun harganya sedang mahal, ia mengaku tak keberatan bila digunakan sebagai bentuk protes.

"Walaupun mahal jagung, kita bikin mandi. Karena jengkel harga mahal seperti ini HPP tinggi, akhirnya kita buat mandi saja," ucapnya.

Selain mandi jagung, pihaknya juga membagikan jagung rebus, ayam hidup dan telur pada warga.

"Ini bukan angka kecil. Kan kita Jateng saja kebutuhan per bulannya, tidak lebih dari 50 ribu ton sampai 100 ribu ton. Artinya apa, ini kontradiktif dengan apa yang terjadi di lapangan," pungkasnya.




(aku/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads