Kronologi Kematian Balita Raya yang Tubuhnya Penuh Cacing

Regional

Kronologi Kematian Balita Raya yang Tubuhnya Penuh Cacing

Tim detikJabar - detikJateng
Kamis, 21 Agu 2025 11:28 WIB
Rumah Raya di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan
Rumah Raya di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar
Solo -

Raya, balita dari Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi viral karena tubuhnya dipenuhi cacing sebelum meninggal. Berikut kronologinya, sejak balita tersebut diterima di RSUD Syamsudin hingga saat dia mengembuskan napas terakhir.

13 Juli 2025

Dilansir detikJabar, Raya masuk ke instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Syamsudin pada 13 Juli 2025 sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu Raya sudah tidak sadarkan diri sejak sehari sebelumnya.

"Pasien datang dibawa keluarga dan tim pengantar dalam keadaan tidak sadar. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan syok atau kekurangan cairan berat," kata Humas sekaligus dokter IGD RSUD Syamsudin, dr Irfan, kepada detikJabar, Selasa (19/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu tim medis berhasil menangani syok yang dialami Raya. Namun, soal penyebab penurunan kesadaran masih samar. Kemudian, terjadi peristiwa yang mengejutkan tim medis.

"Saat di IGD, tiba-tiba keluar cacing dari hidung pasien. Dari situ kita mulai menduga ada kaitannya dengan infeksi cacing," ujarnya.
Untuk perawatan intensif, Raya lalu dirujuk ke ruang PICU. Dari pemeriksaan lanjutan, dipastikan ia terserang askariasis, penyakit akibat cacing gelang (Ascaris lumbricoides).

ADVERTISEMENT

"Infeksi bisa terjadi ketika telur cacing tertelan, baik melalui makanan, minuman, maupun tangan yang kotor. Telur akan menetas di usus, lalu berkembang jadi larva yang bisa menyebar lewat aliran darah ke organ-organ, bahkan otak. Itu sebabnya pasien bisa tidak sadar," jelas Irfan.

"Tapi di lain sisi, yang sering kita temukan di paru makanya kenapa cacing bisa keluar lewat saluran nafas kita. Jadi dia merambat naik ke saluran atas ke hidung atau mulut. Kalau kondisi tidak sadar kan cacing dengan leluasa bisa bergerak kemana-mana termasuk ke BAB nya juga, karena banyak sekali cacingnya. Sudah dipastikan sarang utamanya ada di usus," imbuhnya.

Disebutkan bahwa Raya tinggal di rumah panggung sederhana dengan tanah terbuka di bawahnya.Lingkungan tempat tinggal itu diduga memperbesar risiko infeksi.

"Sepertinya pasien sering bermain di tanah tanpa alas kaki. Itu memperbesar risiko infeksi," kata dia.

Meski infeksi cacing kerap ditemukan, kasus separah Raya sangat jarang. Dokter menduga ada komplikasi lain.

"Jadi kemungkinan penyebabnya kombinasi antara infeksi cacing dan TB," ujar Irfan.

22 Juli 2025

Nyawa Raya tak tertolong meski berbagai upaya intensif medis telah dilakukan.

"Raya dibawa ke rumah sakit dalam kondisi terminal. Kalau penilaian saya pribadi sudah amat sangat terlambat dibawa ke rumah sakit. Obat yang kita berikan tidak bisa seefektif itu. Pada akhirnya, Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025 pukul 14.24 WIB," kata Irfan.

Dilansir detikJabar, kisah Raya sempat viral di Facebook Rumah Teduh. Edah (40), kerabat korban, menjadi orang pertama yang melaporkan kondisi Raya ke relawan. Dia menyaksikan langsung saat cacing keluar dari hidung Raya.

"Iya, satu dari hidung mah emang itu ada, saya lihat. Saya kira itu alat dari rumah sakit. Katanya ibu itu ada apa dari rumah sakit bukan, enggak tau katanya. Bukannya di sini enggak pasang. Eh saya mah enggak pasang kata perawat. Pas dilihat uteuk-utekan itu cacing," jelas Edah.

Bibi Raya, Sarah, juga masih saat keponakannya itu bermain dengan anak-anak lain sehari sebelum sakit.

"Biasanya kan sehari hari gaul sama anak anak, emang telat jalannya, sehari-hari biasa main, waktu hari Jumat masih main, hari Sabtu dibawa berobat gak bilang cacingan sih, bilangnya dokter paru, batuk, hari Minggu dibawa ke klinik bilangnya paru, langsung dibawa ke dokter anak, kan disuruh di bawa langsung, pulang lagi, jemput, itu 13 Juli, yang bawa berobat saya ke klinik kalapa nunggal, kata dokter saat itu TB," kata Sarah.

Keluarga Raya baru mengetahui soal kabar tubuhnya penuh cacing setelah balita itu meninggal.

"Gak tau, jadi begitu sampai disini dikabari bahwa banyak cacing dan segala macamnya, iya baru nya udah meninggal waktu lihat itu nya, gak tau bisa seperti itu, dari pola hidup suka main ditanah si anak, didapur suka cumang cemong emang iya sehari harinya begitu," ujarnya.




(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads