Hal Medis Tentang Kematian Pilu Anak Sukabumi Digerogoti Cacing

Round Up

Hal Medis Tentang Kematian Pilu Anak Sukabumi Digerogoti Cacing

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 20 Agu 2025 07:30 WIB
Cacing gelang di tubuh seorang wanita dari India.
Ilustrasi cacing gelang dalam tubuh (Foto: Facebook/Harry Welling)
Sukabumi -

Kisah pilu datang dari Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Raya, balita perempuan yang tubuh mungilnya sempat viral karena dipenuhi cacing, akhirnya meregang nyawa.

Dokter yang menanganinya sempat kebingungan mencari penyebab penurunan kesadaran sang anak, hingga kemudian fakta mengejutkan terungkap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penuturan dr Irfan, Humas sekaligus dokter IGD RSUD Syamsudin, Raya masuk ke instalasi gawat darurat pada 13 Juli 2025 sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu kondisinya sudah tidak sadarkan diri sejak sehari sebelumnya.

"Pasien datang dibawa keluarga dan tim pengantar dalam keadaan tidak sadar. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan syok atau kekurangan cairan berat," kata Irfan kepada detikJabar, Selasa (19/8/2025).

ADVERTISEMENT

Syok berhasil ditangani, tetapi penyebab penurunan kesadaran masih samar. Hingga kemudian sebuah kejadian mengejutkan terjadi di ruang IGD.

"Saat di IGD, tiba-tiba keluar cacing dari hidung pasien. Dari situ, kita mulai menduga ada kaitannya dengan infeksi cacing," ujarnya.

Raya kemudian dirujuk ke ruang PICU untuk perawatan intensif. Dari pemeriksaan lanjutan, dipastikan ia terserang askariasis, penyakit akibat cacing gelang (Ascaris lumbricoides).

"Infeksi bisa terjadi ketika telur cacing tertelan, baik melalui makanan, minuman, maupun tangan yang kotor. Telur akan menetas di usus, lalu berkembang jadi larva yang bisa menyebar lewat aliran darah ke organ-organ, bahkan otak. Itu sebabnya pasien bisa tidak sadar," jelas Irfan.

"Tapi di lain sisi, yang sering kita temukan di paru makanya kenapa cacing bisa keluar lewat saluran nafas kita. Jadi dia merambat naik ke saluran atas ke hidung atau mulut. Kalau kondisi tidak sadar kan cacing dengan leluasa bisa bergerak kemana-mana termasuk ke BAB nya juga, karena banyak sekali cacingnya. Sudah dipastikan sarang utamanya ada di usus," sambungnya.

Lingkungan tempat tinggal Raya diduga memperbesar risiko infeksi. Ia tinggal di rumah panggung sederhana dengan tanah terbuka di bawahnya.

"Sepertinya pasien sering bermain di tanah tanpa alas kaki. Itu memperbesar risiko infeksi," kata dia.

Meski infeksi cacing kerap ditemukan, kasus separah Raya sangat jarang. Bahkan dokter menduga ada komplikasi lain.

"Jadi kemungkinan penyebabnya kombinasi antara infeksi cacing dan TB," ujar Irfan.

Makam RayaMakam Raya Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Sayangnya setelah upaya intensif medis dilakukan, nyawa Raya tak tertolong.

"Raya dibawa ke rumah sakit dalam kondisi terminal. Kalau penilaian saya pribadi sudah amat sangat terlambat dibawa ke rumah sakit. Obat yang kita berikan tidak bisa seefektif itu. Pada akhirnya, Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025 pukul 14.24 WIB," tutup Irfan.

Kisah Raya sempat viral di Facebook Rumah Teduh. Edah (40), kerabat korban, menjadi orang pertama yang melaporkan kondisi Raya ke relawan. Ia menyaksikan langsung saat cacing keluar dari hidung sang anak.

"Iya, satu dari hidung mah emang itu ada, saya lihat. Saya kira itu alat dari rumah sakit. Katanya ibu itu ada apa dari rumah sakit bukan, enggak tau katanya. Bukannya di sini enggak pasang. Eh saya mah enggak pasang kata perawat. Pas dilihat uteuk-utekan itu cacing," jelas Edah.

Sarah, bibi Raya, masih ingat jelas keponakannya itu sempat bermain dengan anak-anak lain sehari sebelum sakit.

"Biasanya kan sehari hari gaul sama anak anak, emang telat jalannya, sehari-hari biasa main, waktu hari Jumat masih main, hari Sabtu dibawa berobat gak bilang cacingan sih, bilangnya dokter paru, batuk, hari Minggu dibawa ke klinik bilangnya paru, langsung dibawa ke dokter anak, kan disuruh di bawa langsung, pulang lagi, jemput, itu 13 Juli, yang bawa berobat saya ke klinik kalapa nunggal, kata dokter saat itu TB," kata Sarah.

Soal kabar tubuh Raya penuh cacing, keluarga baru mengetahuinya setelah ia meninggal.

"Gak tau, jadi begitu sampai disini dikabari bahwa banyak cacing dan segala macamnya, iya baru nya udah meninggal waktu lihat itu nya, gak tau bisa seperti itu, dari pola hidup suka main ditanah si anak, didapur suka cumang cemong emang iya sehari harinya begitu," ujarnya.




(sya/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads