Panijan, salah satu pemancing yang selamat dari tragedi tenggelamnya 12 pemancing di perairan Tambak Lorok, Semarang Utara, menceritakan detik-detik mencekam saat gelombang tinggi menghantam. Ia menyebut bisa selamat karena berpegangan pada tiang lampu.
Warga Bandarharjo itu menuturkan, mulanya cuaca cukup cerah saat ia bersama 11 pemancing lain memancing di area dam merah, kawasan pintu masuk Menara Merah, Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang. Namun, situasi tiba-tiba berubah drastis.
"Tiba-tiba langit gelap, angin kencang, gelombang tinggi datang disertai hujan deras. Saya melihat 12 pemancing kesapu gelombang," kata Panijan di dermaga Tambak Lorok, Selasa (19/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut, korban yang hilang berdiri di ujung dam, sementara dua korban yang sudah ditemukan meninggal dunia berada di bagian tengah. Panijan sendiri bisa selamat karena berdiri di posisi lebih tinggi, dekat tiang lampu.
"Saya menyelamatkan diri pegangan ke tiang lampu. Yang bawah saya di dam merah kesapu gelombang, tukang perahu lalu menjemput, tujuh selamat, lima tenggelam," bebernya.
Panijan kemudian dievakuasi oleh nelayan sekitar yang ikut membantu. Ia mengaku sangat bersyukur bisa diselamatkan nelayan yang membawa perahu tersebut.
"Saya bisa selamat karena ditolong perahu nelayan," ujarnya.
Terpisah, Kapolsek Semarang Utara, Kompol Heri Sumiarso, mengatakan rombongan pemancing berangkat menggunakan perahu dan berhenti di area dam merah sekitar pukul 10.00 WIB. Lokasi itu berjarak sekitar 15 menit dari dermaga Tambak Lorok.
"Awalnya mereka memancing, kemudian sekitar pukul 11.00 WIB terjadi angin kencang disertai gelombang tinggi. Lima orang terlempar ke laut, dua sudah ditemukan meninggal dunia yakni
Bagong (Febrianto) dan Bagus. Tiga lainnya, Ujo, Mono, dan Wanto masih dalam pencarian," kata Heri.
Selain lima korban, tujuh pemancing lain berhasil selamat. Mereka adalah Hartono, Sigit, Andi, Sugeng, Pak To, Pak Wor, dan Mbah Ee.
"Identitas resmi masih dalam pendataan," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan laut menimpa rombongan pemancing di kawasan pintu masuk Menara Merah, Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang. Dari total 12 orang, 7 berhasil selamat, 2 ditemukan meninggal dunia, dan 3 lainnya masih hilang.
Peristiwa itu viral di media sosial usai diunggah akun Instagram @infokriminalsemarang. Tampak dua orang terkapar di lantai dan ditutupi kardus.
"Info awal penemuan M4yat lokasi Perairan tambak Lorok.
kejadian 11 pemancing hanyut tenggelam ditambaklorok karna angin kencang tadi siang. 2 orang tidak bisa di selamatkan dan di nyatakan MD," tulis akun tersebut, Selasa (19/8).
Saat dimintai konfirmasi, Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia mengatakan, peristiwa itu terjadi siang tadi sekitar pukul 11.00 WIB.
Para pemancing mulanya berangkat diantar perahu milik Warga Tambak Lorok RT 02/15, Kelurahan Tanjung Mas, Singgih, menuju dam lampu merah pintu masuk Pelabuhan Tanjung Emas.
"Awalnya 12 orang pemancing berangkat memancing sekitar pukul 07.00 WIB. Namun sekitar pukul 10.30 WIB kondisi cuaca memburuk, angin kencang dan gelombang tinggi," kata Endro saat dihubungi detikJateng, Selasa (19/8).
(apl/apl)