Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Sumarno dan Kepala Dinas ESDM Jateng Agus Sugiharto buka suara soal kebakaran sumur minyak di Kabupaten Blora yang menewaskan tiga warga. Hingga kini api dari sumur itu belum padam.
Sekda Jateng, Sumarno, mengatakan ada tim verifikasi Pemprov untuk melakukan pemeriksaan terhadap sumur minyak rakyat ilegal yang terbakar di Blora.
"Kita sebetulnya ini lagi berproses membentuk tim untuk verifikasi. Sebenarnya sebelum kejadian kami sudah menyiapkan tim verifikasi masalah sumur-sumur tradisional," kata Sumarno kepada wartawan di halaman Pemprov Jateng, Selasa (19/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena risikonya cukup besar. Karena kalau yang jadi masalah, begitu ilegal itu nggak ada yang meng-asesmen masalah sisi keselamatan. Ya itu yang menjadi PR berat," sambungnya.
Ia mengatakan tim tersebut tidak hanya menyasar Blora, tapi juga seluruh wilayah Jateng.
"Tim kita lintas sektoral, tidak hanya di Blora saja tapi di seluruh Jateng akan kita asesmen seluruhnya," jelasnya.
Sumarno menyebut sejauh ini pihaknya masih menunggu petunjuk teknis dari kementerian terkait mengenai mekanisme pengawasan dan legalisasi sumur minyak rakyat.
"Kalau secara juknis, kami baru dapat laporan dari BPSDM. Makanya kami sudah membentuk tim, kami laporkan juga ke Pak Gubernur sebelum kejadian ini," ujarnya.
"Mudah-mudahan nanti kalau sudah dibentuk kita akan mempelajari juknis dan sebagainya untuk kita gerak di lapangan," lanjutnya.
Sumur TKP Kebakaran Maut Ternyata Ilegal
Terpisah, Kepala Dinas ESDM Jateng, Agus Sugiharto menegaskan sumur minyak rakyat yang terbakar di Blora itu memang berstatus ilegal.
"Tidak ada izin dari SKK Migas maupun Pertamina untuk pengeboran sumur di Blora. Jadi betul, ini sumur ilegal," kata Agus.
Ia menambahkan sumur minyak itu merupakan pengeboran baru dengan kedalaman 120-150 meter. Diduga pengeboran dilakukan pada 2025, tetapi kepastian waktunya masih menunggu investigasi. Agus menyebut, pihaknya masih fokus menangani kebakaran yang menelan tiga korban jiwa tersebut.
"Setelah semua clean and clear, baru bisa dilakukan olah TKP," jelasnya.
Tim Cabang Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan sudah diterjunkan ke lokasi. Dinas PUPR Blora juga mengerahkan eskavator untuk membantu menutup sebaran minyak dengan urukan material.
"Tujuannya agar hidrokarbon tidak menyebar ke mana-mana. Kalau dibiarkan, polusinya akan meluas," tandas Agus.
Sebelumnya diberitakan, sumur minyak rakyat yang berada di Dusun Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, terbakar pada Minggu (17/8). Akibat peristiwa itu tiga orang tewas. Ratusan orang juga mengungsi.
Bupati Blora, Arief Rohman, mengungkapkan status sumur tersebut ternyata pengeboran ilegal. Titik lokasi kebakaran sumur minyak tersebut berada di area permukiman warga. Jaraknya hanya sekitar 5 meter dari rumah warga.
"Lahannya ini lahan warga ya, lahan masyarakat. Jadi memang boleh dikata ini sumur masyarakat yang belum legal," jelasnya saat meninjau lokasi kebakaran sumur minyak, Senin (18/8).
(dil/ams)