Cerita Sarsih Korban Tewas Ledakan Sumur Minyak Blora Berlarian Minta Tolong

Cerita Sarsih Korban Tewas Ledakan Sumur Minyak Blora Berlarian Minta Tolong

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Senin, 18 Agu 2025 17:57 WIB
Kondisi sumur minyak yang meledak dan terbakar di Dusun Gedono, Gandu, Bogorejo, Blora, Senin (18/8/2025).
Kondisi sumur minyak yang meledak dan terbakar di Dusun Gedono, Gandu, Bogorejo, Blora, Senin (18/8/2025). Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng
Blora -

Sebuah sumur minyak rakyat di Blora meledak mengakibatkan 3 orang tewas. Warga setempat menceritakan momen mengerikan yang mereka saksikan.

Salah satunya Sarsih. Wanita yang usianya diperkirakan sekitar 65 tahun warga Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Blora ini menceritakan kejadian meledaknya sumur minyak.

"Saya tahu, sumur 'mbledos' 2 kali. Geni (api) menjurat-jurat ke atas," ungkapnya saat ditemui detikJateng di lokasi pengungsian di Balai Desa Gandu, Bogorejo, Senin (18/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sarsih mengaku tidak tahu persis seperti apa peristiwanya karena saat itu dia sedang berada di dalam rumah. Diketahui, rumahnya berjarak hanya sekitar 100 meter dari lokasi sumur yang meledak.

ADVERTISEMENT

"Saya tahunya api besar, 'jleret' (menunjukkan api besar). Seolah api berada di atas kepala saya," bebernya.

Melihat hal besarnya api dan asap hitam, dia langsung panik. Dia bersama warga lainnya langsung berlari ke sana kemari tak karuan arahnya.

"Kulo ning omah. Kulo arep ndelok, tapi durung teko nggon wes mbledos. Terus melayu. Nggeh mlayu sak parak parak, pados selamet (Saya kan di rumah. Saya mau melihat, tapi belum sampai lokasi sudah meledak. Ya saya berlarian mencari keselamatan)," jelasnya.

Sarsih, warga Dusun Gendono, Gandu, Bogorejo, Blora, yang rumahnya dekat lokasi meledaknya sumur minyak, saat ditemui Senin (18/8/2025).Sarsih, warga Dusun Gendono, Gandu, Bogorejo, Blora, yang rumahnya dekat lokasi meledaknya sumur minyak, saat ditemui Senin (18/8/2025). Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng

"Wong-wong nggeh podo mlayu sak parak-parak (Orang-orang juga pada berlari berhamburan)," tambahnya.

Sarsih melanjutkan, korban atas nama Sureni dan Wasini sempat berlari minta pertolongan sebelum tewas. Dia bercerita korban minta tolong dalam keadaan tubuhnya melepuh.

"Enten sing jaluk tulung tulung. Seng pejah niku, tasih mlayu teng ratan. Awak mpun nglotok sedanten. Awak'e nglotok sedanten (Ada yang minta pertolongan. Yang meninggal dunia itu, masih berlari di jalan. Tubuhnya sudah mengelupas semua. Tubuhnya melepuh semua)," ungkap wanita dengan 2 anak dan 5 cucu ini.

Dikatakan Sarsih, dia setelah mengetahui adanya kepulan asap dan kobaran api pun berteriak histeris.

"Selamet selamet, ya Allah gusti ya Allah gusti, selamet selamet, ya allah gusti. Sambil berlari. Sambil cincing-cincing pakaian," ungkapnya.

Dia berlarian yang tak tentu arah tersebut tidak sempat menyelamatan barang berharga dan hewan ternak.

"Saya tinggal semua. Surat-surat baru saya ambil tadi malam. Surat nikah saja masih ketinggalan di rumah. Punya 3 kambing kecil-kecil juga masih berada di rumah," jelasnya.

Mbah Sarsih berdoa agar bencana alam ini segera selesai.

"Mugo mugo ilang genine, ndang mantuk. Nangis eluh mas teng mriki. Kepikiran terus (Semoga hilang apinya, segera pulang. Menangis eluh mas di sini. Kepikiran terus)," harapnya.

"Selamet seger waras, sak anak putu, tanggaku selamet kabeh. Doa kaleh gusti Allah selamet kabeh. Seger waras sehat (Selamat segar bugar semua anak cucu, tetangga semua selamat semua. Doa sama Allah selamat semua)," ucapnya.

Warga lain, Supari (70), juga menyaksikan hal yang sama. Dia panik berlari sembari mencari cucunya.

"Kulo mblayu goleki putuku, putuku endi, putuku endi. Mblayu gedandapan (saya lari mencari cucu saya. Cucuku mana, cucukh mana. Berlari dengan panik)," jelasnya.

Supari mengaku ketika terjadi ledakan sedang tidak berada di rumah. Mengetahui ledakan, dia langsung berlari pulang ke rumah untuk mencari cucunya bernama Lufi yang berusia (9) tahun.

"Saya di luar rumah. Cucu saya di rumah, saya cari, saya kira sedang main di luar. Saya tahu ada ledakan terus pulang mencari cucu saya," jelasnya.

Warga lain, Sabit (63), mengaku saat terjadi ledakan dia sedang berkumpul dengan teman-temannya. Saat itu dia sedang beristirahat, setelah bekerja menaikkan minyak ke atas truk.

"Waktu meledak, saya waktu itu jagongan (berdialog) biasa sama teman teman. Setelah menaikkan latung (minyak). Ketika tahu meledak, langsung sumur-sumur tutup semua," jelasnya.

Dia mengatakan, biasanya untuk menaikkan minyak dikasih upah Rp 1 juta per 1 truk. Minyak itu sudah dikumpulkan ke ke dalam wadah dan dinaikkan ke atas truk.

"Saya ikut mengambil latung. Muat latung kadang-kadang mendapat Rp 8 ribu, Rp 10 ribu, kemarin dapat Rp 15 ribu. Tinggal jumlah orang yang mengangkut. Kalau 1 truk itu dibayar 1 juta, dibagi sama orang orang yang ikut menaikkan. Kadang dibagi 47 orang, kadang lebih," jelasnya.

Mbah Sabit mengatakan, dalam ledakan dahsyat orang orang berlarian. Dia mengatakan korban yang meninggal sempat berlarian minta tolong.

"Pada kabur. Banyak yang kabur. (Korban) kulitnya mlocot (mlepuh). Lha gimana mas, latung (minyak) mengalir diambil pakai gayung langsung menyala," jelasnya.

"Yang lari langsung gombal e ntek (baju habis terbakar), rambut entek (habis). Saya ya tidak berani lihat, saya langsung pulang. Enek seng mati neng nggon, iku wes tuwo. (Ada yang meninggal di tempat, itu yang sudah tua)," jelas Mbah Sabit.

Sebelumnya diberitakan, sumur minyak rakyat yang berada di Dusun Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, terbakar pada Minggu (17/8). Akibat peristiwa itu 3 orang tewas. Puluhan keluarga juga harus mengungsi.

Bupati Blora, Arief Rohman, mengungkapkan status sumur tersebut ternyata pengeboran ilegal. Belum mengantongi izin resmi pemerintah.

"Lahannya ini lahan warga ya, lahan masyarakat. Jadi memang boleh dikata ini sumur masyarakat yang belum legal," jelasnya saat meninjau lokasi kebakaran sumur minyak.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Menteri Bahlil Buat Aturan yang Legalkan Sumur Minyak Masyarakat"
[Gambas:Video 20detik]
(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads