Mobil pikap pengangkut para pegowes mengalami kecelakaan di desa kawasan puncak Gunung Merapi, Desa Tegalmuyo, Kecamatan Kemalang, Klaten. Mobil pikap itu terperosok ke jurang sedalam 15 meter di Dusun Pajegan bersama penumpangnya.
"Kejadiannya itu sekitar jam 08.00 WIB. Kendaraan pikap itu mengantar orang yang mau gowes," kata koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana (OPRB) Desa Tegalmuyo, Subur kepada detikJateng, Minggu (17/8/2025).
Menurut Subur, saat terjadi kecelakaan mobil itu mengangkut sepeda onthel bersama beberapa orang. Kemungkinan sopir salah injak gas sehingga meluncur ke jurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu mungkin salah injak gas atau apa, mobil meluncurkan ke jurang dengan kedalaman sekitar 15 meter. Penumpang lima orang, dua luka serius dan lainnya luka ringan dibawa teman-teman ke RS," terang Subur.
![]() |
"Kemungkinan salah injak gas karena semula posisi mobil itu berhenti. Kemudian melompat mundur kemungkinan terinjak pedal gas, mobil asal dari Jalan Kaliurang, Yogyakarta," jelasnya.
Pusdalops BPBD Kabupaten Klaten, Indiarto, menyatakan dari assesmen tim reaksi cepat (TRC) lokasi jurang masuk Dusun Pajegan. Peristiwa itu berawal saat mobil dari bawah (Sleman) menanjak ke Sapu Angin untuk mengantar sepeda santai.
"Mau naik ke Sapu Angin untuk antar sepeda santai. Mobil puter balik dan waktu mau puter balik pas digas posisi gigi mobil masih masuk gigi R (mundur) dan waktu digas mobil mundur terperosok," jelas Indiarto.
"Penumpang lima orang, luka di dahi sobek, ada yang patah kaki, atau sesak nafas. Evakuasi dan penanganan melibatkan potensi gabungan TRC BPBD, Damkar, SAR, warga dan perangkat desa," tambah Indiarto.
Komandan regu 3 Damkar Satpol-PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Tri Hatmoko, menambahkan laporan awal kecelakaan diterima tim SAR. Evakuasi kemudian dilakukan dengan kolaborasi.
"Kolaborasi evakuasi dilakukan SAR, TRC BPBD, Damkar, dan warga masyarakat Sapu Angin. Mulai proses evakuasi dari jam 09.15 WIB berhasil dievakuasi jam 11.30 WIB dengan ditarik mobil SAR," jelas Tri Hatmoko.
(ams/ams)