Kala Eks Legislator Banteng Moncong Putih Menyeberang ke Gajah Kepala Merah

Terpopuler Sepekan

Kala Eks Legislator Banteng Moncong Putih Menyeberang ke Gajah Kepala Merah

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 17 Agu 2025 08:51 WIB
Beredar bendera dengan logo PSI yang baru di Kota Solo, Senin (14/7/2025).
Beredar bendera dengan logo PSI yang baru di Kota Solo, Senin (14/7/2025). Foto: dok. detikJateng
Solo -

Kejutan terjadi di PDI Perjuangan (PDIP) Solo. Tiga kadernya memutuskan bergabung bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Mereka adalah Ginda Ferachtriawan, Diah Retno Pratiwi, dan Wawanto yang juga mantan anggota DPRD Solo.

Kepastian bergabungnya tiga eks legislator PDIP dibenarkan Ketua DPW PSI Jawa Tengah, Antonius Yogo Prabowo. Ia mengungkap Ginda sudah bergabung sebelum PSI menghelat kongres. Sementara Diah Retno dan Wawanto menjadi anggota pada Jumat (8/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mas Ginda bergabung sebelum kongres, mungkin awal bulan Juli sudah bergabung, lali Jumat kemarin berkomunikasi dengan dua teman juga eks legislatif Solo dari PDIP yakni Mas Wawanto dan Mbak Diah Retno Pratiwi," katanya dihubungi detikJateng, Senin (11/8).

ADVERTISEMENT

Yogo mengatakan tiga kader tersebut kini sudah mendapat KTA PSI dan sudah bergabung ke partai berlogo gajah itu. Yogo menilai tiga kader tersebut bergabung ke PSI karena memiliki visi dan misi yang sama.

"Mungkin ada kesamaan visi dan misi arah perjuangan ke depan, kemudian ingin melihatnya PSI itu kan anak-anak muda, ya tentu bisa berbuat lebih banyak lagi dengan apa talenta masing-masing di Kota Solo," ungkapnya.

Blak-blakan Ginda Ungkap Alasan Gabung PSI

Saat dimintai konfirmasi, Ginda mengungkapkan alasan kenapa ia bergabung bersama partai berlogo gajah kepala merah tersebut. Ginda menerangkan dia sudah mengirim surat pengunduran diri sebagai kader PDIP per tanggal 14 Juli 2025.

"Saya mengundurkan diri dulu bikin surat, saya kirim ke kantor, saya juga sempat komunikasi dengan Pak Rudy (Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo) selaku ketua via WA dan sudah dijawab juga ya toh, ya sudah, kemudian saya login," ujar Ginda.

Ginda mengaku sudah pamitan ke FX Rudy dan mengucapkan terima kasih karena diberi kesempatan bergabung ke PDIP. Apalagi, ia juga sudah dua periode menjadi anggota DPRD.

"Sudah lama kan di PDI, kemarin udah terima kasih sama Pak Rudy dan partai sudah diberi kesempatan. Tapi kayaknya mau mencoba jalan baru lah," ucapnya.

"Saya nggak tahu sih status saya ya, tapi yang jelas saya merasa masih punya KTA (PDIP), makanya saya meyakini sebaiknya saya bikin surat pengunduran diri. (Itu kapan?) Saya clear saja, 14 Juli lalu login," sambungnya.

Menurutnya, banyak kader muda di PSI dan banyak pemikiran serta semangat yang luar biasa. Dengan pengalaman yang ia miliki, Ginda yakin bisa berkolaborasi yang baik.

"Kenapa tidak? Bukan masalah visi ya kita tahu betul kok PSI partai baru, di sini banyak anak muda pemikirannya juga muda walaupun saya sudah tua. Tapi saya yakin dengan pengalaman dan apa jam terbang saya selama ini di kiprah politik, saya meyakini ini akan jadi kolaborasi yang baik menurut saya kalau saya bisa ikut berpartisipasi karena saya meyakini bonus demografi kan adalah yang utama," pungkasnya.

Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo saat ditemui di Gedung DPRD Solo, Jumat (15/8/2025)Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo saat ditemui di Gedung DPRD Solo, Jumat (15/8/2025) Foto: Tara Wahyu/detikJateng

Respons Keras FX Rudy

Ketua DPC PDIP Solo, FX Rudy, mengomentari perpindahan tiga kader ke PSI itu. Ia menegaskan kader yang memang lahir dari PDIP tidak akan berpindah ke parpol lainnya.

"Wah, itulah yang namanya PDI Perjuangan. Jadi, mulai PDI sampai PDI Perjuangan. Kalau orang yang dari PDI jadi PDI Perjuangan pasti tidak akan berpindah ke partai politik, karena paham betul tentang ideologi partai," kata dia saat ditemui di kediamannya di Pucangsawit, Jebres, Solo, Senin (11/8).

Mantan Wali Kota Solo periode 2016-2021 tersebut melanjutkan, pihaknya tidak khawatir kehilangan kader yang berganti parpol.

"Jadi nggak ada, kita nggak pernah khawatir dengan siapapun yang keluar dari PDI Perjuangan karena belum paham betul tentang ideologi partai ya," ucapnya.

"Mbak Mega (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri) saja sudah menyampaikan yang tidak suka dengan PDI Perjuangan silakan out, keluar. Apalagi melanggar aturan-aturan dari partai itu sendiri. Perintah Ketua Umum tidak dilaksanakan itu sama saja pengkhianatan," sambungnya.

Rudy juga menyinggung soal perintah Ketua Umum PDI Perjuangan yang tidak dilaksanakan.

"Lah kalau si Ginda mengirim surat pengunduran diri ya kita terima. Lah ngapain. Karena dia juga tidak melakukan perintah Ketua Umum kok. (Di Pilkada kemarin?) Iya. (Tiga-tiganya juga?) Iya, tiga-tiganya," ungkapnya.

Rudy yang juga mantan Wali Kota Solo itu menyebut ketiga mantan kader tersebut tidak masuk dalam struktur partai. Meskipun ketiganya pernah menjadi anggota DPRD Solo.

"(Jadi struktur partai?) Belum, DPC belum. PAC aja hanya sebagai pengurus dan juga jarang hadir untuk si Saudara Ginda. Kalau Wawan itu hanya sebatas pengurus ranting saja selesai. Nggak dipilih lagi berarti kan tidak punya integritas dan tidak punya kredibilitas," kata Rudy.

"(Diah?) Sama dia itu juga bukan siapa-siapa. Dia kita jadikan anggota DPRD itu saya yang menyelesaikan segala sesuatunya dan itulah yang namanya orang yang tidak tahu diri gitu saja bagi saya. (Surat pengunduran diri ayah diterima?) Silakan dikirim ke saya namun surat pemecatan sudah kita kirim ke DPP Partai," lanjutnya.

Rudy juga optimistis kehilangan tiga kader itu tidak akan menggerus suara PDIP.

"Kalau saya bertiga itu nggak ada artinya kok untuk di PDI perjuangan. (Menggerus suara partai?) Nggak, karena satu, punya masalah semua itu," pungkasnya.

Tanggapan Puan Maharani

Sementara Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, menanggapi santai keluarganya Ginda, Dyah, dan Wawan.

"Kalau kemudian seseorang, atau 3 orang atau berapa orang kemudian sudah tidak berkeinginan untuk ada di dalam PDI Perjuangan, monggo saja," kata Puan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025), dikutip dari detikNews.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads