Video seorang tamu cekcok dengan petugas hotel di Kota Pekalongan viral di media sosial. Dalam video terdengar perdebatan terkait biaya tambahan dan berujung pengusiran.
Video tersebut diunggah akun TikTok @ramasahid dan telah ditonton jutaan kali. Diketahui peristiwa ini terjadi pada Rabu (13/8/2025) malam.
Muhammad Sahid Ramadhan, pemilik akun TikTok @ramasahid yang merupakan tamu perekam dan pengunggah video tersebut, mengaku kecewa karena diminta membayar biaya tambahan saat check-in. Ia mengatakan harga kamar yang ia pesan lewat aplikasi seharusnya sudah klir dan tidak ada biaya lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konfirmasi Tamu Hotel
detikJateng meminta konfirmasi terhadap Rama. Saat dihubungi melalui pesan TikTok, Rama mengizinkan detikJateng untuk mengutip materi dalam video yang dia posting tersebut, Jumat (15/8/2025).
Di video bagian pertamanya, Rama, menceritakan awal mula peristiwa itu.
"Tadi malam (Rabu malam), saya mendapatkan perlakuan yang tidak enak sama sekali menginap di salah satu hotel di Pekalongan. Hotel tersebut saya pilih karena dengan alasan yang pertama adalah syariah, kedua selain syariah ternyata kok hemat harganya murah ada promo dan saya datanglah ke hotel tersebut," ucapnya.
"Ternyata, setelah check in diminta biaya tambahan karena saya kekeh dengan prinsip saya gak ada biaya tambahan sama sekali karena saya sering nginap di hotel kalau di beberapa di tempat bukan bermaksud sombong karena memang saya suka traveling ngisi (acara) di beberapa tempat dan saya nginep di hotel tidak ada satu pun yang pernah membuat atau mengenakan biaya tambahan saat saya check-in," kata Rama.
"Saya kekeh gak mau bayar biaya tambahan tersebut apa yang terjadi, yang terjadi saya ujung-ujungnya diusir padahal saya sudah mau istirahat," tambah Rahma.
Hingga akhirnya ia terpaksa lebih memilih pindah hotel lainnya, malam itu juga.
Konfirmasi Pihak Hotel
Terpisah, saat dimintai konfirmasi, perwakilan manajemen hotel, Ariyesti, memberikan klarifikasi. Ariyesti menjelaskan hotel memiliki kebijakan harga minimal Rp 150 ribu untuk kamar. Jika harga pemesanan melalui aplikasi di bawah nominal itu, maka tamu dikenakan biaya tambahan. Dalam kasus Rabu (13/8) malam itu, harga kamar Rp 130 ribuan sehingga ada selisih Rp 10.224 yang harus dibayar di front office (FO).
"Ketentuan itu sudah berjalan di hotel kami. Kami sudah arahkan tamu untuk konfirmasi ke pihak aplikasi. Karena promo dari Traveloka itu di luar sepengetahuan kami. Tapi beliau menolak membayar," ujar Ariyesti saat ditemui detikJateng di hotel tempatnya bekerja, Kamis (14/8/2025).
Ariyesti menambahkan, saat kejadian, status check-in dari Rama di sistem hotel belum tercatat. Bahkan belum diapprove oleh pihak hotel. Namun FO sempat memberikan kunci kamar karena merasa tertekan oleh sikap tamu yang dianggap kurang bersahabat.
"Beliau juga meminta pengembalian uang secara tunai, padahal pemesanan lewat aplikasi. Kami tidak bisa mengembalikan uang cash," jelasnya.
Manajemen hotel mengaku kejadian ini sempat mengganggu kenyamanan tamu lain.
Pihaknya pun kini membuka diri untuk bertemu Rama demi menyelesaikan masalah. Pihaknya sudah meminta maaf kepada Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
PHRI Buka Suara
Sementara itu, Ketua PHRI Kota Pekalongan, Trias Wahyu Arditya, mengatakan pihaknya telah melakukan klarifikasi pada pihak hotel dan tamu secara terpisah.
Menurutnya, kasus ini dipicu perbedaan harga akibat promo atau penukaran voucher di aplikasi yang tidak diinformasikan ke pihak hotel.
"Hotel punya kebijakan minimal tarif Rp 150 ribu, sedangkan di Traveloka harganya Rp 130 ribuan karena promo. Akhirnya timbul selisih harga yang jadi masalah. Ini pembelajaran bagi kedua belah pihak," kata Trias saat dihubungi melalui telepon.
"Sebenarnya menang saya sudah ketemu dengan Pak Rama dan lihat hotel. Intinya memang pihak hotel itu menerapkan standar harga 150 ribu, Pak Rama itu mendapatkan biaya Traveloka itu 130 berapa selisih biaya Rp 10 ribu, menang itu kebijakan hotel," jelasnya.
Sedangkan tamu sendiri sudah merasa selesai di aplikasi.
"Makanya mungkin yang itu membuat Mas Rahma tidak berkenan, karena sudah membayar Traveloka yang sesuai kok di hotel ditambah biaya lagi," tambahnya.
"Sebenarnya mereka itu menggunakan operator ya, bisa memainkan harga, ternyata bukan dari operator. Ya tadi Mas Rahma itu dia dari segi karena dia tukar voucher di Travelokanya, mungkin pihak hotel itu tidak tahu kalau ada penukaran voucher tadi dari Traveloka. Karena kan kalau ada penukaran voucher akhirnya hotel ya merasa dirugikan," jelasnya.
Penukaran poin menjadi voucher, dicontohkannya, jika punya poin tertentu di aplikasi bisa ditukar menjadi voucher.
"Ya kalau kita punya poin itu, kan bisa ditukar kalau mau nginap, kita tukar poin kita dapat diskon 10 persen kan ada itu," ungkapnya.
Pihaknya juga sudah berkomunikasi ke hotel agar pihak hotel menyelesaikan kasus itu dengan baik.
"Pihak hotel katanya sudah mencoba menghubungi pihak Mas Rama, namun pihak hotel belum bisa terhubung," pungkasnya.
(rih/sip)