Ada Nama Jalan Sersan Sadikin dan Kopral Sayom di Klaten, Begini Kisahnya

Ada Nama Jalan Sersan Sadikin dan Kopral Sayom di Klaten, Begini Kisahnya

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 14 Agu 2025 15:32 WIB
Plang jalan Sersan Sadikin dan Kopral Sayom di Klaten.
Plang jalan Sersan Sadikin dan Kopral Sayom di Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng.
Klaten -

Dua jalan utama di Kota Klaten diberi nama Sersan Sadikin dan Kopral Sayom / Sayem. Kedua nama itu ternyata nama dua pejuang kemerdekaan dari anggota Tentara Rakyat Indonesia (TRI) yang gugur tahun 1947.

Menemukan ruas Jalan Sersan Sadikin, Klaten tidak terlalu sulit. Ruas jalan tersebut mulai dari simpang empat GOR Gelarsena, Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara ke utara sampai simpang empat Mayungan, Kecamatan Ngawen sekitar 1 kilometer.

Sedangkan ruas Jalan Kopral Sayom mulai dari simpang tiga Bareng Lor ke selatan sejauh sekitar 1 kilometer. Kedua jalan protokol tersebut kondisinya bagus dan ramai setiap hari oleh aktivitas warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menemukan jejak perjuangan keduanya dalam perang kemerdekaan pun tidak sulit. Sebab nama keduanya terukir di sebuah batu prasasti yang ada di Jalan Veteran, Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara.

ADVERTISEMENT
Plang jalan Sersan Sadikin dan Kopral Sayom di Klaten.Plang jalan Sersan Sadikin dan Kopral Sayom di Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Batu prasasti terbuat dari marmer putih itu berada di tepi jalan tengah kota atau sekitar 500 meter dari Jalan Kopral Sayom. Pada tugu terpahat tulisan "Di tempat pertahanan ini gugurnya pahlawan Sersan Sadikin dan Kopral Sayem Dalam Pertempuran Tentara Kita TNI melawan pesawat terbang Belanda (cocor merah) pada perang Kemerdekaan I bulan Juli 1947,".

Di belakang prasasti tersebut terdapat lahan kosong yang dibuat taman. Di ujung timur taman dibangun tugu berbentuk peluru dan diorama yang menggambarkan para pejuang melawan pesawat terbang Belanda.

"Cerita dari Mbah saya dulu, para pejuang di situ (tugu prasasti) menghadang pesawat terbang Belanda. Pesawat muter-muter sampai Ngentak (selatan Bareng Lor) lalu balik menembaki pejuang," ungkap warga Kampung Ngingas Kidul, Kalurahan Bareng Lor, Tridoyo (49) kepada detikJateng, Kamis (14/8/2025) siang.

Dituturkan Tridoyo yang juga ketua RW 5, lokasi tertembaknya dua pejuang kemerdekaan itu dulunya masih sawah. Para pejuang bersembunyi menghadang pesawat terbang Belanda tapi tertembak.

"Di situ (tugu) tertembaknya, karena sudah punya pangkat berarti tentara. Kata Simbah, di depan rumah sini dulu ditemukan banyak peluru, pas pojokan rumah, peluru sisa perang sampai diwadahi tenggok," terang Tridoyo.

Di zaman dulu, sambung Tridoyo, lokasi tertembaknya dua pejuang itu masih berupa sawah dan grumbul (gundukan tanah bersemak). Meskipun sekarang menjadi jalan raya, dulunya jalan tanah.

"Kata simbah dulu jalannya tanah, masih jalan kecil, belum jadi jalan raya seperti sekarang. Rumah Simbah saya (Karyorejo) disini (utara tugu dan utara jalan)," imbuh Tridoyo.

Kedua orang pejuang yang gugur itu, sebut Tridoyo, bukan orang kampungnya. Setelah gugur nama keduanya menjadi nama jalan di Klaten.

"Yang Kopral Sayom jadi nama jalan di Bareng Lor, yang Sersan Sadikin dari GOR ke Utara. Tugu dibangun kapan saya tidak tahu, saya kecil sudah ada," lanjut Tridoyo.

"Dulu tugunya tidak sebagus sekarang. Sekarang bagus ada taman dan dirawat, kadang yang bersihkan tentara," pungkas Tridoyo.

Kepala Dinas PUPR Pemkab Klaten, Suryanto, menyatakan nama jalan dua ruas itu sudah lama. Jalan tersebut dinamakan keduanya sejak tahun 1991.

"Sejarah perjuangan pastinya yang tahu para sesepuh. SK tentang jalan yang tertua itu dengan SK gubernur tahun 1991, nama jalan itu (Sersan Sadikin dan Kopral Sayom) sudah tertera," jelas Suryanto saat diminta konfirmasi detikJateng.




(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads