Bocil di Lamongan Ngamuk Rusak Perabot Rumah, Damkar Turun Tangan

Regional

Bocil di Lamongan Ngamuk Rusak Perabot Rumah, Damkar Turun Tangan

Eko Sudjarwo - detikJateng
Selasa, 12 Agu 2025 20:27 WIB
Petugas Damkar Lamongan saat berusaha membujuk dan berbicara dengan anak tantrum usai mengubrak-abrik rumah
Petugas Damkar Lamongan saat berusaha membujuk dan berbicara dengan anak tantrum usai mengubrak-abrik rumah. Foto: Dok. Istimewa.
Solo -

Seorang bocah 11 di Desa Tanjung, Lamongan, mengamuk dan mengubrak-abrik seisi rumah bahkan menyerang sang nenek. Warga pun memanggil petugas pemadam kebakaran (damkar) untuk menangani bocil tersebut.

Dilansir detikJatim, Selasa (12/8/2025) peristiwa tersebut terjadi pada Senin (11/8) sekitar pukul 21.30 WIB. Bocah yang tantrum itu membuat orang tuanya kewalahan.

Aksi nekat bocah yang sudah tidak terkendali itu tak hanya merusak dan membuang semua perabot, tetapi juga melukai sang nenek. Akibat aksi yang tidak bisa ditangani itu, warga pun akhirnya memanggil petugas damkar untuk menenangkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut keterangan ibunya, anak ini mengamuk dan menangis sambil berteriak histeris serta merusak semua barang di rumah. Anak ini juga membuang dan merusak barang rumah bahkan menganiaya neneknya," terang salah seorang petugas Damkar Korwil Lamongan, Suwanto, Selasa (12/8).

ADVERTISEMENT

Mendapati laporan itu, petugas damkar langsung meluncur ke lokasi dan mencoba menenangkan sang anak yang masih mengamuk. Petugas damkar berulang kali mengajak ngobrol agar sang anak bersedia bercerita.

Usai melakukan berbagai upaya, akhirnya petugas damkar berhasil membujuk sang bocah. Sekira pukul 22.00, emosi sang anak mulai mereda dan sang anak pun tidak tantrum lagi. Usai kejadian itu, pihak Damkar Lamongan juga berencana melakukan kunjungan lanjutan untuk memantau kondisi anak tersebut.

"Insya Allah kami akan melihat perkembangan anak. Jika keadaannya tidak membaik, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," tuturnya.

Berdasarkan penuturan orang tua anak tersebut, sang bocah diduga mengalami perundungan dan tekanan di lingkungan sekolah hingga enggan bersekolah.

Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Lamongan, Umuronah, mengatakan pihaknya bersama tim akan turun langsung untuk melakukan penelusuran ke rumah anak tersebut guna mengetahui penyebab perilaku tantrum yang dialami.

"Kami akan mem-visit, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah penyebabnya dari lingkungan keluarga, teman, atau faktor lain di sekitar tempat tinggalnya," terang Umuronah kepada wartawan, Selasa (12/8).

Menurutnya, DP3A memiliki tenaga psikolog yang akan melakukan pendekatan secara persuasif agar anak mau berkomunikasi dan kembali bersekolah. Umuronah juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi tumbuh kembang anak.

"Pendekatan ini penting supaya kami bisa memahami perasaan anak dan membantu mengembalikan semangat belajarnya," tandas Umuronah.




(apl/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads