Siapa Nama Asli Firaun? Ini Sejarah dan Kisahnya dalam Al-Quran

Siapa Nama Asli Firaun? Ini Sejarah dan Kisahnya dalam Al-Quran

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Selasa, 12 Agu 2025 15:26 WIB
Ilustrasi Firaun atau Pharaoh
Ilustrasi Firaun. (Foto: Jeff Dahl/Wikimedia Commons/Lisensi CC BY-SA 4.0)
Solo -

Umat Islam tentu sudah tidak asing lagi dengan Firaun yang disebut-sebut menjadi raja dzalim dan sombong. Ia menolak ajaran Nabi Musa karena menganggap dirinya sebagai Tuhan. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya siapa nama asli Firaun?

Faktanya, Firaun adalah istilah untuk menyebut seorang pemimpin, bukan nama seseorang secara spesifik. Dikutip dari Cambridge Dictionary, Firaun disebut sebagai pharaoh dalam bahasa Inggris yang berarti gelar untuk raja Mesir Kuno.

Lantas, siapakah nama sebenarnya dari Firaun? Yuk, kita cari tahu dengan menyimak penjelasan di bawah ini, detikers!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama Asli Firaun dan Sejarahnya

Dirangkum dari laman The Metropolitan Museum of Art, World History Encyclopedia, serta Britannica, Firaun adalah gelar untuk penguasa Mesir kuno yang memegang kekuasaan politik sekaligus agama. Kata 'Firaun' berasal dari bahasa Mesir pero or per-a-a, yang berarti 'Rumah Besar' atau istana kerajaan.

ADVERTISEMENT

Meskipun istilah 'Firaun' baru digunakan secara resmi sejak periode Kerajaan Baru (sekitar 1539-1077 SM), sekarang istilah ini dipakai untuk semua raja Mesir kuno berdasarkan penggunaan dalam Alkitab Ibrani. Nama asli Firaun biasanya adalah nama Mesir yang mereka pakai saat penobatan, dan nama ini tercatat dalam hieroglif yang mewakili identitas sekaligus kekuasaan mereka. Para Firaun memerintah Mesir sejak masa Pradynasti hingga periode Romawi.

Sejarah Firaun dimulai sejak Masa Dinasti Awal sekitar tahun 3150 SM, saat Raja Narmer, yang juga dikenal sebagai Menes, dipercaya sebagai penguasa pertama yang berhasil menyatukan Mesir Hulu dan Hilir menjadi satu kerajaan besar. Nama Narmer bahkan tercatat dalam artefak bersejarah bernama Palet Narmer, yang menjadi saksi penyatuan Mesir kuno.

Pada masa Dinasti Keempat, nama-nama Firaun seperti Khufu (Cheops), Khafre, dan Menkaure terkenal sebagai pembangun piramida megah di Giza. Struktur ini menjadi keajaiban arsitektur sekaligus simbol kemegahan dan kekuatan Mesir Kuno yang masih memukau dunia hingga saat ini.

Namun, memasuki Dinasti Ke-23, Mesir mengalami perpecahan kekuasaan. Firaun-Firaun dari garis keturunan Libyan seperti Takelot II dan Osorkon III memerintah secara bersamaan di berbagai wilayah Mesir Hulu dan Hilir.

Sementara itu, di wilayah selatan yang kini dikenal sebagai Nubia, muncul Dinasti ke-25 yang dipimpin oleh raja-raja Kushite seperti Piye dan Taharqa. Mereka berhasil menaklukkan Mesir dan membawa pengaruh budaya Nubia yang kuat dengan mengadopsi gaya dan ritual Mesir Kuno demi memperkuat legitimasi mereka.

Setelah era Kushite, Mesir jatuh di bawah kekuasaan Persia selama Dinasti Ke-27, dengan penguasa seperti Cambyses II dan Darius I yang memerintah Mesir sebagai bagian dari Kekaisaran Achaemenid. Meski begitu, kemerdekaan Mesir sempat pulih pada masa Dinasti Ke-28 dengan raja Amyrtaeus yang merebut kekuasaan.

Kejayaan Mesir kuno kembali bangkit saat Alexander Agung menaklukkan Mesir pada tahun 332 SM yang menjadi awal periode Makedonia. Salah satu jenderalnya, Ptolemy I Soter, mendirikan Dinasti Ptolemaik yang bertahan hampir tiga abad. Dinasti ini berakhir dengan Cleopatra VII, Firaun terakhir yang terkenal, sebelum Mesir menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi pada tahun 30 SM.

Kisah Firaun dalam Al-Quran

Kisah Firaun adalah salah satu narasi paling kuat dan penuh pelajaran dalam Al-Quran. Firaun, penguasa Mesir yang sangat sombong, menjadi pusat konflik antara kekuasaan duniawi dan kebenaran ilahi. Dalam perjalanan kisah yang dikutip dari buku Cerita Al Qur'an tulisan Zaenal Abidin, Allah SWT menurunkan berbagai wahyu yang menyadarkan kita tentang bahaya kesombongan dan kezaliman.

1. Keangkuhan Firaun di Tengah Penindasan Bani Israel

Firaun dikenal sebagai penguasa yang menindas kaum Bani Israel dengan kejam. Ia memaksa mereka bekerja sebagai budak tanpa belas kasihan. Di tengah ketidakadilan itu, Allah mengutus Nabi Musa AS untuk membebaskan kaumnya dari cengkeraman tirani Firaun.

Namun, Firaun menolak dakwah Musa. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:

"Sesungguhnya Firaun telah menentang (perintah) Kami, dan dia termasuk orang yang melampaui batas." (QS Al-Qashash [28]: 38)

Penolakan Firaun ini bukan tanpa alasan. Ia menganggap dirinya sebagai Tuhan yang pantas disembah, sehingga menolak klaim Musa yang mengatakan bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan.

2. Tantangan Firaun dan Mukjizat Musa

Firaun merasa terancam oleh dakwah Musa. Untuk menegaskan kekuasaannya, ia menantang Musa untuk beradu kekuatan dengan para tukang sihir kepercayaannya. Dalam kompetisi itu, para tukang sihir menampilkan berbagai sihir yang menakjubkan, namun mukjizat tongkat Musa yang berubah menjadi ular besar mengalahkan semua trik mereka.

Allah berfirman:

"Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir belaka. Dan tukang sihir itu tidak akan menang dari mana saja ia datang." (QS Thaha [20]: 69)

Kemenangan Musa atas sihir tersebut membuat beberapa tukang sihir berpaling dari Firaun dan mengikuti ajaran Musa. Hal ini semakin menambah kekhawatiran Firaun terhadap kekuatan yang mulai melawan otoriternya.

3. Penindasan dan Kekejaman Firaun terhadap Pengikut Musa

Merasa terancam, Firaun melancarkan berbagai tindakan kejam. Ia menjatuhkan hukuman mati yang sangat brutal kepada siapa saja yang mengikuti Nabi Musa. Kekejaman ini menjadi tontonan mengerikan di pusat kota yang bertujuan untuk menakut-nakuti dan mematahkan semangat pengikut Musa. Namun, upaya itu justru semakin mempertegas kebencian masyarakat terhadap Firaun dan ketidakadilan yang ia lakukan.

4. Kejaran Firaun di Laut Merah dan Akhir Tragisnya

Puncak kisah keangkuhan Firaun terjadi ketika Musa membawa kaumnya meninggalkan Mesir menuju tanah Palestina, kampung halaman leluhur mereka. Saat rombongan Musa mencapai tepi Laut Merah, pasukan Firaun mengejar mereka. Dalam keputusasaan, Musa memukulkan tongkatnya ke laut, dan Allah memerintahkan laut untuk terbelah, membuka jalan bagi Bani Israil melintasinya dengan selamat.

Allah SWT berfirman:

"Lalu Kami wahyukan kepada Musa, pukullah laut itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah laut itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar." (QS Asy-Syu'araa [26]: 63)

Namun, ketika pasukan Firaun menyusul, laut yang terbuka itu kembali menyatu, menenggelamkan Firaun dan tentaranya. Dalam detik-detik terakhir, Firaun sempat mengakui keesaan Allah, namun pengakuan itu datang terlambat.

Allah berfirman:

"Maka pada hari ini, Kami selamatkan badanmu supaya kamu menjadi pelajaran bagi generasi sesudahmu." (QS Yunus [10]: 92)

Tubuh Firaun yang ditemukan dalam kondisi terawetkan menjadi bukti nyata kekuasaan Allah dan pelajaran abadi bagi manusia tentang akibat kesombongan dan penentangan terhadap kebenaran.

Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai nama asli Firaun beserta kisah lengkapnya dalam Al-Quran. Semoga bermanfaat!




(sto/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads