Donasi mendukung penolakan kenaikan pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan atau PBB-P2 sebesar 250 persen di sekitar Alun-alun Pati terus mengalir. Posko itu kini banjir donasi, bahkan massa sudah menerima lebih dari 3.000 dus air mineral untuk demo 13 Agustus nanti.
Pantauan detikJateng di lokasi ada ribuan kardus air mineral yang ditaruh di sepanjang gerbang masuk Kantor Bupati Pati. Bahkan donasi terus berdatangan dari warga umum.
Tak hanya air mineral, massa juga mendapatkan telur dan tomat busuk. Rencananya tomat dan telur busuk sebagai simbol keburukan kebijakan yang dilakukan oleh Pemkab Pati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perwakilan aliansi masyarakat Pati bersatu, Kardi, mengatakan donasi terus membanjiri di posko massa yang berdiri sejak 1 Agustus 2025. Donasi datang dari berbagai kalangan warga umum.
"Khususnya sejak kejadian kemarin itu perampasan dari Satpol PP Pati dari desa dari yang tidak tahu akhirnya menjadi tahu akhirnya mengirimkan barang donasi ke sini," jelas Kardi kepada detikJateng ditemui di lokasi, Kamis (7/8/2025).
![]() |
"Antusias luar biasa. Ini mungkin gerakan alam. Air mineral sudah lebih dari 3.000 kardus. Telur busuk tomat busuk sudah ada yang memberikan," lanjut dia.
Kardi mengatakan telur dan tomat busuk rencananya akan diserahkan kepada Bupati Sudewo. Telur dan tomat busuk sebagai simbol keburukan kebijakan yang mencekik rakyat.
"Telur busuk itu menyimbolkan akan diserahkan kepada Bupati Pati. Itu simbol kata-kata busuk yang tidak bisa dipegang. Dengan semboyan mau diganti kan tidak karuan kata-kata tidak bisa dipegang," jelasnya.
"Setelah ngomong ndasmu, sengkuni, nantang massa penolakan PBB 250 persen. Padahal sebelumnya Pak Sudewo katanya kasihan masyarakat kalau pajak dinaikkan. Tapi faktanya sekarang. Lambang telur busuk ya itu," jelasnya.
![]() |
Dukungan aksi juga datang dari kalangan santri di Pati. Rencananya akan ada 5.000 santri akan ikut hadir pada demo pada 13 Agustus 2025 mendatang.
"Kami sudah melayangkan surat ke Polresta Pati untuk aksi besok dan diterima dengan baik. Rencananya ada 5.000 santri akan turun langsung," kata Koordinator Umum Aliansi Santri Pati untuk Demokrasi, Sahal Mahfudh ditemui di lokasi.
Sahal mengatakan ada beberapa tuntutan mereka, seperti batalkan kenaikan pajak yang mencapai 250 persen.
"Tuntutan kami kenaikan pajak tidak jadi. Naik tidak banyak-banyak 10 persen 20 persen masih logis," jelasnya.
Kedua dia meminta agar Bupati Sudewo berkomunikasi dengan masyarakat saat akan menentukan kebijakan.
"Kemudian ketiga terkait dengan lima hari sekolah sedikit banyak akan mengganggu pendidikan keagamaan di madin. Ini banyak murid madin yang keluar karena sudah lelah," terang dia.
"Kemudian terakhir kami mohon dengan sangat agar anggaran dialokasikan secara baik. Masa masjid Baitul Nur Pati yang bagus seperti ini mau direnovasi Rp 15 miliar kan tidak masuk akal," lanjut dia.
Menurutnya banyak persoalan yang perlu diselesaikan. Seperti masalah banjir dan kekeringan.
"Banyak persoalan di negeri ini untuk diselesaikan semua. Ketika kemarau banyak kekeringan. Kemudian banyak yang kebanjiran itu bisa dialokasi anggaran," terang dia.
(afn/apl)