Warga Pati berbondong-bondong memberikan sumbangan di acara penggalangan donasi untuk aksi demo menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan di Pati. Hal itu terjadi usai penggalangan donasi itu sempat dibubarkan Satuan Polisi Pamong Praja.
Pantauan detikJateng di lokasi yang berada di sekitar Alun-alun Pati, donasi dari kalangan masyarakat umum. Mereka dari yang membawa sepeda motor sampai mobil silih berganti berdatangan di posko massa penolakan kenaikan PBB-P2 250 persen.
Seperti Rocky warga Pati Kota ini datang dengan mengendarai sepeda motor. Rocky memberikan donasi berupa mi instan. Menurutnya ini sebagai solidaritas untuk massa yang tergabung dalam aliansi masyarakat Pati bersatu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kasih donasi mi instan. Solidaritas sama teman-teman semua," jelas Rocky kepada detikJateng ditemui di lokasi, Rabu (6/8/2025).
Rocky sepakat menolak kenaikan PBB-P2 yang menilai tinggi. Dia berharap kenaikan pajak 250 persen itu dibatalkan.
"Karena kenaikan pajak ini memberatkan sekali. Karena ekonomi seperti ini. Saya sendiri mendukung teman-teman ini," jelasnya.
Senada warga lainnya, Ageng Wahyudi. Ageng mengaku prihatin atas kejadian petugas Satpol PP Pati yang menyita hasil donasi warga. Atas kejadian ini, warga bersimpati dan memberikan donasi.
"Kemarin bantuannya diambil, kita perbanyak lagi. Kita donasi pribadi ingin mendukung mereka menolak kenaikan pajak PBB-P2 yang tinggi capai 250 persen," ujarnya.
Ageng juga mendukung untuk aksi penolakan kenaikan PBB-P2 250 persen.
"Masyarakat Kajen bergerak untuk Pati. Kenaikan 250 persen sangat berat. Saya perwakilan dan Desa Kajen," jelasnya.
Perwakilan massa Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Kardi mengatakan sejak 1 Agustus 2025 mereka menggalang donasi. Donasi seperti air minum, telur busuk, hingga tomat busuk. Tidak menerima donasi uang.
"Ini saya sendiri sejak tanggal 1 (Agustus) sampai sekarang sudah pada tahu. Terlebih kemarin ada kejadian kita mau dirampas Satpol PP," ujarnya.
Menurutnya warga justru antusias memberikan donasi setelah kejadian penyitaan oleh petugas Satpol PP Pati pada Selasa (6/8) kemarin. Mereka berdatangan memberikan donasi yang dimiliki. Donasi datang bahkan dari warga Pati yang merantau di luar daerah.
"Sejak kejadian itu malah antusias luar biasa. Semalam yang datang luar biasa. Tidak memandang siapa orangnya. Tapi bagi kami antusias warga yang luar biasa," ungkap dia.
"Teman ada dari Sukolilo Margorejo, kedatangan ke sini jauh-jauh. Semalam dari Dukuhseti punya melon bawa melon dibawa. Bisanya bawa nasi kucing dibawa ke sini untuk makan," dia melanjutkan.
Dia optimistis aksi ini sampai pada 13 Agustus 2025 nanti. Mereka berharap agar pajak yang telah ditetapkan senilai 250 persen dibatalkan.
Diberitakan sebelumnya, penggalangan donasi itu sempat dibubarkan oleh Satpol PP Pati, Selasa (5/8). Petugas yang menyita sejumlah barang hasil donasi sempat adu mulut dengan massa.
(ahr/apl)