Investasi Peternakan Babi Rp 10 T di Jepara Ditolak MUI dan NU

Investasi Peternakan Babi Rp 10 T di Jepara Ditolak MUI dan NU

Dian Utoro Aji - detikJateng
Selasa, 05 Agu 2025 19:30 WIB
Ilustrasi Babi
Ilustrasi Babi. Foto: Getty Images/iStockphoto
Jepara -

Kabar akan adanya perusahaan peternakan babi di Kabupaten Jepara dengan nilai investasi Rp 10 triliun ditolak oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jepara.

Ketua MUI Jawa Tengah, Ahmad Daroji mengatakan pihaknya telah mengeluarkan fatwa terkait peternakan babi.

"Alhamdulillah MUI sudah mengeluarkan fatwa pada Jumat (1/8) tentang mengenai peternakan babi yang akan diselenggarakan di Jepara, hukumnya haram," kata Ahmad saat dihubungi wartawan, Selasa (5/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini fatwa haram peternakan babi berlaku se-Jawa Tengah. Kami memberi fatwa kepada masyarakat Jawa Tengah," sambungnya.

Dia mengatakan, mudarat dari peternakan babi itu lebih besar dari manfaatnya.

ADVERTISEMENT

"Seperti khamar dan judi mungkin manfaatnya sesaat tetapi mudaratnya jauh lebih besar. Sama halnya dengan peternakan babi ini, walaupun ada iming-iming investasi Rp 15 triliun dampaknya merusak nilai-nilai agama dan generasi ke depan," tegas Ahmad.

Pernyataan PCNU Jepara

Sementara itu PCNU Jepara telah menerbitkan Surat Keputusan nomor 36/PC.01/A.II.01.03/1416/08/2025 tentang rencana investasi peternakan babi di wilayah Kabupaten Jepara.

Dalam surat itu dijelaskan telah diadakan musyawarah bahtsul masa'il cabang NU Jepara pada Minggu (3/8) lalu. Hasilnya, disebutkan bahwa 'pendirian peternakan babi di Jepara tidak diperbolehkan karena tidak terdapat alasan syar'i yang membenarkan dan berpotensi kemudaratan yang besar'.

Surat keputusan itu ditandatangani par Rais Syuriah PCNU Jepara KH Khayatun Abdullah Hadziq, Katib Syuriah KH M Nasrullah Huda, Ketua Tanfidziyah KH Charis Rohman, dan Sekretaris KH Ahmad Sahil.

Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara, Charis Rohman mengonfirmasi bahwa pihaknya telah membuat keputusan bersama terkait dengan kabar pendirian perusahaan peternakan babi di Jepara.

"Memang perdebatannya cukup alot karena kita juga memahami posisi Pemda, tapi akhirnya keputsuan itu yang keluar. Banyak yang harus dipertimbangkan mulai dari ekonomi, sosial, dan syariat. Itu bisa dipahami seluruh orang," ujarnya.

Nilai Investasi Rp 10 Triliun

Diberitakan sebelumnya, Bupati Jepara, Witiarso Utomo, mengakui adanya ketertarikan perusahaan peternakan babi untuk berinvestasi di Jepara beberapa bulan belakangan ini. Hal ini tidak lepas dari beberapa faktor, seperti letak geografis hingga ketersediaan pangan.

"Perusahaan ada ketertarikan untuk membangun peternakan itu di Jepara. Karena melihat geografisnya mereka juga ingin ada pelabuhan," kata Witiarso kepada wartawan di Jepara, Selasa (5/8/2025).

"Kemudian dari geografis ada ketersediaan pangan adanya jagung di Kabupaten Jepara yang melimpah. Sehingga mereka tertarik dengan daerah Jepara," terang dia.

Menurutnya, wilayah Jepara memiliki wilayah yang cocok untuk lokasi peternakan babi. Pertimbangannya ada wilayah yang lembah, pegunungan dan dekat dengan pantai.

"Tempat yang diinginkan sesuai diinginkan perusahaan yaitu agak sedikit lembah atau pegunungan dekat pantai jadi memang posisi Jepara sangat strategis untuk investasi mereka," jelasnya.

Dia mengaku merekomendasikan perusahaan itu untuk membangun peternakan babi di wilayah Desa Blingoh, Kecamatan Donorejo.

Menurutnya, perusahaan itu sebelumnya sudah cocok, dan melakukan survei. Sebelumnya perusahaan itu cocok investasi dengan nilai mencapai Rp 10 triliun.

"Perusahaan sudah melakukan survei dan kajian mereka sendiri. Mereka sudah cocok investasi yang ada di Kabupaten Jepara," jelasnya.

"Nilai investasi sekitar Rp 10 triliun," dia melanjutkan.

Namun, rencana investasi itu harus ditunda dulu. Sebab, masih ada beberapa penolakan terhadap berdirinya peternakan babi itu.

"Kami sudah sampaikan (ke perusahaan) bahwa dari MUI dan bahtsul NU merekomendasikan tidak mengizinkan perusahaan peternakan babi maka kita komunikasikan hal yang sama," jelasnya.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads