Respons Ortu Siswi yang Viral Sekolah Lewat Sungai Usai Diusir Warga

Respons Ortu Siswi yang Viral Sekolah Lewat Sungai Usai Diusir Warga

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 05 Agu 2025 08:56 WIB
Rumah yang ditutup aksesnya dan lokasi yang dilewati siswi SD viral berangkat sekolah lewat sungai, di Lamongan Selatan, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (28/7/2025).
Rumah yang ditutup aksesnya dan lokasi yang dilewati siswi SD viral berangkat sekolah lewat sungai, di Lamongan Selatan, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (28/7/2025). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Juladi Siagian (54), orang tua dari siswi yang viral sekolah sewat sungai buka suara usai diminta pergi oleh warga sekitar. Dia mengaku kaget dan memberi penjelasan soal masalah yang dipersoalkan warga.

Diketahui, warga Kampung Lamongan, Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, memasang spanduk yang meminta agar Juladi segera pindah. Spanduk itu dipasang di pagar arah masuk tempat tinggal keluarga Juladi.

"Kenapa masalah personal digabungkan dengan masalah penyerobotan tanah. Memang penyerobotan tanah itu dari awal Sri Rejeki ini sudah melakukan intimidasi cuma digabung-gabungkan dengan orang-orang yang mungkin sentimen atau gimana ya namanya masyarakat ada yang pro dan kontra. Ada yang suka dan nggak suka dengan diri kita," ujar Juladi kepada wartawan, Senin (5/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada beberapa hal yang dipersoalkan warga yakni masalah sampah di rumah Juladi, anjing yang berkeliaran, hingga Juladi yang dinilai tidak mengikuti kegiatan lingkungan. Untuk diketahui, Juladi merupakan pengepul sampah.

Warga memasang spanduk ke pagar arah masuk tempat tinggal keluarga Juladi Siagian (54) di Lamongan, Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (4/8/2025).Warga memasang spanduk ke pagar arah masuk tempat tinggal keluarga Juladi Siagian (54) di Lamongan, Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (4/8/2025). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng

ADVERTISEMENT

"Saya jemur itu bukan sampah, itu kertas-kertas yang saya jemur ya kertas pokoknya semua kertas yang basah saya jemur setelah kering saya ambil saya bersihkan kembali. Itu pun terjadi bukan (hanya) saya, warga lain pun ada yang pengepul juga jemur-jemur tapi mereka tidak meributkan entah saya kenapa," ujar Juladi.

"Itu anjing saya lepas itu saya jaga. Saya inikan, saya masukkan kalau malam. Jadi kalau keluar pun saya jaga. Cuma yang namanya kalau sudah fanatik sekali ya kami mau ngomong apa lagi. Jadi anjing itu kami masukkan kok sampai ada pintu. Jadi keluar itu kami pantau setelah itu baru kami masukkan," imbuhnya.

Dia juga menjelaskan soal dirinya yang tidak bersosialisasi dengan warga. Menurutnya dia cukup sibuk mencari rosok dan juga memilahnya.

"Saya itu dari subuh, pagi, siang, sore mencari nafkah untuk anak istri saya bertanggung jawab. Seperti inilah habis ini pulang nyari barang saya nyortir. Kalau yang namanya kita ikut arisan, saya tidak pernah tahu karena tidak pernah diundang. Pun kalau saya kumpul ternyata kalau saya kumpul itu ngomongin orang. Terus gengsi-gengsian, terus blok-blokan. Blok-blokan daripada saya nanti terkonfrontasi pikiran saya seperti sebegitu. Lebih baik saya fokus mencari nafkah untuk anak istri saya karena ya gimana hidup kami itu begini jadi saya harus fokus," ujarnya.

Juladi kini meminta solusi dari warga apabila memang dirinya harus angkat kaki dari lokasi itu. "Tolong kasih solusi saya tinggal di mana," tegasnya.

Warga Bikin Petisi Minta Juladi Pergi

Sebelumnya, Ketua RT setempat, Sugito, membenarkan adanya pemasangan spanduk yang meminta agar Juladi pergi. Dia mengatakan sebelumnya memang ada keresahan warga atas perilaku Juladi.

"Iya itu kehendak warga, ada petisi juga," kata Sugito ditemui di rumahnya, Senin (4/8/2025).

Ada beberapa yang diresahkan warga antara lain soal sejumlah anjing peliharaan yang dilepasliarkan. Kemudian ada sampah yang dijejer di pinggir jalan. Untuk diketahui Juladi adalah pengepul rosok.

"Ada keresahan warga. Seperti memelihara anjing yang diliarkan dan soal sampah," ujarnya.

Selain beberapa anjing dilepas di lingkungan warga dan sampah dikeringkan, dalam petisi warga juga disebut beberapa hal antara lain Juladi pernah mengancam warga menggunakan celurit, kemudian anjingnya memakan peliharaan warga lain, sampah berbau, tidak mengikuti kegiatan di lingkungan.

Saksikan Live DetikSore:

Lihat Video 'Viral Siswi Semarang Sekolah Lewat Sungai gegara Akses Rumah Ditutup':

(afn/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads