Beredar video berdurasi 45 detik yang memperlihatkan banjir air berbusa menggenangi jalan kampung di Dusun Ujungpuro, Kecamatan Patean, Kendal. Pihak PT Berkat Karunia Sejahtera (BKS) buka suara.
General Manager PT BKS, Frederich, menegaskan video yang diunggah di akun Instagram Insta_Kendal dan TikTok pada 24 Juli 2025 adalah video hoax.
"Itu video yang isinya banjir air limbah yang diunggah oleh akun IG Insta_Kendal dan TikTok adalah video hoax dan saya masih punya video itu. Video itu sudah pernah diunggah di medsos sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu dan sekarang diunggah lagi," tegas Frederich yang didampingi Legal Officernya, Surawi, saat ditemui detikJateng di kantornya, Sabtu (26/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Frederich mengatakan video yang beredar tersebut sangat tidak relevan dengan kondisi saat ini. Di video nampak kondisi hujan deras padahal saat video diunggah 24 Juli 2025 kondisi cuaca panas.
"Sudah seminggu ini cuacanya panas dan tidak ada hujan di wilayah Patean. Namun anehnya di video yang diunggah kondisi cuaca hujan deras," katanya.
Lebih lanjut Frederich menjelaskan bahwa dirinya tidak mengetahui lokasi di mana video tersebut dibuat.
"Saya tidak tahu kapan dan di mana lokasinya dibuat. Saya benar-benar tidak tahu dan belum tentu lokasinya di sini," jelasnya.
Frederich menegaskan bahwa banjir air limbah itu bukan berasal dari pabriknya, karena pabrik sudah melakukan aturan sesuai prosedur mulai dari perizinan, IPAL, batas ambang polusi, aturan baku, hingga CSR. Disebutnya, air yang dibuang pabrik melalui selokan bukan limbah cair namun air biasa bekas dari cuci tangan maupun wudu.
"Air yang kami buang itu air biasa bekas dari cuci tangan maupun wudu, jadi kami tidak buang limbah sembarangan. Pabrik sudah melakukan aturan dan tahapan sesuai prosedurnya," sebutnya.
Terkait air berwarna merah dan hijau yang mengalir di selokan yang diduga sebagai limbah kayu, Frederich menerangkan saat proses pengolahan kayu, ada bagian-bagian kulit kayu yang terkena air bisa menimbulkan warna tertentu, seperti merah.
Namun, hasil dari proses di pabriknya, disebutnya tidak pernah dibuang ke selokan permukiman.
"Dalam proses pengolahan kayu kan ada bagian kulit kayu yang lepas dan jika terkena air memang bisa menimbulkan warna seperti merah. Tapi bagian yang sudah diproses tersebut tidak pernah masuk ke saluran air atau selokan," terangnya.
Atas beredarnya video tersebut, PT BKS merasa dirugikan karena disudutkan oleh orang tidak bertanggung jawab yang menyebar video tersebut.
"Atas beredarnya video tersebut, jelas kami merasa dirugikan oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang menyebar video itu. Di sini jelas kami disudutkan dan ini pencemaran nama baik," tambahnya.
"Kalau soal mau menempuh jalur hukum, kami masih menunggu keputusan dari jajaran direksi," sambungnya.
"Kami berharap masyarakat Kendal jangan terprovokasi dengan berita hoax yang sengaja disebar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kami ini sangat berkomitmen untuk menjaga komunikasi warga sekitar dengan baik dan menjaga lingkungan yang sehat," pungkasnya.
Viral Jalan Tertutup Busa di Patean Kendal
Sebelumnya, sebuah video yang merekam jalan di Kendal yang tengah kebanjiran viral di media sosial. Anehnya, air yang menggenangi jalan itu penuh busa.
Video berdurasi 45 detik tersebut salah satunya diunggah di Instagram oleh akun @Insta_Kendal.
"Ada laporan dari warga ujung puro Patean. Warga mengeluhkan limbah pabrik yang dibuang langsung ke sungai. Mencemari sungai dan merusak ekosistem sungai," tulis akun itu memberikan keterangan videonya seperti dilihat detikJateng, Sabtu (26/7/2025).
Penelusuran detikJateng, air limbah yang menggenangi jalan kampung tersebut berada di Dusun Bungkaran, Desa Pagersari dan Dusun Ujungpuro, Desa Curugsewu, Kecamatan Patean.
Salah satu warga Dusun Ujungpuro, Maizatun, membenarkan, bahwa lokasi banjir air limbah yang terlihat di video viral terjadi di jalanan kampungnya Dusun Ujungpuro RT 1 RW 1 dan pada saat hujan deras beberapa waktu lalu.
"Kalau lokasi banjirnya ya di jalanan kampung ini waktu hujan deras beberapa waktu lalu, kalau soal video itu mungkin sudah lama. Jadi jalanan di sini digenangi air limbah bentuk busa sampai tidak terlihat jalannya," kata Maizatun kepada detikJateng, Sabtu (26/7).
Maizatun menjelaskan setiap hujan deras jalanan kampungnya selalu seperti yang di video sedangkan saat kemarau di selokan, air berwarna merah dan hijau.
Dia menduga air limbah tersebut berasal dari hasil produksi yang dibuang pihak pabrik melalui saluran air yang berada di permukiman warga menuju sungai.
"Kalau setiap hujan deras kondisinya seperti itu ada air yang berbusanya tapi saat kemarau hanya selokannya ada air warna merah terkadang hijau," kata dia.
Sementara itu, Ketua RT 3 Dusun Bungkaran, Desa Pagersari, Nuryanto, mengatakan, warga mengeluhkan soal limbah yang meluap ke jalan saat hujan deras dan sangat mengganggu serta mencemari sungai.
"Memang ada warga yang mengeluhkan kalau hujan, limbah dari pabrik yang mengalir ke selokan meluap ke jalan-jalan," kata Nuryanto.
Nuryanto menerangkan keluhan warga belum disampaikan kepada pemerintah desa maupun pihak pabrik karena baru kali ini.
"Ya kejadiannya memang baru kali ini dan belum saya sampaikan ke pemerintah desa dan pihak pabrik," terangnya.
(rih/rih)