Sebuah video yang merekam jalan di Kendal yang tengah kebanjiran viral di media sosial. Anehnya, air yang menggenangi jalan itu penuh busa.
Video berdurasi 45 detik tersebut salah satunya diunggah di Instagram oleh akun @Insta_Kendal.
"Ada laporan dari warga ujung puro Patean. Warga mengeluhkan limbah pabrik yang dibuang langsung ke sungai. Mencemari sungai dan merusak ekosistem sungai," tulis akun itu memberikan keterangan videonya seperti dilihat detikJateng pada Sabtu (26/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelusuran detikjateng, air limbah yang menggenangi jalan kampung tersebut berada di dusun Bungkaran desa Pagersari dan dusun Ujungpuro desa Curugsewu, kecamatan Patean.
Salah satu warga dusun Ujungpuro, Maizatun, membenarkan, bahwa lokasi banjir air limbah yang terlihat di video viral terjadi di jalanan kampungnya Dusun Ujungpuro RT 1 RW 1 dan pada saat hujan deras beberapa waktu lalu.
"Kalau lokasi banjirnya ya di jalanan kampung ini waktu hujan deras beberapa waktu lalu, kalau soal video itu mungkin sudah lama. Jadi jalanan disini digenangi air limbah bentuk busa sampai tidak terlihat jalannya," kata warga Dusun Ujungpuro, Maizatun kepada detikjateng, Sabtu (26/07/2025).
Maizatun menjelaskan setiap hujan deras jalanan kampungnya selalu seperti yang di video sedangkan saat kemarau di selokan, air berwarna merah dan hijau.
Dia menduga air limbah tersebut berasal dari hasil produksi yang dibuang pihak pabrik melalui saluran air yang berada di permukiman warga menuju sungai.
"Kalau setiap hujan deras kondisinya seperti itu ada air yang berbusanya tapi saat kemarau hanya selokannya ada air warna merah terkadang hijau," kata dia.
Sementara itu, Ketua RT 3 dusun Bungkaran desa Pagersari, Nuryanto, mengatakan, warga mengeluhkan soal limbah yang meluap ke jalan saat hujan deras dan sangat mengganggu serta mencemari sungai.
"Memang ada warga yang mengeluhkan kalau hujan, limbah dari pabrik yang mengalir ke selokan meluap ke jalan-jalan," kata Ketua RT 3 dusun Bungkaran, Nuryanto.
Nuryanto menerangkan keluhan warga belum disampaikan kepada pemerintah desa maupun pihak pabrik karena baru kali ini.
"Ya kejadiannya memang baru kali ini dan belum saya sampaikan ke pemerintah desa dan pihak pabrik," terangnya.
(ahr/ahr)