Seorang pria disabilitas asal Batang membuktikan dirinya bisa menaklukkan puncak Gunung Prau meski tanpa kedua kaki. Pria bernama Muhammad Hikmat (32) itu mengaku menaklukkan gunung setinggi 2.565 Mdpl itu dengan ngesot.
Hikmat sejak lahir memang tidak punya dua kaki. Warga asal Sukabumi Jawa Barat itu, sejak usia kecil, penuh semangat meskipun dengan keterbatasannya. Patah semangat tak ada dalam kampus hidupnya sehingga tekadnya itu juga yang membuatnya menjadi ASN guru di SLB Batang.
Bersama dua saudaranya, dari rumahnya di Batang, rombongan berangkat ke Wonosobo dengan menggunakan motor pada Rabu (9/7) sore, menuju basecamp di Desa Patak Banteng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Motivasi saya bukan menunjukkan seberapa kuat, tapi bahwa batasan itu kita sendiri yang atur. Kita bisa capai apa pun, tanpa harus memenuhi kategori tertentu," ujar Hikmat dalam wawancara pada detikJateng, Sabtu (19/7/2025).
Diakui Hikmat, ia naik gunung tanpa persiapan fisik khusus. Dia hanya yakin hobinya berolahraga sejak dua tahun terakhir membuat fisiknya kuat.
"Awalnya tidak ada yang percaya saya bisa. Bahkan saya pun sempat ragu. Tapi setelah rutin workout, saya yakin, dan akhirnya saya buktikan," jelasnya.
Ditemani saudaranya, Hikmat mulai mendaki Gunung Prau, gunung yang dikenal ramah untuk pemula. Setelah bermalam di basecamp, Kamis (10/7), perjalanannya naik ke puncak memakan waktu sekitar 5 jam. Dengan kondisi fisik normal, akan memakan waktu sekitar tiga jam.
Hikmat pun mendaki dengan kedua tangannya. Tantangan menaklukkan Gunung Prau bukan tanjakan tapi area yang becek. Dia pun menggunakan melapisi pangkal pahanya yang menjadi tumpuan berjalan dengan tiga lapis baju dan plastik.
"Tantangan terbesarnya justru bukan tanjakan, tapi jalan becek. Saya khawatir genangan air bisa tembus celana saya. Tapi Alhamdulillah, semua aman. Nggak ada luka, nggak ada lecet, nggak ada cedera," ungkapnya.
![]() |
Di jalur landai, ia tidak lagi ngesot, namun memanfaatkan skateboard untuk menghemat tenaga. Aksi pendakiannya pun mengundang reaksi haru dari sesama pendaki.
"Ada pendaki yang tek-tok, tiba-tiba nangis pas lihat saya. Mungkin karena terharu atau apa atau mungkin terinspirasi. Saya juga nggak tahu, tapi itu jadi pengalaman yang nggak terlupakan," kenangnya.
Hikmat menyebut tak sedikit orang yang juga meragukan kemampuannya. Namun, hal itu justru menjadi pelecut semangatnya.
"Semakin banyak yang meragukan, saya makin ingin membuktikan. Saya bisa."
Perjuangan untuk mencapai puncak memang tidaklah mudah. Perjalanan awal ia menggunakan jalur baru, sedikit memutar namun cukup landai. Perjalanan turun gunung menggunakan jalur lama.
Meski sempat kehabisan tenaga di pos 3, semangat Hikmat tak surut. "Begitu sampai puncak dan lihat lautan awan, semua capek hilang. Itu rasanya luar biasa. Saya ingin terus naik gunung lagi," tutur ayah dari Mohamad Hikmal Gumilar dan Mohamad Hikbal Gumilang ini.
Hikmat dan saudaranya pun sempat bermalam. Kemudian pada Jumat (11/7) sekitar pukul 10.00 WIB, rombongannya turun.
"Menikmati keindahan di puncak. Ini, impian saya. Saya baru pertama naik gunung. Selama ini hanya melihat keindahan lautan awan dari layar ponsel. Alhamdulillah, bisa melihat sendiri," kata Hikmat.
"Di puncak, melihat pemandangan indah Gunung Sindoro, Sumbing, Merapi, dan Merbabu, terutama saat matahari terbit, terharu," ucapnya.
Kisah Hikmat naik gunung ini pun mencuri perhatian di media sosial. Video pendakiannya sudah ditonton lebih dari 5 juta kali di sosial media TikTok dan banyak direpost di berbagai platform.
Dia berharap kisahnya bisa memotivasi banyak orang. Menurutnya, keterbatasan tidak menghalangi untuk menggali cita-cita dan impian.
"Selama kita punya tekad yang kuat, apa pun bisa tercapai. Saya sudah niat, rencana selanjutnya naik Gunung Sindoro, lalu Gunung Gede," kata Hikmat yang juga seorang pengajar di SLB Batang.
Tekad Hikmat menaklukkan Gunung Prau itu pun mendapat dukungan istrinya Fatul Hikmah. Hikmat mengakui istrinya sempat cemas dengan kondisinya saat naik ke puncak.
"Istri saya tahu ini kegiatan positif, selama nggak ganggu keuangan keluarga dan saya pamit baik-baik, nggak masalah. Dia percaya kemampuan saya," ujarnya sambil tersenyum.
(ams/apu)