Ortu Tolak Regrouping, Siswa SDN Tayu Kulon 1 Pati Telantar di Sekolah

Ortu Tolak Regrouping, Siswa SDN Tayu Kulon 1 Pati Telantar di Sekolah

Dian Utoro Aji - detikJateng
Rabu, 16 Jul 2025 12:25 WIB
Poster tolak regrouping di SDN Tayu Kulon 01 Kecamatan Tayu, Pati, Rabu (16/7/2025).
Poster tolak regrouping di SDN Tayu Kulon 01 Kecamatan Tayu, Pati, Rabu (16/7/2025). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Pati -

Para wali murid SDN Tayu Kulon 01 Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, menolak kebijakan regrouping atau penggabungan sekolah. Mereka ingin anaknya tetap sekolah di SDN Tayu Kulon 01.

Pantauan detikJateng, hari ini para wali murid bersama anaknya tetap datang ke SDN Tayu Kulon 01. Padahal mereka seharusnya ke SDN Tayu Kulon 02 karena kebijakan regrouping tahun ajaran 2025/2026. Mereka tiga hari ini tetap berangkat ke sekolah lama meski sudah dipindah.

Wali murid bahkan membentangkan spanduk proses bertulisan 'kami tidak mau dipindah' dan 'kebijakan regruping meresahkan wali murid'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siswa dan wali murid bertahan meski kondisi sekolah ditutup. Terlebih seluruh guru sudah pindah ke beberapa sekolah termasuk ke SDN Tayu Kulon 02. Para siswa justru menjadi telantar karena tidak ada yang mengajar di sekolah itu.

Rombongan Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Andrik Sulaksono sempat datang mengecek ke lokasi. Mereka berdiskusi dengan wali murid. Namun belum ada keputusan alias buntu.

ADVERTISEMENT

Salah satu wali murid, Muranto (63) mengatakan cucunya sekolah di SDN Tayu Kulon 01. Mereka kelas 2, 4, dan 5. Muranto mengaku kecewa atas kebijakan regruping tersebut.

"Sebuah keputusan harus didahului dengan menimbang dan mengingat. Sekolah ini sejarah aset Kabupaten Pati. Saya lulusan tahun 70 alumni sini," kata Muranto kepada detikJateng di lokasi, Rabu (16/7/2025).

"Kita mendaftar di sini karena mencari pertimbangan yang dekat karena lalu lintas ramai. Kalau jauh bagaimana keselamatan anak saya," sambungnya.

Muranto berharap agar siswa SDN Tayu Kulon 01 tidak dipindah ke sekolah lain.

"Karena mengingat sejarah alumni sangat banyak. Kalau pertimbangan jumlah siswa itu tidak bijak. Saya minta SDN Tayu Kulon 01 tetap, jangan sampai dihapus dari sejarah," ujar dia.

Wali murid lain, Musklikatun juga tidak setuju dengan kebijakan regrouping. Anaknya masih kelas 2 di SDN Tayu Kulon 01.

"Di sini kita memperjuangkan hak anak kita tidak mau pindah. Karena pertama untuk adaptasi ke sekolah lain, karena sudah nyaman di lingkungan sekolah," ujarnya.

"Terus di sini prestasi sudah bagus. Makanya anak anak tidak mau pindah," dia melanjutkan.

Menurut Musklikatun, jumlah siswa SDN Tayu Kulon ada 63 siswa, dari kelas 2 sampai kelas 6.

"Sudah ada pemberitahuan sudah lama, tapi baru terima bulan 6. Setelah masuk baru ada pengumuman kalau sekolah di SDN Tayu Kulon 02. Ndadak sekali," ungkap dia.

Kepala SDN Tayu Kulon 01, Puji Roostiandyah mengatakan rencana regrouping sekolahnya sudah pernah disosialisasikan. Tim verifikasinya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati.

"Jadi sejauh ini sudah tahu adanya regrouping ini, terus disampaikan syaratnya itu kita ikut SDN Tayu Kulon 02," jelas Puji saat ditemui di lokasi.

Menurutnya alasan regrouping ini karena jumlah siswanya kurang dari 100 siswa. Sekolahnya terpaut 30 siswa dengan SDN Tayu Kulon 02.

"Jumlah siswa di sana terus terpaut 30 siswa. Karena BOS (biaya operasional sekolah) semester ini kami sekolah harus nginduk ke sana tidak bisa mencairkan BOS. Karena itu SD yang siswanya lebih banyak menanggung pembiayaan dari SD kami," terang dia.

Puji mengaku juga memberi sosialisasi kepada wali murid. Hasilnya mereka menolak adanya regrouping.

"Kami sudah melakukan sosialisasi ke wali murid kami waktu saya juga mendatangkan pak kepala desa yang bersamaan dengan pembagian raport, kami sudah sampaikan terkait regrouping mereka menyampaikan keberatan. Ya saya sama seperti itu," jelasnya.

"Karena saya pelaksanaan kebijakan hanya manut monggo keberatan disampaikan kepada kepala desa," dia melanjutkan.

Kini, kata Puji, seluruh guru juga telah diberikan tugas ke beberapa sekolah. Termasuk dirinya ditugaskan menjadi Kepala SDN Tayu Kulon 02.

"Gurunya sudah pindah semua. Saya menjadi Kepala SDN Tayu Kulon 02. Kami sebagai guru melaksanakan tugas sesuai surat tugas yang diberikan kepada kami. Kalau kembali ya harus ada surat tugas lagi," ujarnya.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, Andrik Sulaksono mengatakan belum ada keputusan dari hasil pertemuan dengan wali murid. Pihaknya berupaya untuk mencari solusi terbaik bagi siswa SDN Tayu Kulon 01.

"Kami masih mencari solusi terbaik bagi siswa dan wali murid," jawabnya saat ditemui di lokasi.




(dil/ahr)


Hide Ads