Hari Pertama Sekolah Rakyat di Banyumas, Ada 50 Siswa Masuk Asrama

Hari Pertama Sekolah Rakyat di Banyumas, Ada 50 Siswa Masuk Asrama

Anang Firmansyah - detikJateng
Senin, 14 Jul 2025 16:56 WIB
Siswa SMRP 13 Banyumas menjalani tes kebugaran pada hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah di Sentra Satria Baturraden, Kementerian Sosial, Senin (14/7/2025).
Siswa SMRP 13 Banyumas menjalani tes kebugaran pada hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah di Sentra Satria Baturraden, Kementerian Sosial, Senin (14/7/2025). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) di Kabupaten Banyumas resmi beroperasi. Untuk tahap awal Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 13 Banyumas ini menginduk di Sentra Satria Baturraden Kementerian Sosial, Jalan Raya Barat nomor 35.

Kepala Sentra Satria, Darmanto, mengatakan dari 155 pendaftar, hanya 50 siswa yang diterima melalui proses seleksi ketat. Mereka yang diterima merupakan anak-anak dari keluarga tidak mampu yang terseleksi berdasarkan data Dinas Sosial, BPS, serta asesmen langsung oleh pendamping desa.

"Kami sesuaikan jumlah siswa dengan asrama. Ada 50 siswa. Terdiri dari 26 siswi dan 24 siswa," kata Darmanto kepada wartawan, Senin (14/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum masuk ke asrama terlebih dahulu pendamping PKH menandatangani surat tanggung jawab. Karena para siswa ini seleksi awalnya dari tim tersebut.

"Pendamping PKH wajib menandatangani surat tanggung jawab. Kami survei langsung kondisi rumah. Bahkan sebelum masuk, anak-anak mendapat pemeriksaan kesehatan gratis dari Puskesmas, pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten," terangnya.

ADVERTISEMENT

Kepala sekolah SRMP 13, Siti Isbandiyah, menambahkan kurikulum yang diterapkan mengacu pada standar nasional, namun dipadukan dengan pendekatan adaptif sesuai kondisi siswa.

"Ada tiga fokus kurikulum. Yaitu pembiasaan hidup di asrama, pembelajaran akademik umum, serta kegiatan berbasis asrama. Ini bertujuan agar siswa bisa tumbuh berkarakter, kemampuan akademik, hingga keterampilan hidup bersama," jelasnya.

Untuk tahap awal SRMP 13 Banyumas akan diajar oleh 13 guru, termasuk satu guru agama, serta satu wali asrama dan lima wali asuh yang mendampingi siswa.

"Setiap 10 siswa didampingi oleh satu wali asuh," ungkap dia.

Sementara itu salah satu siswa, Satria Ihwan Puji Saputra (12) mengatakan untuk awalan ia membawa tiga setel baju dan Al-quran. Awalnya ia tidak mau melanjutkan sekolah karena keterbatasan biaya.

"Awalnya tidak mau masuk sini, soalnya saya kira bayar. Tapi ternyata tidak. Di sini nggak sedih, malah seneng. Soalnya temannya banyak," katanya.

Ia datang diantar oleh ibunya Susi Yuni Asri (36) dari rumah kontrakan di Desa Sokaraja Wetan, Kecamatan Sokaraja. Dengan adanya sekolah tersebut ia sangat senang karena ia tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah anaknya.

"Penghasilan suami saya sebulan cuma Rp 400 ribu. Itu juga harus nunggu seminggu dulu baru setor, baru dapat Rp 100 ribu. Tapi itu tidak tentu karena bekerja sebagai pemulung, susah banget," akunya.

Susi sangat bersyukur dengan keberadaan Sekolah Rakyat. Tidak hanya karena tanpa biaya, tetapi juga karena anaknya mendapat tempat tinggal yang layak.

"Anaknya diasramakan, tapi dia betah. Cepat beradaptasi, cepat dapat teman. Dia juga rajin, puasa Senin-Kamis, suka ngaji. Saya senang banget lihat dia semangat," pungkasnya.




(afn/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads