- Hadits Keutamaan Puasa Asyura
- Keutamaan-keutamaan Puasa Asyura 1. Dikerjakan pada Bulan yang Berpuasa Sangat Disunnahkan 2. Dikerjakan pada Salah Satu Bulan Suci Islam 3. Membuat Seseorang Dicintai Allah SWT
- Kumpulan Hadits Puasa Asyura 1. Hadits dari Ibnu Abbas RA 2. Hadits dari Jabir bin Samurah RA 3. Hadits dari Aisyah RA
- Jadwal Puasa Asyura 10 Muharram 1447 H
Melalui media online atau media sosial, detikers mungkin sudah sering membaca bahwasanya puasa Asyura bisa menghapus dosa setahun yang lalu. Sebenarnya, hadits apa yang dijadikan landasan atas keutamaan ini?
Puasa Asyura yang namanya berasal dari kata asyarah (sepuluh) dikerjakan tiap tanggal 10 Muharram. Sebelum mengerjakan puasa mulia ini, umat Islam disunnahkan berpuasa Tasua sehari sebelumnya, tanggal 9.
Menurut keterangan dari buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Nabi Muhammad SAW sejatinya belum pernah mengerjakan puasa Tasua. Hanya saja, beliau telah berniat sebagaimana dikisahkan oleh Ibnu Abbas:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika Nabi SAW berpuasa Asyura, beliau juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa. Para sahabat berkata, 'Wahai Rasulullah, hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani?' Maka Rasulullah berkata, 'Kalau begitu, tahun depan, insya Allah, kita akan puasa bersama tanggal sembilannya juga.' Belum sampai tahun depan, beliau sudah wafat terlebih dahulu." (HR Muslim no 1134)
Nah, sabda Nabi Muhammad SAW atau ucapan dari para sahabat inilah yang disebut hadits. Berdasar hadits-hadits shahih, umat Islam masa kini mengetahui seluk-beluk syariat Islam secara menyeluruh, termasuk keutamaan puasa Asyura.
Hadits Keutamaan Puasa Asyura
Dinukil dari buku Risalah Hadis-Hadis Bulan Muharam oleh Abdullah bin Shalih al-Fauzan yang diterjemahkan oleh Lanlan Tuhfatul Lanfas, berikut ini hadits keutamaan puasa Asyura:
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ هُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُوْرَاء، فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ» وَفِي رِوَايَةٍ: «وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاء أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ»
Artinya: "Dari Abu Qatadah RA, bahwasanya Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura, beliau menjawab, 'Puasa hari Asyura dapat menghapus dosa setahun lalu.' Dalam riwayat lain, 'Adapun puasa pada hari Asyura, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.'" (HR Muslim no 1162, 196, dan 197).
Berdasar uraian dalam laman NU Jawa Timur, dosa yang dihapus adalah dosa-dosa kecil. Namun, jika seseorang tidak memiliki dosa kecil, maka harapannya, dosa besar miliknya akan diringankan. Pun bila tidak, orang tersebut akan diangkat derajatnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam kitab fatwanya:
وتكفير الطهارة، والصلاة وصيام رمضان، وعرفة، وعاشوراء للصغائر فقط
Artinya: "Terhapusnya kesalahan dengan melakukan amalan bersuci, sholat, puasa Ramadhan, puasa Arafah, dan Asyura ialah berlaku khusus bagi doa-doa kecil saja." (Al-Fatawa al-Kubro, V/344)
Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan, baik kecil maupun besar, puasa Asyura sudah semestinya dikerjakan. Apa lagi, keutamaan puasa Asyura tidak berhenti sampai di situ saja. Lantas, ada apa lagi?
Keutamaan-keutamaan Puasa Asyura
Ditinjau dari sudut pandang berbeda, puasa Asyura memiliki sejumlah keutamaan lain, yakni:
1. Dikerjakan pada Bulan yang Berpuasa Sangat Disunnahkan
Dalam salah satu sabdanya, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa mengerjakan puasa sunnah pada bulan Muharram adalah amalan paling utama setelah puasa Ramadhan. Keterangan tersebut tercantum dalam hadits:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Artinya: "Puasa paling utama setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Allah, Muharram, dan sholat paling utama sesudah sholat fardhu, ialah sholat malam." (HR Muslim no 1163)
2. Dikerjakan pada Salah Satu Bulan Suci Islam
إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمُ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتُ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: "Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaannya tatkala Allah menciptakan langit dan bumi, setahun ada dua belas bulan di antaranya terdapat empat bulan haram, tiga bulan berurutan yaitu; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar yang terletak antara Jumada (akhir) dan Syaban." (HR Bukhari no 4662)
detikers mungkin sudah tahu bahwasanya beramal sholeh pada bulan-bulan haram akan mendapat pahala yang dilipatgandakan. Namun, ketentuan sama juga berlaku untuk kegiatan maksiat.
3. Membuat Seseorang Dicintai Allah SWT
Dalam shahihnya, Imam Bukhari memasukkan hadits qudsi yang berbunyi:
مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِأَفْضَلَ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَلَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ»
Artinya: "Hamba-Ku tidak dapat mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih mulia daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia." (HR Bukhari no 6502)
Kumpulan Hadits Puasa Asyura
Di samping beberapa hadits yang sudah dituliskan, masih ada beberapa hadits terkait puasa Asyura, sebagai berikut:
1. Hadits dari Ibnu Abbas RA
مَا عَلِمْتُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَامَ يَوْمًا يَطْلُبُ فَضْلَهُ عَلَى الْأَيَّامِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ، وَلَا شَهْرًا إِلَّا هَذَا الشَّهْرَ، يَعْنِي رَمَضَان
Artinya: "Setahu saya, Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa pada hari tertentu untuk mengharap keutamaan atas hari-hari yang lain selain hari ini (Asyura) dan tidak pula bulan tertentu, kecuali bulan ini, yakni bulan Ramadhan." (HR Bukhari no 2006 dan Muslim no 1132)
2. Hadits dari Jabir bin Samurah RA
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ يَأْمُرُ بِصِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، وَيَحُتُنَا عَلَيْهِ، وَيَتَعَاهَدُنَا عَلَيْهِ
Artinya: "Dulu Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk berpuasa di hari Asyura dan memotivasi kami serta selalu mengingatkan kami untuk melakukannya..." (HR Muslim no 1128)
3. Hadits dari Aisyah RA
كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ، وَكَانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الْكَعْبَةُ
Artinya: "Orang-orang berpuasa pada hari kesepuluh bulan Muharram (Asyura) sebelum diwajibkan puasa Ramadhan. Hari itu adalah ketika Kakbah ditutup dengan kain (kiswah)..." (HR Bukhari no 1952)
Jadwal Puasa Asyura 10 Muharram 1447 H
Tahun ini, terdapat dua versi tanggal pengerjaan puasa Asyura 10 Muharram. Situasi ini dilatarbelakangi perbedaan tanggal untuk menetapkan awal tahun baru Islam alias 1 Muharram 1447 H.
Pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) sama-sama menetapkan Jumat, 27 Juni 2025 menjadi 1 Muharram 1447 H. Dengan demikian, tanggal 10 Muharramnya jatuh pada Minggu, 6 Juli 2025. Lain halnya dengan Muhammadiyah.
Tercatat sejak akhir Juni atau tepatnya awal tahun baru Islam 1447 H lalu, Muhammadiyah resmi menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Kalender ini digunakan sebagai perwujudan semangat mempersatukan tanggalan umat Islam di seluruh dunia.
Melalui KHGT tersebut, Muhammadiyah menetapkan 1 Muharram 1447 H jatuh lebih awal, yakni pada Kamis, 26 Juni 2025. Alhasil, tanggal 10 Muharram versi Muhammadiyah maju sehari, pada Sabtu, 5 Juli 2025.
Kedua versi tanggal pelaksanaan puasa Asyura 1447 H adalah:
- Sabtu, 5 Juli 2025: Muhammadiyah
- Minggu, 6 Juli 2025: Pemerintah dan NU
Demikian pembahasan ringkas mengenai hadits tentang keutamaan puasa Asyura. Semoga bisa memotivasi detikers untuk mengerjakan puasa satu ini, ya!
(sto/ams)