Wakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia, Muhammad Qodari mengunjungi SMA Unggulan CT ARSA Foundation di Kabupaten Sukoharjo. Kunjungannya untuk mempelajari konsep pendidikan di SMA Unggulan CT ARSA Foundation.
Qodari dan rombongan mendapatkan materi langsung terkait konsep yang diterapkan dari Kepala Sekolah SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, Usdiyanto.
Qodari mengatakan, SMA Unggulan CT ARSA Foundation menjadi inspirasi dan jadi role model dalam program sekolah rakyat yang tengah dicanangkan oleh pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekolah ini jadi role model karena memang, ini sekolah yang menerima siswa-siswa dari kalangan menengah ke bawah, gratis, diberikan makan sehari 3 kali, dan diberikan asrama," kata Qodari kepada awak media, Rabu (2/7/2025).
Qodari menuturkan ada tiga pilar utama yang diterapkan SMA Unggulan CT ARSA yakni pembelajaran, pelatihan, dan pengasuhan. Tiga hal itu yang nanti akan diterapkan di sekolah rakyat.
Dari dialog dengan pihak sekolah, Qodari juga mengatakan SMA Unggulan CT ARSA mampu mengantarkan anak-anak dari kalangan tidak mampu untuk dapat mengenyam pendidikan lebih tinggi dan berkualitas sejak 2018.
"Harapannya sekolah rakyat yang 100, 200, 300, dan seterusnya mampu merefleksikan sistem yang ada di sini, mampu memberikan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak tidak mampu di Indonesia. CT ARSA jadi inspirasi pembangunan di Indonesia, terima kasih untuk Pak Chairul Tanjung, dan yayasan CT ARSA atas inspirasi," ucapnya.
Selain mendapatkan materi tentang konsep SMA Unggulan CT ARSA, Qodari juga menyempatkan diri berkeliling sekolah. Mulai dari kelas pembelajaran, laboratorium, asrama, hingga taman.
Namun tentu ada tantangan yang berbeda dari sekolah rakyat, dengan SMA Unggulan CT ARSA. Sebab, CT ARSA memiliki kuota yang terbatas, sehingga mampu menyeleksi dengan ketat siswanya. Sementara sekolah rakyat siswanya akan lebih dinamis.
"Kalau kita bicara sekolah rakyat, itu berasal dari berbagai latar belakang, seperti akademis. Jadi tantangan sekolah rakyat akan lebih berat, hal itu harus diantisipasi," jelasnya.
Pemerintah sendiri mengebut 100 sekolah rakyat rintisan tahun ini. Ke depannya, pemerintah akan mempermanenkan sekolah rakyat, hingga setiap Kabupaten/kota memiliki satu sekolah rakyat.
"Mulai sekarang Kemensos mulai menyiapkan sekolah rakyat yang permanen, karena yang jalan tahun ini adalah yang sementara. Jadi akan dibangun sekolah rakyat yang permanen, mulai dari menetapkan lahan, pembangunan fisik," ucapnya.
Sementara itu, Kepala SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, Usdiyanto, bersyukur jika sekolah yang didirikan Chairul Tanjung dan Anita Tanjung itu jadi inspirasi sekolah rakyat.
"Sebenarnya ini model sekolah rakyat yang pertama. SMA Unggulan CT ARSA yang didirikan Bapak Chairul Tanjung dan Bu Anita itu mirip dengan input sekolah rakyat. Mereka dari anak-anak yang tidak mampu, mereka didik dengan pendidikan asrama," kata Usdiyanto.
Dalam pendidikan asrama ini, mereka juga mengubah pola pikir para siswa untuk berpikir masa depan yang lebih baik.
"Salah satu pola pikir keluarga kelas bawah itu mereka rendah tuntutan hidupnya, dan mindset dalam sehari-hari juga rendah. Disitu tugas sekolah untuk membangkitkan mereka. Ketika mereka sadar punya kemampuan dan bisa, baru kita ajari," pungkasnya.
(apl/dil)