Suasana malam 1 Suro di Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, tampak meriah. Ribuan warga tumplek blek di jalan perkampungan Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang mengikuti Kirab Obor.
Pantauan detikJateng, tampak ratusan masyarakat berjalan dari Masjid Roudhotul Muttaqin dan mengelilingi kampung hingga pukul 21.00 WIB. Beberapa tampak gembira membawa obornya masing-masing.
Salah satunya Yuni (36), warga setempat yang mengikuti Kirab Obor bersama keluarganya. Ia mengaku sengaja mengikuti kegiatan itu untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah tiga kalo ikut. Lihat ramai-ramai kayak gini, guyub, saya senang," kata Yuni kepada detikJateng di Kelurahan Bandarharjo, Kamis (26/6/2025).
Kirab dimulai dari kawasan RW 2, lalu menyusuri Jalan Taman Hasanuddin hingga ke jalan arteri dan kembali ke titik awal. Jaraknya sekitar dua kilometer.
Obor-obor yang menyala memanjang menjadi pemandangan istimewa, memancarkan semangat religius di tengah masyarakat.
"Saya ikut jalan sama suami dan anak. Anak saya mencar sama teman-temannya. Semoga tahun depan ada acara seperti ini lagi," lanjutnya.
Lurah Bandarharjo, Sayoko, mengatakan pawai ini sudah digelar empat kali dan direncanakan untuk menjadi kegiatan rutin berskala kelurahan.
"Kirab obor tahun ini jumlah obornya disesuaikan dengan tahun Hijriah yang sekarang. Jumlah obornya ada 1.447," kata Sayoko.
Selain kirab malam ini, acara puncak akan digelar besok pagi (27/6) dengan haul Mbah Purwadi mulai pukul 06.00 WIB di kompleks makam. Panitia juga mengundang para kiai dan dai untuk memberikan mauidhoh hasanah alias sambutan kepada masyarakat.
"Kita ingin kegiatan seperti ini makin besar. Semua RW bisa terlibat. Harapannya tahun depan bisa lebih meriah dan menjadi budaya tahunan," jelasnya.
Salah satu tokoh masyarakat sekaligus panitia, Sonhaji, menambahkan Kirab Obor juga merupakan bagian dari rangkaian haul tokoh lokal yang sangat dihormati, Raden Bagus Purwadi Kusuma Maulana, yang diyakini sebagai seorang aulia.
Tradisi haul itu disebut telah berlangsung lebih dari 15 tahun. Sedangkan pawai obor baru memasuki tahun keempat.
"Kalau pawai obor ini memang baru sekitar empat tahun. Tapi haul Mbah Purwadi sudah lebih dari 15 tahun rutin diadakan oleh warga RW 2. Ini tradisi kami untuk menyambut 1 Sura, sekaligus mempererat kebersamaan warga," ujar Sonhaji.
Ia menjelaskan, Kirab Obor menjadi simbol persatuan umat Islam, khususnya di wilayah Bandarharjo.
"Tujuan pawai ini ya mempersatukan umat Islam. Tidak hanya RW 2, kami membuka untuk seluruh warga se-Bandarharjo bahkan luar wilayah," tambahnya.
Ia menyampaikan, dulunya sempat terjadi perbedaan pandangan soal makam Mbah Purwadi, tapi kini warga telah mendapat informasi silsilah tokoh tersebut, yang kini diyakini sebagai wali.
Sonhaji juga menyebut, seluruh dana kegiatan berasal dari swadaya warga. Usai melaksanakan kirab, beberapa warga pun berziarah ke makam Mbah Purwadi.
"Ini murni gotong royong. Semangat kebersamaan yang kami jaga. Semoga berkah dan jadi amal ibadah," terangnya.
(apu/apu)